Healer 45

333 19 4
                                    

Selamat membaca!

"Itu mereka ngapain dari tadi di dalam mobil ngga keluar-keluar?" Tanya Abraham yang sedang mengintip dari balik jendela kepada istrinya.

"Si Agus kaca mobilnya segala diitemin lagi" Ocehnya lagi.

Pria paruh baya itu dengan gelisah mondar-mandir, kembali menutup dan membuka tirai jendela sambil mulut tetap mengunyah kerupuk udang yang dia pegang.

"Kapan keluarnya, sih? Jangan-jangan mereka lagi macem-macem. Awas aja Agus ngelakuin yang aneh-aneh, aku tonjok itu perut buncitnya"

"Kamu kenapa, sih, dari tadi ngomel terus?" Berlian yang merasa gerah dengan kelakuan suaminya membuka suara.

"Itu anakmu di dalam mobil belum keluar juga. Lagi ngapain coba?"

"Mungkin lagi ngobrol"

"Ngobrol bisa di dalam rumah, ngapain mereka lama-lama di sana?"

Pria itu menghembuskan napasnya dengan kasar berulang kali. "Awas aja si Agus kalau macam-macam, aku tonjok beneran"

"Kamu kaya ngga pernah muda aja, sih. Kelakuanmu dulu malah lebih parah"

Abraham langsung mati kutu mendengarnya. Istrinya ini memang bermulut tajam, tapi justru mulut pedas itulah yang bikin dia bertekuk lutut.

"Di dalam mobil, di gudang kampus, di basement"

Abraham melotot tak percaya mendengar ucapan istrinya. "Yang, di gudang kampus tuh aku cuma make out"

"Ya kalo ngga kepergok sama aku juga bakal lebih dari sekedar make out itu"

"Kamu nih masih aja cemburu sama hal-hal yang udah lalu deh"

"Najis"

Sementara Agus dan Vio di dalam mobil masih bertahan dengan posisi yang sama.

Napas berat keduanya bersahut-sahutan mengisi ruangan sempit itu.

Kepala mereka berdua saling bersandar di pundak satu sama lain. Agus menempelkan jidatnya di pundak kiri Violet, dan Violet yang menyandarkan kepalanya di pundak Agus, namun wajah dia hadapkan ke leher pria itu, berbisik tepat di telinganya. "Move your finger, mas"

Tanpa diperintah dua kali, Agus menjalankan apa yang Violet minta. Lalu setelahnya yang dapat laki-laki itu dengar hanyalah rintihan nikmat kekasihnya.

Agus benar-benar memanfaatkan kesempatan dengan baik. Beberapa kali dia mengganti posisi jarinya untuk mencari tahu dimana letak paling sensitif Vio.

Dan setelah menemukannya, Vio secara refleks menjerit. Agus langsung membungkam mulut wanita itu dengan tangannya yang bebas. "Sayang, jangan keras-keras"

Kalau saja mereka berada di kamarnya, Agus sama sekali tidak akan keberatan mendengar semua desahan bahkan teriakan nikmat kekasihnya, namun mereka berada di tempat yang rawan. Jadi sebisa mungkin jangan sampai terdengar orang lain.

Dia tetap melanjutkan aksinya, menggerakan dua jarinya di dalam Violet sambil ibu jarinya memainkan daging mungil yang mungkin sekarang sudah membengkak karena digesek terus menerus sejak tadi.

Vio merasakan tubuhnya semakin tegang, napas wanita itu kini terdengar putus-putus. Agus tahu Violet akan mencapai kenikmatannya ketika pupil mata wanita itu mengarah ke atas hingga menyisakan warna putihnya saja.

Dan saat mencapainya, Agus tahu Violet akan menjerit lagi, lalu dia buru-buru membungkam mulut wanita itu dengan ciuman.

Tubuh Violet bergetar beberapa kali, tangannya menjambak rambut Agus sebagai pelampiasan atas rasa nikmat yang sedang menerjangnya.

HealerWhere stories live. Discover now