27. Dana: Project Breathless

268 29 5
                                    

DANA
"Project Breathless"

○●○

Untuk beberapa detik Finn mengerucutkan wajah tidak yakin, lalu setelahnya ia mengerjapkan mata dengan cepat sebelum menarik ponsel dari sakunya.

"Hari ini hari ulang tahunku. Aku baru menyadarinya." Finn mendongak ke atas sebelum kembali menatapku dengan senyum lebar sebelum ia meringis karena luka di pipinya.

Aku bangkit dari pangkuannya, berlari kecil ke arah Lucy yang masih ada di dalam kamar sambil melihat televisi. Aku mengusap air mata agar gadis itu tidak kembali salah paham kepada Finn. Lucy menatapku bingung sampai aku berjongkok di sebelahnya.

"Let's celebrate." Aku menggandeng tangannya mengajaknya keluar. "Tapi aku butuh kau untuk memastikan tidak melihat rotinya, oke?"

Lucy mengangguk cepat. Dengan cepat gadis itu berlari keluar sebelum meneriakkan nama Finn dengan suara nyaringnya. Aku berjalan ke kamar, mengambil surat dari pemerintah yang sudah dititipkan kepadaku sejak seminggu yang lalu dan memasukkannya ke dalam saku celana.

Aku turun ke dapur dengan hati-hati, mengambil kue tart yang aku dan Lucy buat tadi malam bersama. Kuenya sedikit dingin, tapi aku tidak peduli. Kue cokelat ini merupakan proyek kue pertama tahun ini. Aku tidak terlalu paham bagaimana cara memanggang, tapi untung saja aku dapat melihat resep-resepnya di internet. Meskipun begitu, aku yakin aku merusak beberapa peralatan di dapurku karena kesalahan petunjuk.

Kue tart cokelat ini sepenuhnya didekorasi Lucy dengan warna-warna tidak berkomplimentari. Aku hanya perlu mengambil beberapa lilin dari dalam laci sebelum menyalakannya.

Meskipun dengan apa yang terjadi tadi, aku tidak ingin membiarkan mood-ku berubah karena orang tua tersebut. Aku ingin hari ini Finn menyadari bahwa aku ....

Lilinnya sudah menyala. Aku mengangkat kuenya ke ruang tamu dan mengisyaratkan Lucy untuk menutup mata Finn. Pria itu sempat mengelak, tapi Lucy tertawa dan terus menahan tangannya di depan wajah Finn sampai aku meletakkan kuenya di atas meja.

Dengan hitungan aba-aba dariku, Lucy membuka mata Finn sebelum menyanyikan lagu ulang tahun untuk pria tersebut. Aku melihat Finn yang menganga sebelum mata birunya berpancar dengan cahaya lilin di atas kuenya.

Aku ikut menggumam menyanyikan lagu ulang tahun untuk pria tersebut sampai selesai. Dengan cekatan Finn menggendong Lucy dan mengajak gadis tersebut untuk meniup lilinnya bersama-sama. Lucy terkikih, gadis tersebut dengan antusias langsung meniup lilinnya bersama dengan Finn sebelum aku dan Lucy bertepuk tangan untuknya.

"Potong kue! Potong kue!" Lucy melompat-lompat di paha Finn. Aku berjalan ke dapur dan kembali dengan beberapa piring dan pisau kue untuk kita.

Aku membiarkan Finn memotong kuenya. Dengan senyum lebar pria itu kembali meminta Lucy untuk membantu memotong kuenya sebelum ia menyerahkan potongan pertama kue nya untuk gadis tersebut. Lucy langsung melonjak turun. Ia mengecup pipi Finn kilat lalu melahap kuenya sambil berputar-putar cepat.

"Mama dan aku membuat kuenya tadi malam." Lucy menginformasikan saat Finn memotong kembali kuenya dan memberikan potongan kedua untukku. Aku tersenyum berterima kasih, mengambil kuenya dari tangan Finn dan memakan kuenya yang masih sangat dingin karena kulkas.

Finn memotong sedikit kuenya lalu memakannya di hadapan Lucy. "Ini menakjubkan, terima kasih, Lu."

Lucy kembali melompat ke paha Finn dan kembali melahap kuenya. "Sama-sama—berapa umurmu, Finn?"

Finn mengerucutkan bibir sebentar lalu menjawab, "Hmm ... umurku 33 sekarang."

Lucy menatap Finn seperti melihat hantu. "Kau sudah sangat tua!" tawanya.

Reverie's Project [END]Where stories live. Discover now