18. Label

68 7 0
                                    

Di markas kini telah ramai dengan Kendra, Alex, Dion, Ale dan Ciko yang tengah duduk di sofa yang sangat besar sambil bercanda tawa, tak lupa dengan beberapa makanan yang sejak tadi tak henti-hentinya di santap oleh Ale dan Ciko.

"Yah kok Lo ambil sih!?" Sungut Ciko ketika dengan santainya Ale mencomot risoles yang tengah dipegang olehnya.

"Minta, pelit amat jadi orang." Jawab Ale.

"Minta tuh ngomong dulu, bukan langsung comot-comot aja lu. Dasar gak punya santun sopan lu."

"Kebalik. Sopan santun yang bener." Ucap Ale.

"Suka-suka gue lah, mulut juga mulut gue. Mau gue ngomong kebalik sambil jungkir balik bahkan kayang sekalipun itu hak gue."

"Buset lu lagi dapet apa gimana? Emosi banget ke gue, emang gue salah apa ya kack?" Tanya Ale yang seakan-akan lupa dengan kejadian beberapa detik yang lalu.

"Lu ngambil risoles gue, amnesia lu?"

"Berbagi itu indah."

"Lu bener-bener bikin gueee esmosay."

Saking geramnya kini Ciko mempiting (mengapit) leher Ale dengan tangannya. Sedangkan Kendra, Alex dan Dion hanya tertawa melihat pertengkaran antara Ciko dan Ale. Itu hal biasa yang sering terjadi di antara keduanya dan sekaligus menjadi hiburan gratis bagi mereka.

"Ukhuk ukhuukk."

"Lepasin! gue susah napas woy."

"Minta maaf gak lu!?" Ucap Ciko.

"IYA IYAAA, lepas dulu ko."

Akhirnya Ciko melepas pitingannya. Kini Ale sedang memijat lehernya sambil terbatuk-batuk ringan.

"Maaf gue udah ambil risoles lu. Lagian cuma risoles doang." Ucap Ale.

"Masalahnya tu risoles tinggal satu doang dan gue belum nyicipin sama sekali. Mana lu ngambil dengan santainya seperti makhluk yang tak berdosa." Jawab Ciko.

"Lah dari tadi kan mulut lu kagak berhenti-berenti ngegiling makanan bareng gue?"

"Gue makan yang lain, risolesnya belum gue makan!" Ngegas Ciko.

"Udah-udah beli lagi sana, nih." Ucap Kendra sambil melemparkan uang seratus ribuan di atas meja.

"Tuh buruan Sono berangkat, lo beli sekalian sama wajannya." Saut Dion.

Ciko dan Ale tersenyum lebar sambil menunjukkan deretan gigi-giginya dan tak lupa mengambil uang pemberian Kendra. Setelah itu mereka langsung beranjak membeli risoles.

Beberapa lama kemudian Ciko dan Ale datang membawa 2 kantung keresek yang penuh dengan Risoles.

"Spadaaaaaaaaa Risoles datang." Teriak Ciko di ambang pintu.

"Eh ehh nonton balapan kuyy." Ajak Ale yang baru saja mendudukkan dirinya di sofa.

"Gue liat barusan pas lagi beli risoles, rame banget kelihatannya seru dehh."

"Ya kan Ko?"

"Hmmm Rwamhee bwahangett." Jawab Ciko dengan mulut yang masih penuh dengan Risoles.

"Boleh juga tuh. Lagian kita meskipun deket sama sirkuit balap, jarang liat balapan motor ya gak sih?" Ucap Dion.

"Bener tuhh"

"Jadi gimana? gas ajalah yuk!" Ucap Ale sambil berdiri menarik Ciko yang sibuk dengan risolesnya.

Dan akhirnya mereka pun kini tiba di tempat yang dipenuhi oleh banyak orang dan didominasi pula dengan suara deruman motor.

Mereka duduk tak jauh dari lintasan balap. Beberapa orang menatap ke arah gerombolan Kendra dan kawan-kawannya. Visual mereka benar-benar mengalihkan perhatian banyak orang di tempat balap ini. Bahkan cewek-cewek di sana juga sampai terpesona hingga berteriak memekik melihat ketampanan mereka.

NatissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang