10. pasar malam

7 3 2
                                    

Beberapa menit kemudian, Aliza pun sudah membawa nampan yang berisi dua mangkuk mie kuah, satu untuk dirinya dan satu lagi untuk temannya itu, Rain.

"Tara! mie buatan Aliza sudah jadi."lalu Aliza pun langsung duduk di sofa yang di sebelahnya ada Rain.

Rain hanya mengulum senyum, ia Sangat senang.

Tangan Rain mulai meraba semua sudut meja yang berada di hadapannya, saat ini tangannya itu akan mengambil satu sendok untuk menyantap mie kuah buatan Aliza, namun tangan nya itu di tahan cepat oleh Aliza.

"Biar gue suapin."sarkas Aliza lalu dirinya mengambil mangkuk yang berisi mie itu untuk temannya.

"Ta–"

"Udah ah, gak usah tapi-tapian yang penting ini mie buatan gue habis, tenang, gak pedes kayak waktu kemarin-kemarin kok."jujur saja Rain merasa trauma karena dirinya tidak ingin kejadian dimana dirinya tengah memakan seblak itu dan berakhir nantinya akan sakit perut dan mules-mules, nanti yang ada Rain akan kena semprot oleh Matteo karena diri nya yang keras kepala.

Rain pun mengangguk, walaupun ragu, tapi semoga aja mie buatan Aliza tidak semenyakitkan seblak yang di buat oleh Aliza waktu itu.

Dan kedua nya kini fokus pada mie nya, Rain yang menerima suapan dari Aliza sedangkan Aliza sibuk Dengan semangkuk mie nya dan semangkuk mie temannya.

°°°

Hari ini Matteo mengajak Rain jalan-jalan, karena besok dirinya akan memfokuskan untuk ujian harian dan dirinya akan menghabiskan waktu untuk menyempatkan berdua bersama Rain.

"Matteo kita mau kemana?"tanyanya, kini keduanya tengah berada di dalam mobil, ya Matteo membawa mobil karena dirinya tau kini sedang bersama perempuan, apalagi malam-malam seperti ini.

Matteo melirik sekilas kepada rain, lalu beralih menatap ke arah depan.

"Ada deh, pokoknya setelah besok gue ujian, gue harus bersama-sama dulu sama Lo dari sekarang, saat sudah selesai dengan ujian, gue akan bawa jalan-jalan Lo lagi, okey."balas Matteo yang langsung di Angguki oleh Rain.

Setelah menempuh perjalanan yang lumayan panjang, kini keduanya sampai di tempat tujuan yang sudah ditentukan oleh Matteo karena Rain tak tau sama sekali Matteo membawa dirinya kemana.

Laki-laki itu pun mengambil langkah lalu dirinya membukakan pintu mobil nya dan menuntun rain dengan berlahan.

Namun terdengar bisikan-bisikan yang menusuk ke telinga perempuan itu, dan Matteo hanya terkekeh saat melihat raut wajah Rain yang tak bisa dirinya arti kan.

"Suka pasar malam?"tanya Matteo.

Tentu saja perempuan itu terdiam kala Matteo mengatakan seperti itu kepada dirinya.

"I-ini kita lagi di pasar malam Teo?"Rain malah berbalik tanya ke pada Matteo, Matteo pun mengangguk walaupun tidak bisa di lihat oleh rain.

"Iya, suka?"lagi-lagi Matteo mempertanyakannya.

Rain pun mengangguk."suka kok, bahkan kalau mataku bisa ngeliat, mungkin aku akan senang."

Deg.

Hati Matteo seperti teriris pisau, ia tidak bisa membayangkan bagaimana kisah perempuan itu, yang dulunya tengah mengalami kecelakaan sehingga matanya tak bisa melihat lagi untuk selama-lamanya, Mungkin.

Matteo pun berdehem, karena tak ingin melanjutkan pembahasan itu lalu dirinya melirik ke sudut demi sudut pasar malam yang kini sudah di penuhi pengunjung.

"Mening kita masuk aja gak sih! seru juga kalau kita ikut main permainan yang ada disini."ucap Matteo yang langsung di Angguki oleh Rain.

Dan kini keduanya pun berjalan untuk bermain-main permainan yang berada di sini dan Matteo akan menghabiskan waktunya dulu bersama Rain setelah besok dirinya ujian harian.

°°°

Dan kini dua orang remaja itu sudah sampai di halaman rumah.

"Makasih ya Matteo, hari ini aku sangat amat senang."ucap Rain berterimakasih ke pada laki-laki yang sudah mengajak nya bermain permainan yang berada di pasar malam tadi.

Matteo pun mengangguk."sama-sama Rain, besok gue kan gak bisa main dulu nih, sampai Minggu, dan gue nyempetin main dulu sama Lo, emang gue udah berinisiatif untuk ngajak jalan-jalan Lo ke pasar malam, tadi."ucap Matteo panjang lebar.

"Makasih ya, dan semangat untuk besok, untuk ujian hariannya, semoga nilai kamu dapet seratus."balas Rain.

Sedangkan Matteo hanya tertawa kecil saat mendengarkan perkataan itu dari perempuan yang ada di hadapannya.

"Yaudah, Lo masuk ngih, udah malem banget, apalagi hawa nya dingin, nanti kalau Lo sakit gue gak jadi ujiannya."ujar Matteo membuat rain terdiam untuk mencerna perkataan teman laki-lakinya ini.

"Mana ada konsepnya kaya gitu Mario!"sarkas Rain.

"Ujian yang bener, nanti kalau kamu dapet seratus, nanti aku traktir deh."sambung Rain.

Sedangkan Matteo hanya mengulum senyuman."bener nih ya, Traktir?"tanya Matteo yang langsung di Angguki oleh Rain.

"Tapi harus yang mahal-mahal ya."ujar Matteo dengan khas melunjaknya.

"Mana ada Mario!"kesal Rain yang sudah di ujung tanduk.

"Makin mahal!"

"Mario!!"

"bercanda."balas Matteo, namun Rain hanya diam tak membalasnya.

Matteo pun berlari menuju halaman rumah untuk menaiki mobilnya dan akan bergegas pulang.

"DAH! RAIN, JANGAN LUPA KUNCI PINTU NYA, KALAU ADA APA-APA LO LANGSUNG KELUAR DAN MINTA TOLONG SAMA ORANG YANG ADA DISINI, MINGGU NANTI GUE BAKAL TEMUIN LO LAGI, GUE JANJI RAIN, GUE JANJI."teriak Matteo kini dirinya sudah memasuki mobilnya, sedangkan yang mendengarkan nya panik bukan main, pasalnya takut ada orang yang ternganggu karena teriakan dari seorang laki-laki temannya yang dirinya pernah temui sore hari lalu.

Rain hanya membalasnya dengan senyuman, begitupun sebaliknya dengan Matteo.

Mobil itu secepat kilat sudah meninggalkan halaman rumah Rain, rain hanya menggeleng.

"Mario, Mario, ada-ada aja."

°°°

Di pagi hari dengan cuaca panasnya membuat seisi kelas bergeming kesal. Pasalnya hari ini adalah ujian harian sampai empat hari, dan mereka harus konsisten juga fokus untuk menjalankannya.

"Gue mau bolos ya yo,"ucap Rangga yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari arah sudut mata laki-laki itu.

"Lo bolos, gue geprek Lo."balas Matteo, membuat Rangga menelan ludah nya dengan susah payah.

"Sante dong big bos."ujar Rangga.

"Big bos, big bos, pala Lo peang."sarkas Matteo sedangkan Rangga tertawa pelan saat melihat reaksi wajah Matteo yang menyebalkan nya itu.

Suara langkah kaki itu sangat terdengar di kelas yang kini tengah di tempati oleh Matteo dan Rangga juga lainnya.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam pak,"serentak para siswa-siswi.

"Hari ini kita akan ujian harian, dan bapak harap kalian bisa konsisten untuk mengerjakannya."ucap pak Eric.

Sedangkan mereka hanya menghela nafas saja.

°°°

RAIN [sudah Terbit]Kde žijí příběhy. Začni objevovat