26. Wattpad atau Gue?

55 5 0
                                    


Bunyi bel istirahat menggema diseluruh penjuru lingkungan sekolah, diiringin dengan suara heboh siswa-siswi di SMA Mentaris karena bunyi bel istirahat adalah favorit mereka termasuk bunyi bel pulang sekolah.

Setelah bel berbunyi, Tissa segera keluar kelas tepatnya setelah guru pergi meninggalkan kelasnya. Tissa melangkahkan kakinya menuju kelas pujaan hatinya yakni siapa lagi jika bukan Kendra. Ternyata kelas Kendra masih belum selesai pelajaran, sepertinya akan menyusul istirahat sedikit lebih terlambat. Melihat kelas Kendra yang masih anteng dengan guru di depan yang masih menjelaskan materinya, Tissa memilih menunggu Kendra di dekat jendela.

Tissa mengintip Kendra dari jendela tersebut, melihat Kendra yang tengah fokus memperhatikan membuat Tissa tersenyum melihatnya. Kendra sangat tampan, pintar dan masih banyak lagi kelebihan yang dimiliki oleh laki-laki tersebut sehingga membuat Tissa merasa bersyukur bisa bertemu dengan Kendra. Tissa sangat menyukai Kendra tapi bukan hanya karena kelebihan yang Kendra miliki, tetapi ketenangan yang Tissa rasakan ketika ia berada di dekat Kendra. Ketenangan yang membuatnya nyaman dan Tissa ingin selalu merasakan hal itu.

“Susah banget sih dapetin lo ken.”

“Tapi tenang aja, gue belum nyerah kok. Gue yakin lo takdir gue.”

“Ya Allah mau Kendra, ya meskipun hamba modelan gini sih. Tapi tolong di ACC aja ya Allah ini maksa pokoknya.” Gumam Tissa sambil diakhiri dengan senyum-senyum sendiri yang bisa membuat orang aneh melihatnya.

Tissa menunggu hingga kini kelas kendra menunjukkan tanda-tanda akan mengakhiri waktu pelajaran.”Ngapain kamu disini?” ucap guru laki-laki yang baru saja selesai mengajar di kelas Kendra.

“Mau ketemu sama calon suami saya pak.” Jawab Tissa.

“Emang ada yang mau sama kamu?”

“Adalah pak banyak malahan, denger-denger sih hampir satu sekolah suka sama saya. Bapak gak percaya?”

“Percaya, tapi saya heran”

“Heran kenapa?”

“Akhlak minusnya banyak, suka buat onar dan masih banyak lagi. Bisa-bisanya banyak fansnya. Kamu pelet mereka?”

“Wah bapak kalau ngomong suka bener. Iya saya pelet mereka dengan cara buat onar dan akhlak minus yang saya miliki. Bukankah itu kelebihan saya?”

“Terserah. Saya pusing setiap lihat kamu. Awas jangan gangguin murid saya di kelas ini.”

“Oh tidak bisa. Saya harus gangguin salah satu murid bapak di kelas ini, dia kan calon suami saya.” Hal itu membuat Guru yang menjadi wali kelas di kelas Kendra tersebut geleng-geleng heran dengan Tissa. “Permisi pak.” Ucap Tissa yang kemudian masuk ke dalam kelas Kendra.

“Wih neng Tissa datang.” Ucap Ale yang tak dihiraukan oleh Tissa. Ia menarik Ale dari tempat duduknya yang kemudian tanpa dosanya Tissa duduk di tempat Ale dengan menghadap ke Kendra, walaupun kini Ale sudah mengumpati Tissa dalam hatinya. Hal itu hanya direspon dengan ekspresi datar dari Kendra “Pulang sekolah kita latihan dulu buat persiapan pertandingan.” Anggukan kecil dari Kendra sebagai tanda ia menyetujui ajakan Tissa.

“Ngapain masih disini?” Tanya Kendra.

“Mau deketin lo lah.”

“Gue sibuk, jangan ganggu gue.”

“Gue gak bakalan ganggu, gue cuma bakalan diem aja liatin lo.”

“Yaelah sa mending lo ikut kita-kita nih ke kantin, jangan gangguin Kendra dulu dia lagi mau persiapan buat olimpiade bentar lagi.” Ucap Ciko.

“Gak ah gue disini aja, biar ketularan pinternya Kendra. Daripada gue ikut lo ntar malah jadi apa otak gue.” Ucap Tissa.

“Astagaa mulut lo kalau ngomong murah bener cabenya sa.”

NatissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang