#5 Iblis

191 59 19
                                    

Matahari masih berada di atas kepala, menyisakan sinarnya yang menyengat kulit. Senyap, hening, dan sunyi, berselimut kegelisahan melanda seluruh orang yang berada di Aula Singgasana.


Mereka semua, para menteri dan beberapa anggota Sena Aspen serta seluruh anggota keluarga kerajaan berkumpul di ruangan besar berhiaskan patung-patung naga penjaga yang dipahat sempurna di sekitar tiang-tiang penyangga aula yang begitu megah. Patung itu begitu besar, ukurannya sekitar lima belas meter. Berjeniskan Hydra, patung naga penjaga itu memiliki empat kepala ganas serta tubuh besar yang kekar.

Hydra adalah jenis naga yang digolongkan sebagai, naga penjaga pengganti Gargantuan. Mengingat naga jenis gargantuan telah punah di seluruh negeri, tidak, tersisa satu yang baru-baru ini diisukan membuat keonaran. Naga jenis Hydra dipilih sebagai naga penjaga karena kekuatannya yang hampir setara dengan Gargantuan, meskipun tidak setangkas dan setangguh Gargantuan.

Asteria, salah seorang Sena Aspen bertekuk lutut di hadapan kursi kebesaran. Menghadap Raja Erwin serta Ratu Flora, juga Putra Mahkota Aspen, James.

"Bagaimana bisa kau lalai dalam tugasmu?!" Pria berusia ribuan tahun itu menghardik Asteria di depan segelintir orang yang berada di aula.

Mereka yang berada di aula hanyalah orang-orang yang tahu tentang sosok Alceena, juga orang-orang yang kemarin malam ikut merayakan ulang tahun Putri Aspen secara tersembunyi.

Asteria tertunduk lemas, merasa takut juga gelisah bercampur menjadi satu, "ampuni saya, Yang Mulia. Nyawa saya sudah sepenuhnya menjadi tanggung jawab anda." Asteria yang duduk bersimpuh, ia beralih bersujud di bawah kursi kebesaran tempat ketiga orang itu duduk.

Erwin menatap tubuh perempuan prajurit di hadapannya, pria itu sama sekali tidak melihat adanya kebohongan di sekitar Asteria sedari perempuan itu menjelaskan semua kronologi awal mula kepergian Alceena. Pria itu tidak bisa berbuat apa-apa, Alceena, putrinya terlalu sulit untuk ditebak. Kepribadiannya yang tak bisa ia mengerti menjadikannya semakin menyulitkannya melakukan pencarian. Pria itu sama sekali tidak bisa menerka fikiran putrinya sendiri. Batin gadis itu terlalu rapat untuk diterobos.

Terpaksa, Erwin harus mengerahkan para kesatria hebat yang selama ini telah mengabdi menjadi penjaga kerajaan ini dengan segenap sumpah dan darahnya. Mereka tengah berkelana ke penjuru negeri mencari keberadaan gadis keras kepala itu sesaat setelah mereka menyadari kepergiannya.

Erwin terlihat memijat pelipisnya, rasa pening menghinggapi seluruh isi kepalanya. Rasanya dunia seakan berputar lebih kencang. Sesekali pria itu mengedipkan matanya. "Kau dibebastugaskan untuk satu pekan mendatang . Sebagai gantinya, kau akan diasingkan di Benteng Rusvil tanpa melakukan aktivitas apapun, kau juga akan dihukum cambuk sebanyak enam kali setiap harinya selama sepekan." Putusnya kemudian.

Benteng Rusvil merupakan wilayah Aspen yang terletak di ujung paling timur. Di bibir pantai, tepatnya di dekat Samudera Cymbelia, benteng besar yang kokoh berdiri menjulang tinggi dengan gagah. Membatasi air laut, membatasi seluruh makhluk mengerikan yang sering disebut, monster, dari memasuki wilayah Aspen. Gelombang monster sering terjadi di wilayah Hexxerr, monster-monster itu seringkali menghindari buruan Sena Hexxerr yang akan membunuh mereka hingga membuat monster itu berlari ke wilayah Aspen melalui jalur perairan.

Di dekat benteng itu terdapat sebuah bangunan yang kerap digunakan untuk Sena Aspen berpatroli. Tempat itu dilengkapi dengan persediaan makanan dan gudang senjata yang terletak di lantai bawah tanah. Di sana juga terdapat sel-sel penjara untuk mengurung para imigran yang datang secara ilegal.

THE LEXINE : Forbidden Love [REVISI]Where stories live. Discover now