27

5.7K 560 75
                                    

Note : Fanfiction ini di tulis berdasarkan cerita fiksi, tidak ada kaitannya dengan idol real life!





"NOOOOOOOOO!!! KAKKKK PLEASE!!!"







Cklek!




"Win!! Lo kenapa?!" suara Giselle masuk dengan panik membuat Winter menoleh dan menatap sekitar.


Winter usap kasar wajahnya lalu beranjak bangkit dan bergegas melihat jam...


22:05 malam...

22:05 malam...





"Karina mana? Kak Karin?" tanya Winter cepat beranjak.




"Belum pulang. Ada apa? muka lo kok panik banget? Winter?" tanya Giselle namun tidak di hiraukan.


Winter dengan segera mengambil jaket dan kunci motornya bergegas menuju hotel yang ada dalam mimpinya...



Winter tancap motornya cepat tidak peduli klakson dari para mengendara mobil yang marah dengan aksi kebut kebutan Winter.



Winter terus menancap motornya cepat hingga ia sampai dan langsung melempar kasar motornya tidak peduli bahkan ia tidak menurunkan standar karena saking paniknya.



Klakson mobil di belakang terdengar kala Winter melemparkan kesamping motornya membuat keributan.

Beruntung tidak lama, mobil Giselle juga tiba dan langsung mengurus kekacauan Winter.




Melihat Winter yang panik Giselle langsung menyusul, walaupun tidak tau tujuan Winter namun dilihat dari arah jalan, Giselle seperti ter-connect dengan hotel ini.



Winter langsung berlari, tidak bertanya lagi pada receptionist soal kamar. Kamar nomor 205, Winter langsung mengetuk kamar itu dan tidak ada jawaban.



Winter terus mengetuk dan berharap mimpinya tidak benar benar terjadi. Dering ponselnya berbunyi dan Winter langsung mengangkat panggilan dari nomor yang tidak ia kenal.



"Halo!! dimana?! dimana Karinaaaaa!!!" teriak Winter.



"Tenang dong lesbi!! Karina aman, lo lagi di depan kamar 205 kan?"




Winter menoleh sekitar mencari seseorang namun tidak ada, Winter emosi benar benar emosi di kepalanya.


"LOOO DIMANA?!!!!" bentak Winter dan dengan segera seorang staff receptionist datang dengan kartu hotel.




"Selamat malam nona, ini kartu hotel. Titipan dari atas nama nyonya Im Yoonah" ucap sang receptionist.




"Yoonah?"






Winter matikan sepihak telepon itu dan langsung bergegas mengambil kartu dan mengakses.




Winter langsung bergegas masuk pelan melihat kamar gelap dan kosong. Winter berjaga jaga waspada hingga ia tempelkan kartu di power..



Mata Winter membulat dan langsung berjalan menghampiri seorang gadis yang tertidur di ranjang dengan wajah memerah.


Satu tub obat perangsang, suntikan obat tidur dan pakaian Karina berceceran dimana mana. Winter jatuh kebawah merosot saat melihat itu semua.

Gadis itu merangkak bergerak menunguti pakaian Karina dan bergerak naik keatas ranjang.



Winter sibak selimut yang menutupi tubuh gadis itu dan tangisnya semakin pecah, Winter peluk kepala Karina yang tidur dengan tenang tidak terganggu akibat dosis besar obat tidur dan perangsang.




I'm Sorry that I Love YouDove le storie prendono vita. Scoprilo ora