Chapter 05

393 34 0
                                    

Langkah demi langkah dia ambil, mengitari rumah sakit, andai dia pakai anjing pelacak pasti mudah menemukan sang pria, tetapi anjingnya saat ini pasti sudah berpindah kepemilikan atau pensiun seperti dia. Walau dia bersyukur punya kemampuan ala teleportasi superhero jadi lebih gampang ke sana kemari, setidaknya.

Ke mana Eko?

Masa, mobilnya ada, orangnya hilang? Apa dia tak memasuki rumah sakit?

Kali ini, dia kembali ke kantin, bahkan di kantin pun hanya ada Valerie dan teman-temannya yang makan siang, ke mana Eko? Eko tak hilang digondol tuyul kan?

Ada beberapa tempat yang belum dia kunjungi, apa Eko ke sana?

Taman belakang rumah sakit? Sepi.

Pos rumah sakit? Sepi.

Kamar mayat? Jangan tanya.

Dan ruangan yang memungkinan ada Eko, meski tak mungkin ....

Oh, ternyata dia ada di sana!

Mata abu-abunya seketika melotot melihat keberadaan pria yang dia cari, yang siapa sangka tengah mengeluarkan asap mengebul dari batang bernikotin yang dia isap. Benar, Eko ada di area bebas merokok! Sungguh, dia tak menyangka, Eko merokok.

Masalahnya, Valerie tak suka rokok, dia pun demikian, tak seharusnya kalau Eko, yang sepertinya masih gigih tapi masih menjaga jarak, melakukan ini. Ya, dia berpikir Eko masih gigih, untuk apa ke rumah sakit meski tak menemui Valerie? Eko masih ada pergerakan yang memungkinkan.

Namun, dia merokok begini ....

Sungguh, dia ingin mengomelinya.

Langkah cepat pria itu ambil, menghampiri Eko yang asyik menghisap dan mengembuskan asap, caranya sangat luwes. Apa Eko memang perokok aktif? Meski hantu, dia bisa mencium aroma Eko, Eko tak berbau tembakau biasanya. Bahkan kalau tertutup parfum, pasti akan ada bau yang signifikan, karena penciumannya lumayan tajam.

"Kamu tak seharusnya merokok, itu berbahaya bagi banyak organ tubuh di dalammu dan perokok pasif di sekitarmu," ucapnya, mulai mengomel.

"Hm?"

Tunggu, reaksi apa ini?!

Eko, tiba-tiba saja menoleh ke belakang, tatapannya fokus ke pria itu, tepat di matanya. Kaget, apa ini ketidaksengajaan atau memang benar ....

"Ini area bebas merokok, sebaiknya perokok pasif seperti kamu yang pergi saja, saya nyebat juga di tempat yang sudah diperuntukan kenapa malah kena omel?" Kaget!

Kaget bukan main!

Eko menjawabnya?!

"Ka-kamu ...." Dia menghentikan ucapan, akan aneh kalau dia bertanya, 'Apa Eko bisa melihatnya?' karena jawabannya sudah jelas. Kalau dia berucap demikian juga, urusan akan panjang. Setelah berbuntut panjang, akan ada timbul pertanyaan, dan bagaimana kalau akhirnya Eko tahu dia hantu.

Reaksinya akan lebih absurd.

Dia tak menyangka, entah bagaimana, Tuhan memberikan kemampuan pada Eko melihatnya kali ini. Sungguh, dulu-dulu, Eko tak pernah melihatnya, lho. Apa kali ini Tuhan menjawab soal ... keinginannya meluruskan segala hal dengan perantara Eko?

Huh, akan lebih mudah kalau yang diperlihatkan Valerie, tetapi malah Eko.

Oh, apakah ini juga jawaban kalau sebenarnya Eko ... adalah sosok untuk Valerie, penggantinya?

Tapi jangan merokok!

"Saya apa?" Eko terlihat menantang, mungkin berpikir dia emosi karena tadi dan berusaha beragumen, wajah Eko terlihat badmood.

Lalu, entah kenapa, Eko menatap si pria dari atas ke bawah, seakan meneliti gestur dan fokus ke wajah.

"Maaf, saya tidak bermaksud menegur begitu, maksud saya ... memang sebaiknya kamu tidak merokok." Nah, ini sulit menjelaskannya, kalau dia memakai alasan atas nama Valerie kan semakin banyak membuat tanda tanya.

"Why?" Eko tampak tak peduli, dia membereskan rokok pertamanya dan mulai membuka kotak rokok lagi, siap untuk yang kedua.

Duh, cepat, alasan apa yang bagus tentang orang asing menegur calon dari kekasihnya?!

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

Masuk, Mas Eko! ✅Where stories live. Discover now