Chapter 30

202 23 0
                                    

Eko tersadar dari rasa kantuknya, dia segera membuka pintu kamar dan terkejut ada Dilon di sana.

"Kenapa aku gak bisa ngerasukin kamu?!" Dilon berusaha melompat ke arah Eko, tetapi sia-sia, dia menembusnya, dan Eko langsung berlari keluar rumah, masuk ke mobil.

"Pak, cepat jalan!"

Supirnya agak heran karena Eko yang kelihatan panik, tetapi tetap menuruti perintah sang tuan muda.

Dia menghela napas lega karena mobil jalan, menatap sekitaran tak ada Dilon, perasaannya lebih tenang.

Namun, dia tak sadar, sebenarnya Dilon tepat ada di sampingnya, tetapi Eko ... seakan tak melihatnya lagi.

"Ti-tidak ...." Dilon menatap tangannya sendiri, berusaha menuju ke Eko, merasuki, mendekat, memukulnya, tak ada yang terjadi. "Rencana matangku ...."

Tak lama, mobil berhenti, Eko keluar dari mobil dan Dilon memperhatikan pria tersebut, yang ternyata mereka ada di depan rumah Valerie.

"Valerie ...." Valerie keluar dari rumahnya, bergandengan tangan dengan Eko, dan memasuki mobil. Dilon jadi duduk di antara Valerie dan Eko.

Suasana mencanggung bagi Dilon meski faktanya, dia tak terlihat oleh keduanya.

Valerie mengarahkan tangan ke arah Eko, menembus Dilon, dan nyatanya sang wanita membenarkan rambut Eko yang agak berantakan. "Rambut kamu kayak tornado."

"Ah, iya?" Eko cengengesan, mengecek rambutnya, pasti karena tragedi ditakuti Dilon yang tiba-tiba muncul mau meminjam tubuhnya untuk balas dendam soal anjingnya.

Eko kasihan, jujur saja, tetapi saat itu Dilon menakutkan. Nanti saja dia akan mengurus itu, sekarang dia perlu melakukan ini ... janjinya pada Valerie.

Dilon memperhatikan keduanya dengan seksama, entah kenapa perlahan-lahan, amarah berkurang, dan dendam yang membutakan matanya tadi, perlahan-lahan sirna. Dia terus memperhatikan Eko dan Valerie, dan kedekatan sederhana mereka.

Meski tanpa status, keduanya tampak mesra.

Jalan-jalan di pasar malam.

Kemudian makan di sebuah restoran.

Bermain di taman bermain.

Perlakuan hangat Eko pada Valerie, mengingatkan kenangan demi kenangan indah Dilon pula bersama Valerie. Ingatan yang membuat senyumnya mengembang, dan membuatnya sadar pula betapa mengerikannya dia saat ini.

Yang lupa, tujuan utamanya, sesungguhnya, kenapa ia bersama mereka.

Sekarang, Dilon pun sadar, dia sudah kehabisan kekuatan, dan kekuatan terakhir yang dia punya ini akan dia tujukan ke hal yang paling penting dalam hidupnya.

Gonggongan anjing yang bahagia terdengar, Dilon menoleh dan menemukan Baxter, anjing manis yang kini bersayap dan ada halo, lingkaran terbang, di kepalanya. Seakan, datang untuk menjemputnya.

"Baxter ... maaf aku majikan yang buruk." Baxter menggoyangkan ekor, seakan bilang itu hal yang salah. "Aku akan ikut, nanti, setelah ini."

Dilon terus memperhatikan kedekatan keduanya sambil duduk dan mengusap-usap kepala Baxter.

"Maaf aku tak bisa membalaskan dendam kita berdua, tapi aku harap ... karma jatuh kepada orang-orang atas apa yang dia lakukan. Siapa pun."

Baxter menggonggong, seakan setuju, dan Dilon tertawa hangat.

Setelah jalan-jalan menyenangkan tersebut, Eko kembali mengantarkan Valerie pulang.

"Sampai ketemu lagi, ya, Valerie." Eko berkata, tersenyum manis.

"Ya, sampai ketemu ... besok. Kita jalan-jalan nanti kan?" Eko sangat gembira.

"Siap! Aku jemput!"

Valerie tertawa akan tingkah manis ala anak-anak yang mendapatkan hadiah itu, dan dia suka melihat ekspresi Eko berikutnya. Ekspresi kala ia memberikan sebuah ciuman di pipi.

Eko meleleh.

Dilon yang menggendong Baxter menutupi mata anjingnya tersebut, seakan Baxter anak kecil yang tak boleh melihat adegan orang dewasa. Pria hantu itu tersenyum hangat, dan sepertinya inilah saatnya.

BERSAMBUNG ....

•••

Cerita An Urie yang lain bisa kalian temukan di
Karyakarsa: anurie
Playstore: An Urie

Masuk, Mas Eko! ✅Where stories live. Discover now