26. DICUMBU PAKSA JELITA

2.4K 28 0
                                    

Jam sebelas Bamantara sampai di rumah Jelita. Nampak satu pelayan berteriak mengatakan Jelita pingsan di kamar mandi. Sedang Jenny di kamarnya sendiri dalam keadaan tidak sadar. Infus terpasang di tangannya dan dibiarkan sendirian tak ada yang menjaga.

"Tuan, Anda sudah datang?! Nona Jelita jatuh di kamar mandi." Pelayan tersebut berteriak dengan wajah pucat.

"Bagaimana bisa?! Sudah panggil dokter?" Bamantara langsung menghampiri Jelita dan akan membawanya ke tempat tidur.

"Belum, Tuan. Ini mau Saya hubungi." Pelayan pemilik nama Narmi meninggalkan Bamantara sendiri dengan Jelita.

Jelita terbaring telanjang di lantai kamar mandi kemungkinan akan mandi sebelum pingsan tadi.

"Ada-ada saja!" kesal Bamantara. Mau tidak mau pria itu menggendong Jelita dan akan membaringkannya di ranjang.

Pelayan yang katanya tadi keluar akan memanggil dokter, sebenarnya merekam adegan mereka berdua saat Bamantara membawa badan telanjang Jelita dari kamar mandi.

"Tuan, baju Anda basah!" serunya saat baru saja Bamantara menaruh badan telanjang Jelita di ranjang. Sejenak ia hentikan merekam sebab nanti akan merekam lagi.

"Kau benar." Bamantara mengibaskan kemejanya yang basah dengan tangan. Basah lantaran menggendong badan Jelita yang basah.

"Sebaiknya ganti dulu dengan baju milik ayahnya Nona Jelita, Tuan Tara. Agar tidak masuk angin." Pelayan tersebut memberikan baju dan pura-pura menutup pintu.

Tidak mau sakit, Bamantara segera melepas pakaian atasnya dan tiba-tiba saja Jelita bangkit berdiri memeluk Bamantara.

"Tara, kau sudah datang," desahnya tepat di lubang telinga Bamantara.

"Kau pura-pura pingsan?! Murahan! Bagaimana bisa kau berubah genit begini, Jelita?! Menyesal Aku datang meninggalkan Nur sendirian di rumah!" Bamantara terkejut selanjutnya marah.

"Ayolah! Aku mencintaimu, Bamantara. Anak kecil itu belum bisa memuaskanmu. Biar, Aku. Aku berjanji tidak akan meminta pertanggungjawaban setelah ini. Akan tetapi ayolah! Bercinta denganku!" Jelita menarik badan setengah telanjang Bamantara ke ranjang hingga mau tidak mau Bamantara jatuh seolah menindih badan telanjang Jelita.

"Lepas, Jelita! Atau kalau tidak?! Kau akan menyesal!" Bamantara mengumpat geram.

"Kau tidak akan tega padaku, Bamantara. Sebab Aku bisa membuatmu enak." Jelita langsung melumat ganas bibir Bamantara.

Bamantara yang dicium paksa oleh Jelita, mengigit bibir Jelita agar gadis itu menghentikan aksinya.

"Ah! Sakit, Tara." Jelita melepaskan ciumannya tapi tidak dengan pelukannya. "Ayolah! Aku tidak tahan lagi, Tara." Jelita menekan kepala Bamantara ke dadanya hingga tenggelam lah wajah Bamantara di antara kedua belah dada Jelita.

"Umph!" Merasa sesak! Bamantara menggigit kuat-kuat dada Jelita.

"Aaaakkkhh! Sakit, Bamantara!" Jelita meringis kesakitan sebab dadanya berdarah.

"Berani macam-macam denganku! Kau akan mati!" Bamantara mencekik leher Jelita. Membuat gadis itu melotot tajam matanya karena saking sesaknya.

"Ah ... am-ampun, Tara. Ti-tidak akan lagi." Jelita kesakitan setengah mati. Bibirnya perih, dadanya perih, kini lehernya juga perih diremas Bamantara kuat-kuat. Nafasnya sesak seolah mau mati.

"Apa lagi yang kau inginkan dariku?! Menciummu? Rasakan ini! Kau yang membuat sakit mulut istriku, bukan?! Sekarang rasakan!" Bamantara meremas kuat-kuat mulut Jelita. Mengamuk sebab ditipu oleh Jelita.

"T-tidak. M-maafkan Aku, Tara. T-tidak akan lagi." Jelita lemas kehabisan tenaga disiksa Bamantara.

"Masih belum cukup, Jelita. Kau juga menendang badan istriku kemaren. Jadi sekarang Aku balas dengan menampar muka tidak tahu malu Kamu!" Bamantara menampar berkali-kali muka Jelita membuat bibir wanita itu berdarah-darah bagian dalamnya.

KESAYANGAN GURU BAMANTARA (22+)Where stories live. Discover now