Chapter 32

199 23 0
                                    

Tawa menggelegar pria penuh darah itu terdengar, dia terikat di atas kursi dan babak belur seakan habis dihajar.

"Seperti biasa, pembunuh berantai yang terkenal di dunia kegelapan. Sang assassin sadis tanpa ampun." Ia tertawa gelak, meski berikutnya terbatuk darah, walau berikutnya tertawa lagi. "Roberto, Roberto."

Dari kegelapan, muncul pria yang memakai sarung tangan, pria tua yang mirip dengan Eko tetapi lebih tua.

Dia, Robert, ayah Eko sendiri.

"Huhu, kau mengurus putramu dengan baik hingga berakhir hanya jadi penjual musik remahan. Lucu, Roberto, di darahnya mengalir kemampuan assassin-mu yang hebat."

Robert diam mengabaikan itu, dia menuju meja dekat sana yang terdapat banyak alat operasi. Diambilnya salah satu pisau bedah.

"Kau akan membunuhku seperti yang lain? Korbanmu yang lain?"

"Tidak." Robert menjawab seadanya, ada senyum manis di sana. "Aku tak akan membunuhmu seperti yang lain, aku akan membunuhmu dengan caraku sendiri."

Wajah seram yang tak pernah ia keluarkan kepada siapa pun.

"Inilah akibatnya telah ikut campur dengan keluargaku, menandai putraku itu adalah kesalahan terbesarmu, aku diam bukan berarti aku tak tahu apa-apa."

"Nikmatilah nerakamu di detik-detik terakhir."

"Ini bukan akhir segalanya, Roberto. Kamu pasti tahu hal itu."

"Memang tidak ada kata akhir untuk kriminalitas turun-temurunmu, tapi aku dengar kamu punya putra seumuran cucuku di suatu tempat. Benar, kan?"

Mata pria itu membulat sempurna.

Di sisi lain ....

Pagi itu, sesuai janji, Eko menjemput Valerie ke rumahnya, dan syukurlah, kali ini dia boleh tak membawa supir dan akan menyetir sendiri. Tak butuh waktu lama, untuk Valerie keluar, dan siapa sangka ia malah berlari ke arah Eko.

Eko kaget, tetapi dia membiarkannya, membiarkan Valerie masuk ke pelukannya dan berikutnya ....

Dia mendapatkan morning kiss cukup dalam di sana.

Eko semakin syok akan perubahan sikap Valerie saat itu juga, tetapi dia sangat suka, dia penuh kejutan.

"Ayo kita menikah, Mas Eko."

"Gas!" Jadwal jalan hari ini: KUA.

Eko segera menghubungi keluarga besarnya soal hal tersebut, dan semua yang mendengarnya sangatlah bahagia, termasuk sang ayah.

"Papah ada dinas sebentar ke luar negeri, tapi tenang saja, Papah akan segera datang sebelum pernikahan kamu terlaksana."

"Dinas apa, Pah?" tanya Eko bingung.

"Ada urusan dengan teman lama, kamu santai saja." Sang ayah menatap foto yang dia pegang, foto seorang anak laki-laki yang kelihatan tak bahagia di antara salju yang terlihat gembira, ekspresinya membuat suasana mencekam. "Papah akan segera pulang, selamat atas resminya kalian. Akhirnya, Papah akan segera punya cucu."

Yah, apa pun itu, Eko tak akan terlalu berbicara banyak, anaknya itu memang agak naif, lugu, dan polos. Persis sang istri.

Kini, segala persiapan dilakukan, pernikahan antara Eric Xaviero dan Valerie Ramaditya.

Setelah sekian lama, dua puluh enam tahun jomlo, akhirnya Eric taken juga dengan wanita yang tiga tahun lebih tua darinya. Semua dipersiapkan secepat mungkin, tak mau nunda-nunda, dan tak lama sesuai janji ayah Eko datang ke rumah.

Siapa sangka, kedatangannya, tak sendiri.

"Ini anak teman Papah ... yang meninggal tak lama ini karena sakit." Robert menjelaskan. "Namanya Cakra Valentino dan Papah, diberi tanggung jawab, mengurusnya."

"Halo, Cakra!" Para orang dewasa menyapa, tapi Cakra kelihatan bersembunyi takut.

"Halo, sini gak papa, Cakra! Sini!" Tanaya tertawa pelan, dia mendekati Cakra dan menarik tangannya bersamanya, tetapi Cakra menghempaskan tangan Tanaya. "Aduh."

"Eh, Tanaya, kamu gak papa?" tanya Banyu posesif. "Cakra, kamu gak boleh gitu, kami kan cuman mau temenan."

"Tidak, aku tak mau berteman dengan kalian." Cakra berbicara dengan bahasa Inggris sebelum akhirnya berlari dari mereka.

"Cakra memang agak pemalu, tapi Granpa harap, kalian mau berteman sama dia, oke?"

"Oke, Granpa!" Tanaya menjawab ceria, tetapi Banyu ragu akan hal tersebut.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

Masuk, Mas Eko! ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang