14. Finn: Project Confrontation

216 37 1
                                    

FINN
"Project Confrontation"

○●○

Aku membuka pintu mobil di dalam garasi disusul dengan Dana yang mengambil laptopnya dari kursi bagian belakang. Wanita tersebut diam di tengah perjalanan, entah karena aku mungkin tidak sengaja menceritakan sesuatu yang tidak menyenangkan kepadanya, atau mungkin ia sedang berada di siklus bulanannya. Keduanya sama-sama mengerikan.

"Dana? Kau baik-baik saja?" tanyaku sambil membuka pintu utama. Bau kayu vernis yang sudah familiar kembali menusuk hidung. Bulan lalu Rick mengecat ulang kolom atap setelah menyadari bahwa catnya sudah mulai mengelupas. Sampai sekarang baunya masih memenuhi hidung, mungkin aku harus sering-sering membuka jendela rumah agar baunya cepat menghilang.

Aku menoel pundak Dana, membuat wanita itu memekik kecil sebelum menganggukkan kepala tanpa menatapku. "Ya, tentu. Aku sedikit lelah. Besok kita harus menyiapkan persentasinya bersama, 'kan?" 

Di depan pintu, Lucy berlari ke arah Dana sambil mengenakan topi rajutan ibu. Gadis itu memeluk Dana erat sebelum menunjukkan giginya yang tidak rata. Ia nampak lebih baik, tidak seperti beberapa hari lainnya. 

"Nenek membuatkanku topi." Gadis itu memegangi kepalanya sebelum Dana berjongkok di depannya. 

"Kau terlihat cantik, sudah mengucapkan terima kasih?" ujar Dana sambil menggeret Lucy dari depan pintu agar aku dapat masuk.

"Sudah." Gadis itu menjawab sebelum menarik tangan Dana ke ruang makan. 

Aku meletakkan tas laptopku di sofa sebelum berjalan ke dapur untuk memberikan ibu makan malamnya. Wanita itu lebih sering menghabiskan waktu di lantai bawah sejak Lucy datang kemari, membuatku dan Morgan lega karena ia tidak lagi mengurung diri di kamar seharian penuh.

"Hai, kalian sudah pulang." Ibu menggenggam tangan Dana erat sebelum ia menatapku dengan tatapan tidak setuju. Di tanganku sudah ada makan makan yang aku belikan hanya untuk ibu. "Kenapa kau membelikanku makanan lagi, aku bilang kita semua bisa makan sama-sama malam ini."

"Tidak usah repot-repot, Kate. Aku dan Lucy akan pulang segera. Aku masih harus menyiapkan persentasi untuk besok." Dana mengambil tas ransel Lucy yang berada di ruang tamu sebelum memasangnya ke punggung bocah tersebut.

Ibu menggulung lidah sampai mengeluarkan bunyi. Wanita itu mendengkus pelan sebelum ia menatap Dana dengan alis terikat. "Kau tahu kau bisa menghabiskan banyak waktu di sini, 'kan? Aku senang ada orang lain di dalam rumah ini."

Aku mengangguk setuju, tapi tidak berkomentar lebih lanjut saat melihat Dana menatapku dengan mata tajam. "Bu, makanlah. Aku dan Morgan bisa masak bersama nanti," suruhku sambil menyodorkan mangkuk makannya kepada ibu.

"Ajak Dana dan Lucy. Aku masih menyuruh Rick untuk mengambil pesanan benang-benang baruku di pusat kota." Ibu yang tadinya berdiri sambil mengelus pinggangnya kini kembali duduk ke kursi dapur. 

"Tidak apa, aku sudah berterima kasih banyak karena sudah menjaga Lucy untukku." Dana tersenyum canggung. Telapak tangannya menempel ke kening bocah tersebut selama beberapa detik sampai Lucy berontak dari pelukannya. "Dan Lucy juga sudah lumayan baikkan. Terima kasih sudah menjaga anakku, Morgan," ucap Dana bersungguh-sungguh kepada Morgan yang kembali menyiapkan boks medisnya. Wanita tersebut hanya tersenyum kecil ke arah Dana sebelum ia sibuk mengeluarkan jarum-jarum kecil yang membuatku ingin muntah.

"Ayolah, Dana ... tidak apa." Ibu mulai menyendoki makan malamnya dengan lahap.

Dana menggelengkan kepala. "Tidak apa, besok kami akan ke sini lagi, jadi sekarang harus pulang." Wanita itu tetap bersikukuh sambil memasang jaket Lucy ke tubuh gadis mungil itu.

Reverie's Project [END]Where stories live. Discover now