Healer 32

379 35 2
                                    

Warning adegan kekerasan

Selamat membaca!

Beberapa hari ini Vio sedang merasakan manisnya menjadi pengantin baru. Mengingat kebersamaannya dengan Adrian, kerap membuat dia senyum-senyum sendiri.

Bagaimana tidak, yang biasanya dia tidur sendiri kini setiap sebelum memejamkan mata dan ketika pagi hari bangun, selalu suaminya yang dia lihat pertama kali.

Vio tidak pernah menyangka kalau melayani suami bisa menjadi hal yang sangat membahagiakan. Awalnya dia pikir memiliki suami, apalagi anak akan sangat membebankan, tapi ternyata tidak. Dia cukup enjoy menjalani perannya sebagai istri.

Setiap hari membuatkan sarapan untuk Adrian, menyiapkan baju kerja pria itu, menyambut suaminya yang baru pulang kantor dengan masakan yang sudah terhidang di meja makan.

Selain merasakan bahagia karena bisa melayani suaminya dalam urusan perut dan pakaian, Vio juga sangat menikmati saat melayani suaminya di ranjang. Ehm ... bagaimana dia menjelaskannya, ya? Ternyata rasanya luar biasa.

Dia hanya mendengar bahwa itu rasanya nikmat dari teman-temannya yang sudah berpengalaman, namun untuk merasakannya sendiri, Vio belum pernah, dan setelah merasakannya Vio jadi ketagihan. Ah, salahkan suaminya yang sangat handal dalam memberikannya kepuasan.

Saking ketagihannya, baru seminggu menikah, Vio sudah mengeksplor apartemen Adrian ketika mereka sedang bercinta. Ehm, sebenarnya bukan Vio, sih, tapi mereka berdua.

Hampir semua tempat sudah mereka coba. Sofa ruang tamu, meja depan tv, dapur, kamar mandi hingga balkon. Terakhir kali mereka hampir kepergok saat ingin bercinta di balkon, beruntung Vio sempat melihat gagang pintu dari balkon sebelah bergerak sehingga mereka bisa cepat-cepat memisahkan diri ketika sedang make out.

Mengingat itu, Vio jadi tidak bisa menahan tawanya. Itu sangat mendebarkan, tapi juga menyenangkan.

Vio menghentikan tawanya ketika mendengar denting suara dari arah depan. Itu pasti suaminya baru pulang kerja.

Langsung berjalan menghampiri, Vio mendapatkan pelukan dan ciuman dari suaminya itu.

"Aku masak"

"I know, i already smell it from here"

"Are you hungry?"

Pria itu menggeram pelan sebelum berucap, "very much"

Vio yang mendengar reaksi berlebihan suaminya hanya terkekeh saja.

Langsung menarik tangan suaminya ke arah dapur, Vio kemudian menyiapkan seporsi nasi dengan lauk yang dia masak untuk orang yang belakangan ini selalu membuatnya berbunga-bunga.

Melihat suaminya makan dengan lahap, menghadirkan rasa puas di hatinya. "Enak?"

Adrian tersenyum dan mengangguk, "as always. Makanan istriku selalu enak"

Dan Vio yang mendengar itu hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang tersipu malu di balik rambut terurainya.

Ah, tapi dia tidak boleh tersipu lama-lama karena ada hal penting yang harus dia bicarakan dengan suaminya. "Babe, aku mau ngomong"

Adrian menatapnya heran, "ngomong aja"

"Kamu tau kan kalo aku sempat kuliah di Prancis ngambil jurusan designer. Jadi selama kuliah di sana aku kerja di butik, kebetulan yang punya butiknya orang Indonesia. Kami cukup dekat, dan sebelum aku lulus kuliah dia udah nawarin aku untuk terus kerja di tempatnya, tapi ternyata aku ngga bisa karena harus pulang dan menikah. Terus tadi dia hubungin aku apa aku bisa bantu dia ngurusin butiknya yang ada di sini." Vio menarik napas panjang, merasa gugup karena Adrian menatapnya tajam. "Tentunya aku ngga akan sendiri, dia punya orang kepercayaan disana. Kemungkinan aku akan jadi asisten dari orang kepercayaannya. Aku berharap banget kamu mau izinin aku untuk kerja"

HealerWhere stories live. Discover now