36. Temerate

32.7K 2.4K 547
                                    

"To break a bond or binding promise."

-Temerate

_________________________


"Kami akan menikah, Alford. Itu adalah keputusan akhirku untuk semua negosiasimu."

"Lilly, kamu baik-baik saja? Lilly? Lillyanne!" Suara Louis yang menginterupsi kepalanya seketika itu juga membuat Lilly tersadar dari lamunannya akan keputusan akhir yang masih menghantui.

Bayangan akan dirinya yang memiliki keberanian untuk bertindak seperti itu di hadapan Theo mendadak lenyap saat netra cokelatnya menangkap seringai tipis di wajah Theodore yang saat ini tengah menatapnya dengan sangat intens, nyaris tidak berkedip. Pria itu seolah mengetahui jika dia tidak bisa menolak penawarannya, meski dia ingin.

"Fuck you, Alford!" Lilly mengumpat dalam hati untuk semua khayalan yang sempat terbesit di otaknya.

Andai dia memiliki keberanian seperti apa yang terbesit di benaknya tadi, Lilly pasti sudah melakukannya-melakukan penolakan atas tawaran Theodore Alford semalam. Tapi pada kenyataannya Lilly Brown tidak memiliki nyali sebesar itu. Dia tidak berani untuk menolak Theodore yang ada di hadapan.

Menolak Theodore secara terang-terangan dengan di saksikan Louis dan Alana bukanlah pilihan yang tepat. Tapi, membuka pembicaraan secara terbuka dengannya juga bukan sebuah pilihan yang bagus.

"Lilly jika kamu tidak enak badan, kita bisa kembali sekarang, okay?" Louis kembali membuka suara ketika ia melihat Lilly masih mematung dengan ekspresi wajahnya yang kaku.

"Ada apa Nona Brown? Apa kau sakit? Kau terlihat sangat pucat sejak aku datang." Kali ini, Theodore menimpali pertanyaan Louis dengan nada sindiran yang membuat Louis melayangkan tatapan tajamnya.

"Jangan ikut campur!" tegas Louis yang kemudian merengkuh bahu Lilly ke dalam dekapan. Sadar jika dia tidak bisa terus-terusan mematung seperti orang bodoh, Lilly lantas mengembuskan napas pelan.

"Aku baik-baik saja," ujar Lilly.

Sementara Lilly mencoba mengendalikan emosi, Theo malah terang-terangan menunjukkan intimidasi. Tak peduli seberapa keras Lilly mencoba untuk mengelabuhi, Theo tetap akan mengetahui jika wanita ini tengah dilanda perasaan gugup yang tak bisa dihindari.

Bahkan dari tempatnya berdiri, Theo bisa menangkap raut ketegangan dari wajah cantik yang dulu selalu menjadi pemandangannya ketika membuka mata. Buku jari yang gemetar di dalam genggaman Louis dan pandangan mata yang tak bisa diam sejak ia tersadar dari lamunan, seakan telah menjadi bukti bahwa Lillyanne Nicole Brown benar-benar sedang berusaha keras menutupi keraguan atas penawaran semalam.

Ah Lilly Brown...

Entah harus berapa lama lagi mereka harus bermain petak umpet bersama takdir seperti ini.

Mencoba untuk mencairkan suasana yang tak kunjung membaik, Theo dengan segala topengnya pun melangkah maju dan menatap Lilly dalam senyuman penuh arti. "Senang melihatmu lagi, Nona Brown," ujar Theodore yang semakin mengintimidasi wanitanya dengan tindakan implisit yang luar biasa menyebalkan.

Disapa seperti itu, Lilly yang awalnya menatap ke sembarang arah kini kembali memfokuskan pandangan ke arah Theo. Tanpa senyum manis yang biasanya ditunjukkan, Lilly hanya mengangguk.

"Hmm. Senang juga bertemu denganmu Mr.Alford," balas Lilly dengan formal.

"Apa kau hanya berniat menyapa kekasih cantikku, Tuan?" sindir Louis yang sebenarnya tidak menyukai interaksi mereka. Kisah masa lalu di antara keduanya membuat Louis selalu bersikap was-was demi mengantisipasi terjadinya glimpse of us.

The Escapes of MistressWhere stories live. Discover now