Chapter 23

185 20 0
                                    

Dengan perjuangan sedemikian rupa, akhirnya Dilon dan personilnya berhasil menangkap otak dari segala otak kriminal kelas kakap itu, pria yang wajahnya buram di balik jeruji besi.

"Kamu pikir dengan memenjarakanku, semuanya selesai?"

"Cih, ini tak semudah kelihatannya."

"Kita lihat sebaik apa permainan yang bisa kita lakukan!"

"Katakan semua itu di meja hijau nanti." Dilon menjawab dengan tenang.

Namun siapa sangka, pria itu tertawa. "Lihat saja nanti."

Dan kemudian, di mobil bersama Valerie ....

"Hah?!" Eko terbangun, bangkit duduk sambil memegang tubuhnya sendiri. "Sakit, sakit." Dia bergumam pelan, tetapi nyatanya badannya baik-baik saja.

Akan tetapi, rasa sakitnya nyata, inikah ingatan seorang Dilon soal kecelakaan tersebut? Selain tubuh, dada Eko juga ikut sakit, terlebih melihat Valerie di sana. Trauma yang sangat berat.

"Eko, kenapa?" Eko terperanjat karena kehadiran Dilon di hadapannya. "Kamu kenapa?" tanyanya bingung.

"Bukannya ... kamu di dalem?" Eko menunjuk dirinya sendiri.

"Tidak, aku keluar menemui Valerie, dia ada di rumah sakit, dan aku baru datang niatnya membangunkanmu, tapi ternyata kamu bangun dan kelihatannya ... terjadi sesuatu."

"Hah ... saya mimpi tentang ingatan kamu, penjahat itu, dan kecelakaan ... bersama Valerie."

Mata Dilon membulat sempurna. "Mustahil, aku kan sudah keluar dari tubuh kamu, kenapa kamu tetap mimpi soal hal tersebut?"

"Ya saya juga gak tau."

"Mungkinkah kita ini terhubung karena aku sering merasukimu, maksudku ... aku datang kembali pun merasakan firasat aneh." Dilon berpikir, tetapi Eko kelihatan menyendu.

"Memang bukan tanpa alasan Valerie trauma berat, kematian kamu sangat menyakitkan dan dia melihatnya sendiri." Eko menatap badannya. "Saya bisa rasainnya, apa mati memang sesakit itu?"

"Yah, begitulah ...." Dilon juga ikut menyendu. "Mari kita obati dia sama-sama."

Eko menghela napas panjang, pun mengangguk.

"Saya mau mandi dulu, sebaiknya abis mandi saja masuknya, Tukang Ngintip." Dilon hanya tertawa cengengesan karena sadar, yah dia memang mengintip Eko yang tengah mandi saat merasukinya kemarin-kemarin.

Selesai mandi, Eko berpakaian sebaik mungkin, dan barulah Dilon melompat masuk ke dalam tubuhnya. Saat itu juga, Eko mulai keluar rumah, memasuki mobil dan menjalankannya dengan kecepatan sedang.

Tentunya, ke rumah sakit.

Saat sampai di rumah sakit, Eko menuju kantin, dan bertepatan itu datanglah Valerie dan teman-temannya. Namun, nyatanya, mereka tak mau makan di kantin.

"Tuh, kan, ada Mas Eko. Kasian dia kalau ditinggal," kata teman Valerie.

"Mas Eko, ikut kami, yuk. Tim kami mau makan di luar."

Eko yang mendengarnya tersenyum manis. "Baiklah, ayo."

Sesuai keinginan, Eko dan Valerie, bersama dua temannya, akhirnya satu mobil. Dan posisinya, tentu mereka sengaja membuat Valerie di depan bersama Eko. Paham sekali mereka meski tak tahu rumitnya hubungan ini. Valerie, dan Eko, mau tak mau menurut saja demi menyembunyikan apa yang sebenarnya terjadi.

Walau harus keduanya akui, mereka bahagia.

Meski dari sisi Valerie, ada rasa bersalah.

"Dia kelihatan bahagia, dan merasa bersalah sekaligus," ucap Dilon dalam kepala Eko. "Tak apa, Valerie. Aku mengerti."

Eko pun juga mengerti.

Mereka pun mulai tancap gas ke lokasi yang dimaksud, berbincang hal ringan, seperti biasa. Sampai ketika ....

Eko harus berpapasan dengan sebuah truk.

Reaksi aneh tiba-tiba hadir, tubuh Eko gemetaran, dan ingatan soal kecelakaan yang tak pernah ia alami merasuki ingatannya. Terlebih, saat menatap Valerie sekilas di samping, tangisan dan rasa sakit Valerie, bercampur dengan rasa sakit yang pula bukan miliknya.

Napas Eko seketika memburu, dia menginjak rem tiba-tiba dan itu mengagetkan semuanya, syukur saja tak ada mobil di belakang mereka.

"Mas Eko, kamu kenapa?" Eko langsung keluar dari mobil buru-buru, berikutnya dia muntah, dan tersandar di mobilnya sendiri dengan keadaan lemah, lesu, serta gemetaran.

Semua yang khawatir segera keluar dari mobil, mendekati Eko yang kini tubuhnya merosot tanpa tenaga, bersama napas yang terus menderu keras.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

Masuk, Mas Eko! ✅Where stories live. Discover now