4. Rencan Perjodohan

1.1K 101 2
                                    


"Bian, malam ini ada makan malam sama keluarganya, Agam."

Baru saja dia pulang bekerja. Mamanya sudah memberitahu tentang itu. Tidak ada pemberitahuan tadi mengenai rencana makan malam ini. Tiba-tiba saja mamanya memberitahu tentang rencana malam ini.

"Aku ikut?"

"Ya iyalah, Papa kamu udah suruh telepon kamu dari tadi."

Sudah tiga bulan lamanya setelah pertengkaran antara dirinya dengan Dita malam itu. Bian tidak pernah dilirik lagi oleh wanita tersebut. Setiap kali bertemu di kantor pun, Bian diabaikan oleh Dita.

Nomornya juga sudah pasti diblokir. Dia pikir itu akan membuat Dita lepas dari pria yang sudah membuatnya mengemis. Tapi justru membuat Dita kehilangan orang yang disayanginya.

Bian menarik dasinya dengan pelan. "Kamu kenapa sendu begitu?"

"Nggak apa-apa, sih. Cuman capek aja, Ma."

"Nggak pengen gitu ketemu sama, Dita? Dia padahal cantik banget. Mama mau lho kalau dia jadi istri kamu."

Siapa pun pasti akan menerima Dita. Wanita cantik, pintar, juga dia sangat hobi sekali membuat kue. Sudah dipastikan nanti kalau makan malam nanti akan dibawa salah satu buatannya.

Bian hanya siapkan diri bagaimana cara menghadapi wanita itu. Setelah pertengkaran di mobil, Bian merasa dirinya adalah pria paling pengecut. Benar ucapan Dita waktu itu, kalau dia adalah orang yang sama sekali tidak ada pendirian untuk memutuskan sesuatu.

Jam delapan malam, mereka sekeluarga berangkat ke restoran yang telah ditunjuk oleh keluarganya Dita. Agam juga tidak bicara apa pun tadi padanya meskipun mereka bertemu. Pertemuan keluarga ini cukup menegangkan. Di sisi lain, ada Bian yang merasa canggung usai pertengkaran. Ingat juga soal ucapan Dita mengenai Bian yang hanya menginginkan tubuh wanita itu. Bukan seperti itu kenyataannya, dia memang mabuk, juga Dita yang menggoda malam itu.

Tangannya sedikit enggan melepaskan setir mobil dan kemudian melihat orangtuanya keluar terlebih dahulu bersama dengan kakaknya. Dia masih ada di mobil, kemudian memilih parkiran yang tidak jauh dari tempat orangtuanya berada. Dia menengok mobil yang ada di sebelahnya merupakan milik orangtuanya Dita.

Hafal semua mobil milik keluarga itu. Langkahnya terasa berat untuk masuk ke dalam restoran.

"Ayo, Bian! Jangan lama-lama kenapa sih."

Setelah dia mengangguk dan mempercepat langkah kaki jenjangnya. Bian digandeng oleh mamanya. "Nggak ada rencana aneh-aneh, Ma?"

Rasa curiga yang dia rasakan usai mendengar makan malam keluarkan yang cukup lama sekali tidak ada perkumpulan keluarga. Paling Bian yang main ke rumahnya Agam. Itupun kalau bertemu dengan Dita, akan saling mengabaikan satu sama lain.

Dia melihat wanita itu dengan dress berwarna putih. Jepitan rambut berwarna putih dan sangat cantik. Sialnya, dia merindukan wanita ini dengan serius. Tapi ada Agam yang di sebelah wanita itu yang akan jadi permasalahan. Mungkin memang benar, dia dapatkan restu dari semua orang. Tapi sekarang Dita yang berusaha menjauhinya.

Ada Agam juga yang tidak bisa dia langkahi begitu saja di sini. Harus ada izin yang dia kantongi.

Makan malam dengan percakapan orangtua masing-masing. Yang diam sudah tentu saja Bian dan juga wanita di hadapannya.

Usai makan malam. Dita bangun dari tempat duduk. "Bian, kita bicara sebentar."

Dia bangun dari tempat duduknya dan mengikuti wanita itu keluar dari meja tempat orangtuanya. Wanita itu mengajaknya ke taman restoran, hanya ada mereka berdua yang berdiri di dekat taman dan juga kolam ikan di sebelahnya. Entah apa yang dipikirkan oleh mereka berdua sekarang. Sementara Bian hanya mengikuti ajakan Dita.

Night With You (21+)Where stories live. Discover now