Bab 013: Pertanda Aneh

18 4 2
                                    

Pintu masuk yang membuka menimbulkan bunyi derit. Rupanya Elina datang untuk menemui Margaret. Tidak disangka gadis penyembuh itu juga bertemu dengan Dimas.

"Ah, selamat datang, Elina," sapa Margaret.

Elina tersenyum untuk membalas sapaan barusan. Ia tidak sengaja melihat kartu di tangan Dimas, lalu seketika menoleh padanya. "Itu kartu anggota Serikat Petualang, bukan? Apa kamu sudah resmi menjadi seorang petualang?"

"Eh, umm ... begitulah."

Elina seketika mengalihkan pandangan kepada Margaret. "Kalau begitu, bisakah saya memasukkan Dimas ke dalam kelompok saya, Nyonya Margaret?"

Dia hanya mengangguk pelan seraya tersenyum. "Boleh saja. Tapi kamu harus mengajarkan dia terlebih dahulu."

"Saya mengerti, Nyonya."

Seketika Dimas merasa penasaran, ada maksud apa Elina datang ke Serikat Petualang sepagi ini? "Apa kamu ingin mencari misi, Elina?"

"Eh, iya. Aku lupa," ucapnya lalu menepuk kening. Ia langsung menatap wajah Dimas. "Tapi sebelum itu, apa kamu mau menemani aku berbelanja?"

"Yah, boleh saja. Lagi pula aku tidak ada kegiatan."

Elina tersenyum ceria. "Kalau begitu kami pamit dulu, Nyonya Margaret."

Seketika Elina menarik tangan Dimas dan pergi. Margaret hanya bisa geleng-geleng lalu menghela napas sejenak. "Ah, indahnya masa muda," gumamnya pelan.

Elina membawa Dimas ke distrik utara, tempat dimana berdirinya pasar terbesar di seantero Bavilés. Benar saja, puluhan kios berjejer menjajakan bahan makanan seperti daging, sayuran dan bermacam rempah-rempah. Tidak hanya itu, mereka juga menjual peralatan memasak dan juga makanan ringan.

Hidung Dimas mencium aroma daging panggang. Rupanya beberapa meter dari tempat ia berdiri, seorang wanita sedang membuat daging dan sayuran yang ditusuk di dalam kios miliknya. Sontak saja perut pemuda itu meronta keroncongan karena belum sempat makan pagi.

Elina menutup mulutnya lalu tertawa geli. "Ya ampun, Dimas. Sepertinya kamu sedang lapar, ya?"

Wajah Dimas seketika merah padam. Ia malu bukan main karena tergoda oleh aroma makanan. "Eh, umm, yah ... a-aku belum sempat sarapan tadi. Ehehehe ...." jawabnya kikuk sembari menggaruk kepala.

"Baiklah, aku akan membelikanmu makanan. Maaf, aku tidak tahu kalau kamu belum makan."

"Yah, ti-tidak apa-apa. Aku sangat senang telah diterima sebagai petualang, sampai-sampai lupa makan."

Elina akhirnya membeli beberapa tusuk daging panggang lalu memberikannya kepada Dimas. Tanpa banyak basa-basi ia langsung melahapnya sampai habis. Gadis penyembuh itu dan pedagang tadi hanya bisa tertawa saat melihat kelakuan pria tersebut.

Beberapa saat kemudian Elina dan Dimas kembali berkeliling. Gadis itu membeli sayuran, daging dan beberapa rempah-rempah. Tidak terasa 30 menit sudah berlalu begitu saja.

"Oh iya, Dimas. Apa kamu bisa mampir ke rumahku? Kak Edward bilang ia lupa memberimu perisai."

Seketika perasaan tidak enak menyelimuti batin Dimas. Ia merasa kebaikan keluarga Howell sangat besar, sehingga takut akan menambah beban ekonomi mereka. "Tidak usah. Aku tidak mau merepotkan lebih banyak lagi."

Elina menggeleng pelan seraya tersenyum lembut. "Tidak apa-apa, Dimas. Kami tidak merasa kerepotan."

"Tapi ...."

Elina menatap mata Dimas dengan lembut. "Bukankah kamu berjanji akan melindungi aku dan juga Cheryl? Apa yang diberikan oleh keluarga Howell tidak sebanding dengan semua itu."

Utusan Kristal SuciWhere stories live. Discover now