2. Dendam

3K 129 2
                                    


Tidak lama setelah kejadian itu. Dita duduk di ruangannya. Sebagai seorang petinggi yang berperan penting di perusahaan milik orangtuanya. Memang dia baru beberapa bulan di sini. Diberikan jabatan yang bagus juga oleh papanya. Tapi itu juga karena Agam tidak becus dalam mengurus perusahaan. Selalu ada yang menjadi masalah kalau Agam melakukannya.

Setiap kali dia pulang bekerja. Pasti akan bertengkar dengan Agam di perjalanan karena insiden mabuk itu ingin diulangi oleh Agam. Rasanya Dita ingin membunuh kakak kandungnya sendiri. Tidur dengan Bian—bukan siapa-siapa lagi. Itu terdengar murahan dan lucu. Tapi bagi Dita, itu merupakan petaka hidupnya yang paling sial.

Dia dan Bian sudah lama putus. Tapi jenjang hubungan badan sudah terjadi.

Karena tidak diberikan izin oleh Dita untuk ke apartemennya Bian. Justru pria itu yang datang berkunjung ke rumahnya. Apalagi malam ini Dita kedatangan Hendra—kekasihnya.

Sangat gila ketika melihat Bian menatap dengan tatapannya yang tidak suka terhadap Hendra.

Orangtuanya juga menyambut baik tentang hubungan Dita dengan Hendra. Tapi bagaimana mungkin nanti kalau Hendra menuntut dia harus perawan. Sedangkan pria bajingan bernama Bian sudah merenggutnya dan dengan seenaknya mengajak dia untuk balikan.

Apa balikan hanya untuk tubuhnya semata?

Tidak pernah ditemukan sebuah tatapan serius dari Bian untuk itu. Mana mungkin dia mau untuk menjalin hubungan kedua kalinya.

Satu hal yang selalu dia ingat sampai sekarang. Ulahnya Bian yang tidak lepas dari ingatannya Dita.

Memang dilihat dari ketampanan, Bian jauh sekali lebih unggul dibandingkan Hendra. Tapi yang berani datang mengakui hubungan tentu saja Hendra. Dia mengakuinya kalau dia memiliki perasaan juga.

Tapi ancaman dari Bian juga sedikit mengerikan. Dia sudah berusaha membangun tembok tinggi untuk menghindari mantan kekasihnya. Tapi tatapan Bian ketika lewat tadi sedikit membuat dia terkejut. Ada tatapan tidak suka yang diberikan olehnya.

Dia kembali fokus pada Hendra. "Itu temannya Agam. Biasalah teman nongkrong, anak Tante yang satu itu emang udah tua. Tapi nggak mau nikah."

Hendra hanya mengangguk saja. Kemudian tidak lama obrolan itu terjadi. Dita diajak keluar oleh Hendra. Bayangan tentang dia yang menekan kepala Bian ketika menyentuh dadanya kembali terlintas.

Ingatan sialan itu.

Dia mengumpat di dalam hati kalau ingat. Benar-benar sudah seperti orang gila.

Dia ingin teriak dan mengumpat pada Bian kalau ingat semuanya. Tapi sekarang dia berada di perjalanan bersama dengan Hendra. "Dita, berapa lama aku nunggu?"

Dia melirik ke arah Hendra yang bertanya seperti itu. "Aku serahin semuanya ke kamu."

Dia belum mengenal Hendra lebih dalam lagi. Mana mungkin mau untuk jalin hubungan dengan begitu cepat. Dia masih memikirkan bagaimana cara untuk menjalin hubungan dengan serius terlebih dahulu. Dia akan mencari tahu tentang kekasihnya seperti apa di luar.

Bagaimana dia menggambarkan kekhawatirannya mengenai dia curiga terhadap Hendra yang memiliki otak mesum sama seperti Bian?

Apa semua pria memikirkan hal yang sama dengan Bian?

Karena Agam juga sudah pernah tidur dengan kekasihnya. Tidak jarang orangtuanya menangis histeris kalau ada wanita yang muncul mengatakan sedang hamil. Tapi beruntungnya satu pun tidak terbukti itu benihnya Agam si pria brengsek yang dibenci sekali oleh Dita.

Kehidupannya berantakan sudah pasti karena doa-doa wanita yang disakiti oleh kakaknya. Jadi sekarang, Dita yang membayar tunai karma yang dilakukan oleh Agam.

Night With You (21+)Where stories live. Discover now