23. DINASEHATI PAK DOKTER

1K 29 1
                                    

Nur menangis tanpa suara saat semua orang tidak ada di ruangan UKS. Baru kali ini dipermalukan oleh suaminya dan itu sangat sakit. Sampai-sampai ingin memukul Bamantara andai tidak ingat jika pria itu adalah gurunya. Sayang sebagai murid dirinya harus hormat apapun yang terjadi.

"Selamat siang, Nona cantik. Saya diutus Bamantara untuk mengobati Anda." Yanuar yang merupakan dokter pribadi Bamantara, hadir untuk mengobati Nur.

"Saya baik-baik saja, Dokter. Tidak perlu merepotkan Anda." Nur masih marah jika itu menyangkut tentang suaminya.

"Baik-baik saja kok menangis seperti ini. Itu menandakan Anda sedang sakit. Satu hal! Jangan bicara formal. Panggil Kak Yanuar saja. Mengerti?" Yanuar tersenyum ramah pada Nur.

"Baik, Kak." Nur mau tidak mau menurut sebab bukan salah Yanuar juga masalah ini terjadi.

"Lagipula ... kenapa kau sedih seperti ini? Apakah ada yang menyakitimu?" Yanuar ingin tahu sembari tangannya telaten mengobati Nur.

"Tadi ... " Nur menceritakan permasalahan di lapangan dari awal hingga akhir membuat Yanuar manggut-manggut mengerti. Tidak menyalahkan Bamantara juga sebab Nur sudah tidak jujur di awal. Diam saja saat Bamantara bertanya Sinta jatuh karena ulahnya atau bukan.

"Kau juga bersalah dalam hal ini, Nur. Andai kau bilang bahwa bukan kau yang mendorong Sinta. Suamimu itu pasti akan membelamu dan tidak akan membela orang lain. Sadarlah! Ini bukan dunia novel, Anak manis. Ini dunia nyata. Di dunia novel mungkin tokoh prianya tahu tanpa si tokoh wanita memberitahu. Bisa membaca pikiran, situasi dan tahu jika istrinya sedang ada dalam masalah. Namun ... sekali lagi ini bukan dunia novel. Coba renungkan!" Yanuar meminta Nur berpikir.

"Baiklah. Mungkin saya salah. Akan tetapi ... haruskah sampai dibentak seperti itu?" Nur tetap tidak mau disalahkan.

"Apa perlakuannya pada murid lain juga begitu? Atau hanya padamu saja?" Yanuar lagi-lagi meminta Nur berpikir.

"Saya rasa ... demikian juga pada murid lain, Kak." Nur menjawab lemah.

"Itu tandanya suamimu profesional. Bukan karena kau istrinya makanya disikapi lembut tatkala membuat masalah. Kau dibentak karena bersalah. Meski ... sebenarnya juga bisa dengan cara yang baik." Yanuar ganti mengobati siku Nur.

"Ah ... apakah Kak Yanuar baru saja dari ruangan Sinta?" tanya Nur sembari menahan perih di siku dan kakinya.

"Tidak. Untuk apa aku mengobatinya? Tanggung jawabku di sini hanya kau, Nur. Sinta diurus oleh petugas UKS. Suamimu di sana masih mengawasi Sinta tidak mau gadis itu terluka parah atau kau bisa dihukum jika terjadi apa-apa. Fatalnya dikeluarkan dari sekolah!" Yanuar tidak berbasa-basi pada Nur.

"Apa?! Dikeluarkan dari sekolah?! Aku tidak--"

"Kau tidak jujur jika bukan kau yang mendorong Sinta. Jadi suamimu pun juga tidak bisa membela jika kau terjadi apa-apa. Jadikan ini pelajaran. Jangan apa-apa diam saat kau tidak bersalah. Ok?!" Yanuar memangkas ucapan Nur tatkala seperti biasa gadis itu cerewet. Lega juga sebab lidahnya tidak sakit seperti kemaren.

"Iya, Kak Yanuar. Terima kasih," lirih Nur.

"Sudah selesai. Lain kali hati-hati, Nur. Kau sangat cantik hari ini. Andai Bamantara tidak menjadi suamimu! Aku pasti akan mengejar kamu. Hum ... lucu ... " Yanuar tersenyum lembut mengusap kepala Nur.

"Brengsek! Singkirkan tangan kotormu itu dari kepala istriku!" Bamantara yang tiba-tiba memasuki ruangan, benci melihat istrinya dipegang orang lain.

"Haisssh ... tangan kotor ini telah menyembuhkan luka istrimu, Tara. Justru kau yang bodoh karena selalu bisa membuat Nur menangis." Yanuar menjauhkan tangannya dari kepala Nur dan membenahi peralatan medisnya.

KESAYANGAN GURU BAMANTARA (22+)Where stories live. Discover now