39. Khawatir dan Fakta

96 9 0
                                    


Seorang gadis terbaring lemah dalam keadaan kritis di ruang VVIP, akibat kehilangan banyak darah dan luka yang cukup dalam di bagian perutnya. Hingga membuatnya harus mendapat beberapa jahitan.

Sedari tadi ada seseorang yang menemaninya, kekhawatiran yang teramat sangat juga ia rasakan. Seseorang yang sudah rela berkorban melindungin Bundanya kini terbaring lemah di sana. Dia gadis yang sudah ia sakiti hatinya berulang kali dengan kalimat-kalimat menyayat yang ia lontarkan.

"Maafin gue.... Maaf." Ucap Kendra lirih dengan rasa sesal yang teramat.

"Milik gue gak selemah ini."

"Emang gak capek tidur terus, hmm?"

Kendra mengetahui semuanya, semua kejadian di sekolah tadi hingga membuat Tissa terluka.

Flassback On

Di tempat lain, Kendra yang hendak beranjak dari posisinya terhenti ketika sesuatu mencuri perhatiannya. Bercak tetesan darah di dekat sepatunya. Ia berjongkok memastikan, dan ketika ia menyadari jika darah tersebut masih basah yang artinya masih baru saja menetes.

Dengan segera Kendra menelpon Papanya "Hallo pa? Bunda gimana? Gak kenapa-kenapa?" Tanyanya panik.

"Bunda baik-baik aja. Kenapa?"

"Pastiin yang bener pa!" Paksa Kendra.

"Bener ken, masih utuh ini bundamu bahkan dari tadi juga lancar banget ngomelin papa." Setelahnya Knedra langsung mematkan sambungan teleponnya. Otaknya berpikir keras, dan hanya ada satu lagi yang harus ia pastikan. Tissa.

Kendra berjalan menuju bekas letak Kendraan Tissa terparkir tadi. Ditemukan juga beberapa tetes darah.

'Shtt' Batin Kendra

"Arrg bangs*t!" Ucapnya kesal kenapa bisa dia tidak peka jika Tissa sedang terluka. Dia malah menyakiti Tissa dengan perkataannya.

"Bodoh" Maki Kendra pada dirinya sendiri. "Lo gagal jagain dia!" Lanjutnya.

Dengan segera Kendra menuju mobilnya dan mengejar Tissa, Mobilnya melaju dengan kencang ddan beberapa kali ia memukul-mukulkan tangannya pada kemudi. Ia kini sangat mengkhawatirkan gadis itu. "Maafin gue." Lirih Kendra yang tentunya hanya dirinya sendiri yang mendengarnya.

Kendra mengotak-atik lagi ponselnya dan hendak menghubungi seseorang "Pak saya minta rekaman CCTV Sekolah lagi hari ini, terutama di area parkir. Segera kirimkan ke saya!"

Sampailah ia menemukan Tissa yang sudah tergeletak di tepi jalan yang sepi, Untung saja Kendra ingat jika Tissa selalu melalui jalan ini. Dengan langkah tergesa Kendra menghampiri Tissa dan membopongnya menuju mobil.

Kendra meletakkan Tissa di tempat duduk belakang dengan baju Tissa yang kini sudah terpenuhi oleh banyak darah. Kendra segera membawanya ke Rumah sakit.

Sesampainya di rumah sakit Tissa segera ditangani dengan penanganan terbaik atas perintah Kendra, Ini termasuk Rumah sakit besar yang dimiliki oleh Keluarga Danuarta.

Sedari tadi Kendra sibuk mondar-mandir di ruang operasi tempat Tissa ditangani. Sampai notofikasi ponselnya berbunyi, yang mana ia sudah memeproleh rekaman CCTV yang ia minta dari orang kepercayaannya.

Kendra duduk dan melihat dengan serius seluruh CCTV tersebut, bahkan ketika Tissa berusaha melindungi Bundanya tanpa memeprdulikan keselamatannya sendiri juga Kendra lihat dengan jelas.

Ia marah pada dirinya sendiri yang sudah terlalu jahat dan lepas kendali pada Tissa. Ia harus segera mencari pelaku tersebut.

"ARRGGHHH kenapa bisa jadi gini sih Bangs*at!"

NatissaWhere stories live. Discover now