29. Menjelang Ujian

43 6 0
                                    


Waktu berjalan begitu cepat bagi anak sekolah, seperti sekarang SMA Mentaris tinggal beberapa hari lagi akan melaksanakan ujian. Padahal seperti baru kemarin mereka melaksanakan ujian kenaikan kelas, dan sekarang pun demikian.

Setelah beberapa saat lalu guru mengumumkan bahwasanya ujian akan dilaksanakan minggu depan, dan kini siswa-siswi diberi kesempatan untuk belajar bersama teman-teman mereka.

Diberi kesempatan untuk belajar bersama di kelas, akan menjadi beda pengertian bagi para siswa-siswi ini karena mereka akan mengartikan sebagai jam kosong. Hanya anak ambis yang akan belajar dan sisanya akan beralih dengan kesibukan masing-masing yang pasti bukan belajar.

"Perasaan baru kemarin gue naik kelas." Ucap Dina pada ketiga temannya yang lain. Mereka tengah merenungkan ujian minggu depan, siap atau tidak mereka tetap akan menjalaninya.

"Gue juga mikir gitu." Jawab Nindi.

"Huaaaa gue belum siap! Setahun belakangan ini gue ngapain aja sih? Materi pelajaran cuma masuk beberapa doang. Ini juga materi apa sih, kok asing?!" Keluh Dina yang terus-terusan membuka lembar per lembar buku di mejanya.

Nindi menghembuskan nafas panjang melihat temannya yang amnesia dengan materi yang padahal baru dua hari lalu dipelajari.

"Heh Tiwi! Lo udah persiapan belum buat ujian minggu depan?" tanya Dina pada Tiwi yang sedari tadi hanya diam melamun sambil meletakkan kepalanya di atas meja.

Mendengar Dina berbicara padanya membuat Tiwi tersenyum dengan menunjukan deretan giginya yang rapi "Hehe belum. Kan baru tadi diumumin, biasanya juga sks kalau belajar."

"sks apaan?!" tanya Dina.

"Sistem Kebut Semalam" jawab Nindi yang direspon Dina dengan dengan anggukan paham.

"Kok lo gak nanyain gue?" ucap Tissa pada Dina.

"Gue udah tau jawaban lo, jadi gue gak tanya."

"Emang apa jawaban gue?"

"Sama aja pasti belum siap kan lo belum belajar, setahun belakangan ini aja lo sibuk ngejar-ngejar Kendra. Gak sibuk ngejar kendra aja lo gak sempet belajar apalagi ini udah sibuk ngejar Kendra." Ucap Dina pedas.

"Mulut lo udah kek ladang cabe ya?" Ucap Tissa yang tak tersinggung sama-sekali dengan Dina. "Heeh asal lo tau, gue lebih siap dari diri gue yang sebelum-belumnya asal lo tau."

"Ah masa?" Ucap Dina meledek.

"Lo mau gue lempar dari atas gedung? Ngeselin banget muka lo?!"

"Tissa pasti udah siap banget, orang Tiwi sering lihat Tissa belajar bareng sama Kendra." Saut Tiwi mendukung Tissa.

"Uhhh bocil kesayangan gueee." Ucap Tissa sambil menguyel-uyel gemas pipi Tiwi.

"Jadi lo beneran serius belajar pas sama Kendra? Lo fokus belajar pas bareng Kendra?"

"Ya iyalah, lo pikir gue ngapain belajar kalau gak gue fokusin sekalian. Rugi waktulah."

"Ya gue pikir lo cuma mau modus aja sama Kendra."

"Ya modus-modus dikit sih buat hiburan pas pusing belajar, ya kali modelan Kendra gue anggurin."

"Wah ajaib emang orang bucin, guru sendiri gak didengerin pas ngajar di kelas. Lah giliran sama doi didengerin."

"Ya gimana? Gue ngerasa diajarin Kendra lebih mudah nangkepnya."

"Gak nyangka gue, Kendra bawa dampak positif buat lo." Ucap Dina.

"Iya. Dan gue bawa dampak negatif buat dia." Ucap Tissa sambil menampilkan senyum tipisnya.

"Tanpa lo kasih tau gue juga udah tau itu mah." Ucap Dina yang sangat yakin akan hal itu. "Tapi ngomong-ngomong hal negative apa yang udah lo dampakin ke Kendra? Gue kepo nih!"

NatissaWhere stories live. Discover now