33. Jebakan

44 8 0
                                    

Ruang serba putih dengan aroma obat-obatan ang lebih dominan tentu sangat mencerminkan Ruang UKS. Tissa datang dengan keringat yang menetes di pelipisnya, menandakan bahwa barusaja Tissa berlari untuk menuju UKS. Tangan Tissa dingin melihat tatapan Kendra yang menyiratkan kekecewaan pada Tissa.

Tissa yang hendak menjelaskan sesuatu namun ia tahan karena sadar kalau sekarang Resti sedang ditangani oleh petugas UKS. Hingga tak lama teman-teman Tissa dan Kendra juga datang, bersamaan dengan Resti yang sudah diobati.

Tissa mendekati Kendra dan Resti yang tengah berbaring, “K-ken.”

Namun seakan Kendra tuli dengan panggilan Tissa. Namun ia tak menyerah “Gue mau jelasi-“ Namun Resti memotongnya.

“Aku haus Ken, boleh minta tolong ambilin air putih?” Sambil menunjuk kea rah meja yang tak jauh dari tempatnnya, Kendra pun mengambil air tersebut buat Tissa.

Setelahnya Tissa berusahan melanjutkan kalimatnya yang sempat terpotong “Ken bukan gue? Gue gak ngedorong dia. Gue cuma-“

“Gue rasa lo perlu minta maaf.” Potong Kendra.

“T-tapi dia-“ Belum sempat Tissa menyelesaikan kalimatnya sudah dipotong lagi oleh Kendra “Otak lo bisa mikir gak sih?Punya tata krama gak sih lo? Kalau ngelakuin kesalahan itu harus minta maaf!”

“Apa?! Lo masih mau ngebela diri? Jangan lo pikir gue gak tau ketika lo berdebat sama Resti di ruang kosong dekat Lab, lo sempat ngancam dia kan? Emang dia salah apa sampai lo ngancam dia? Dan sekarang lo buktiin ancaman lo dengan ngedorong dia kan?” Lanjut Kendra dengan nada tak santai.

Sedangan Tissa tak percaya dengan semua yang Kendra tuduhkan padanya, kenpa laki-laki yang ia suka dan kagumi ini malah berlaku demikian, Tissa berpikir jika Kendra akan mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu bukan malah menyimpulkan seperti ini.

“Masih mau ngelak?!” Tegas Kendra. “Gue harap lo mau minta maaf sekarang!” Lanjutnya

“Enggak! Gue gak mau!” Karena disini gue gak salah!” Bela Tissa.

“Disana Cuma ada lo, dia dan gue! Masih mau ngelak?” Ucap Kendra dengan semakin mendekat ke arah Tissa. “Dia mau nyelakain lo! Tapi gagal karena kepergok sama gue, dan dia milih jatuhin diri dia sendiri dari tangga. Gue gak tau pasti tujuan dia jatuhin dirinya sendiri, mungkin supaya bisa dapetin perhatian lo dan ngefitnah gue!”

“GUE BILANG MINTA MAAF BANGS*T!” Bentak Kendra tepat di depan Tissa. Hingga membuat Tissa meneteskan satu butiran air mata.

“Bisa ngomonginnya baik-baik kan? Gak perlu lo bentak Dia!” Tegas Ale yang kini ia  berada diantara Kendra dan Tissa untuk melerai keduanya. Entah apa yang merasuki jiwa Ale hingga kini ia bisa seserius ini, ia merasa kalau ia harus melindungi Tissa.

“Gue udah berusaha ngomong secara baik-baik ya! Tapi dianya aja yang tetep ngotot gak mau minta maaf! Salah gue dimana!?” Bentak Kendra pada Ale “Sekarang lo minggir! Tuh cewek perlu diajarin ngomong maaf! Minggir lo!” Lanjut Kendra.

“Dia gak mau minta maaf karena dia yakin kalau dia gak salah! Dan gue percaya itu!” Tegas Ale yang membuat Kendra tersenyum miring meremehkan.

“Otak lo udah dicuci sama dia! Atau mungkin lo udah dibayar buat staycation sama dia?” Ucap Kendra yang membuat hati Tissa merasa sesak dan sakit.

NatissaWhere stories live. Discover now