21. Morning Kendra

61 6 0
                                    

Sinar matahari pagi masuk melalui jendela kamar yang saat ini mengganggu seseorang yang tengah tertidur pulas. Dia adalah Tissa, ia mulai membuka matanya secara perlahan sambil menyesuaikan cahaya yang sangat menyilaukan masuk ke dalam matanya.

Tissa terbangun sambil memegangi kepalanya yang sedikit terasa pusing, ia mulai menatap sekelilingnya dengan bingung. Ada dimana dia sekarang? Ini bukan kamarnya, apa ia sedang diculik? Dan sekarang ia menatap pakaian yang tengah ia kenakan, ini pakaian siapa? Siapa yang berani-beraninya mengganti pakaiannya?

Tak lama ketika Tissa yang sibuk dengan pikirannya, kini pintu kamar terbuka yang menampakkan seseorang laki-laki dengan telanjang dada dan hanya mengenakan celana selutut itu menampakkan wajah kaget sama seperti Tissa. Namun laki-laki itu segera menormalkan ekspresinya, siapa lagi jika bukan Kendra.

Kendra berdehem kemudian membuka suara “Ternyata lo udah bangun, gue kira gak bakal bangun.” Ucap Kendra dengan entengnya.

Berbeda dengan ekpresi Kendra yang terlihat tenang, kini ekpresi Tissa seperti menunjukkan emosi dan kekecewaan yang sangat besar hal itu membuat Kendra mengernyitkan dahinya.

“Kenapa?” tanya kendra sambil berjalan menuju lemarinya utuk mengambil bajunya.

Tissa beranjak menghampiri Kendra lalu ketika Kendra akan membalikkan badanya tiba-tiba.

PLAKK

Satu tamparan mendarat dengan mulus di pipi Kendra. Serangan tiba-tiba dari Tissa membuatnya kaget dan merasa tidak terima. Ia salah apa sampai gadis di depannya ini menamparnya di pagi hari?

"LO..." Belum sempat Kendra mengeluarkan protesnya namun sudah diserobot oleh Tissa.

“APA?! LO MAU MARAH?!” Teriak Tissa menggebu-gebu.

“IYA! GUE GAK TERIMA YA, LO TIBA-TIBA NAMPAR GUE!”

PLAKKK

Tamparan kedua kini sudah mendarat lagi di pipi Kendra.

“LO APAAN SIH? GUE SALAH APA?!”

“HEH JANGAN MENTANG-MENTANG GUE SUKA SAMA LO TERUS LO JADI BISA SEENAKNYA SAMA GUE!”

“GUE GAK NYANGKA LO BISA SE BANGSAT INI KEN, LO UDAH APA-APAIN GUE DI SAAT GUE LAGI GAK SADARIN DIRI!”

“Gue pikir, semalem lo bakal selametin gue ketika kesadaran gue udah mulai hampir habis. Tapi ternyata lo malah bawa gue ke tempat gak jelas ini dan dengan seenaknya lo ngapa-ngapain gue!” Tissa marah hingga pelupuk matanya dipenuhi dengan air mata yang sebentar lagi akan jatuh melalui pipinya.

“Apa-apain lo gimana?!” tanya Kendra tak paham denga napa yang dikatakan oleh Tissa.

“Bangsat ya lo! Gak usah sok bodoh, ngaku aja! Lo udah ambil hak suami gue Ken, meskipun gue berharap lo itu yang bakal jadi suami gue tapi gue gak nyangka kalau lo bakal ambil hak lo duluan sebelum lo halalin gue!” Kini air mata Tissa sudah jatuh di pipinya.

Kendra memijat pelipisnya, bisa-bisanya Tissa berpikir jika Kendra sudah mengambil mahkotanya. Kendra menghembuskan nafanya kasar, ia harus melurusan pikiran gadis di depannya ini yang sudah mulai tersesat sampai ke dunia lain. Kendra memegang kedua pundak Tissa walaupun Tissa berusaha memberontak, tapi dengan paksaan Kendra dan tatapan Kendra yang tajam membuatnya diam.

“Tenangin diri lo, gue gak apa-apain lo. Percaya sama gue” Ucap Kendra dengan lembutnya. Dan tersadar karena Kendra sudah dengan lancang menyentuh pundak Tissa, kini ia menjauhkan tangannya dari Pundak Tissa.

“Kenapa bisa lo berikiran begitu?” tanya Kendra pada Tissa dengan lembut.

“Yaa terus kenapa lo bawa gue ke tempat ini? Kenapa gak lo bawa gue pulang? Terus baju gue juga udah ganti, pasti lo yang gantiin baju gue setelah lo apa-apain gue kan? dan lo juga masuk kamar tanpa pakek baju atasan ya gue piker lo udah …. udah..” Kini Tissa bingung mau melanjutkan kalimatnya. Dan Kendra paham akan hal itu, “ssstttt udah gak usah diterusin, gue tau.”

NatissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang