Bab 026: Kekacauan yang Kembali Berulang

2 0 0
                                    

Beberapa hari berlalu sejak Dimas mengambil cuti dari misi. Merasa tidak nyaman karena hanya terus bermalas-malasan, ia memutuskan menemui Margaret untuk melihat-lihat misi yang ditawarkan. "Oh, lama tidak melihatmu, Dimas. Apa kamu sudah merasa lebih baik?" tanya wanita itu dengan nada khawatir.

Dimas hanya mengangguk pelan sembari tersenyum, meski terkesan sedikit dipaksakan. "Tenang saja, Nyonya Margaret. Saya tidak enak karena terlalu lama tidak menerima misi."

"Jangan memaksakan dirimu, Dimas. Kamu bisa izin dulu untuk beberapa hari ke depan," ucap Margaret yang masih khawatir.

Namun, Dimas bersikeras untuk menerima misi. Merasa iba, Margaret memberikan misi ringan berupa mengumpulkan tanaman obat di dalam hutan Bushwick. Tak lupa juga ia memperingatkan lelaki itu agar waspada, seiring terdengar rumor akan gerombolan serigala liar yang menyerang siapapun yang masuk ke sana. Mengerti akan bahaya yang mengancam, Dimas berterima kasih lalu pergi untuk menemui Elina dan Cheryl.

Setelah mempersiapkan perlengkapan dan kereta kuda yang dibeli beberapa hari yang lalu, Dimas beserta dua rekan wanitanya meninggalkan ibu kota Kekaisaran Henada. Tak ada hal buruk terjadi sepanjang perjalanan, seakan membuai mereka dari bahaya yang mengancam. Setibanya di tengah hutan Bushwick, tiga petualang itu bergegas mengumpulkan tanaman obat.

Ketika sedang sibuk memetik tanaman, telinga Cheryl tak sengaja menangkap suara derap langkah kaki hewan berkaki empat menerobos padang rumput menuju ke arahnya. Tahu akan bahaya sedang mendekat, gadis pemburu itu langsung berlari menuju Dimas dan Elina yang berada cukup jauh darinya. "Hei, kalian cepat bersiap. Sepertinya serigala itu akan menyerang."

Dengan sigap Dimas meminta rekannya agar keranjang berisi tanaman obat ke dalam kereta dan bersiap untuk bertarung. Benar saja, belasan serigala melompat menerobos ilalang dan menatap tajam tiga petualang itu, seolah akan menjadikan mereka sebagai santapannya. Tanpa rasa gentar sedikit pun, Dimas berjalan mendekati kumpulan binatang liar tersebut.

"Oi, oi! Jangan bertindak gegabah, Dimas!" ujar Cheryl lalu menyiapkan anak panah ke busurnya.

Dimas terus fokus menatap sekawanan serigala di hadapannya. "Kalian cepat pergi. Serahkan mereka padaku."

"Tapi-," Belum saja Elina menyelesaikan ucapannya, aura hijau seketika menyelimuti tubuh Dimas dan berputar dengan cepat, bak angin topan yang mengamuk.

"Kalian tenang saja. Setelah menghadapi Diky, aku merasa ada kekuatan besar dalam diriku."

Elina dan Cheryl terpaksa mundur dan bersembunyi di balik kereta. Merasa terprovokasi, kumpulan serigala itu langsung melompat dan menerjang Dimas. Seakan kekuatan yang tersembunyi dalam dirinya keluar, lelaki itu bergerak meliuk-liuk dan menghindari serangan dengan sangat cepat. Saking cepatnya, pergerakannya nyaris tampak seperti berpindah tempat. Berbekal kemampuan beladiri menggunakan tombak yang dipelajarinya sejak remaja, kini Dimas tidak merasa kesulitan menghadapi binatang tersebut. Hanya butuh beberapa menit saja, kawanan serigala buas itu dapat dikalahkan. Sebagian yang selamat berlarian menyelamatkan diri ke dalam hutan.

"Heh, tidak buruk juga. Harus kuakui, kau sekarang jauh lebih baik, Dimas," ujar Cheryl sembari mengalungkan busur panah ke bahu, dengan senyum tipis pada raut wajahnya. Ia dan Elina langsung keluar dari tempat persembunyiannya lalu mendekati Dimas.

Dimas melakukan atraksi dengan memutar-mutar tombak di atas kepala lalu menancapkannya ke tanah. "Sepertinya itu semua adalah berkah dari Dewi Nadella," ucapnya lalu tersenyum.

Elina tersenyum pada dua rekannya sambil menepuk tangan. "Karena jam makan hampir tiba, bagaimana jika kita istirahat dulu sebelum membereskan mayat serigala?"

"Ah, boleh juga," kata Dimas sembari balas tersenyum.

Cheryl hanya memicingkan kedua mata lalu mendengus pelan, seakan meluapkan kekesalan dalam hatinya. "Mulai. Kalian ini selalu saja bermesraan," gumamnya lalu membuang wajah.

Utusan Kristal SuciWhere stories live. Discover now