9. Tears

60.8K 5.2K 307
                                    

"The liquid that comes when your heart is hurt."

-Tears

_____________________________________

Oups ! Cette image n'est pas conforme à nos directives de contenu. Afin de continuer la publication, veuillez la retirer ou télécharger une autre image.

_____________________________________

9.45 PM

Malam masih belum berganti saat Theodore meneguk segelas wine yang ada di tangannya hingga tandas. Pria yang bahkan belum sempat berganti pakaian itu, kini terlihat sangat kusut dengan raut amarah  yang masih terpancar dari kedua netra abu miliknya. Sambil menghisap sebatang rokok, Theodore kembali menuang anggur merah favoritnya ke dalam gelas kristal yang ada di meja dan meminumnya dengan sekali tegukan. Entah sudah berapa kali ia menuang cairan manis itu dan menenggaknya hingga tandas, Theodore tidak tahu. Kepalanya hanya dipenuhi oleh nama Lilly hingga ia tidak bisa memikirkan hal lain selain wanita itu.

Bruk!

Setelah menghabiskan anggurnya, Theo pun menjatuhkan diri ke atas sofa, menatap langit-langit ruang VVIP yang telah lama tidak ia kunjungi. Terhitung sudah hampir tiga tahun ia tidak datang ke sini. Keberadaan Lilly di dalam hidupnya, membuat Theodore malas untuk datang mengunjungi klub dan menghabiskan waktu di sana. Mengingat Lilly, Theodore pun kembali menghisap cerutunya dengan kasar.

Sial!

Wanita itu benar-benar memenuhi kepalanya sekarang!

Sambil terus menghisap sebatang rokok yang ada di tangannya, Theodore terbayang akan wajah cantik Lilly yang selama tiga tahun belakangan telah menjadi pemandangan yang wajib ia lihat saat pulang ke White Mansion. Saat sedang terfokus dengan pikirannya, tiba-tiba.....

Ceklek!

Suara pintu ruangan yang terbuka langsung membuat Theodore mengalihkan pandangannya ke arah pintu. Dan begitu ia menoleh, ia menemukan sahabat baiknya berdiri di ambang pintu dengan sebuah senyum bodoh yang ia lempar ke arahnya.

"Long time no see you, brother!" sapa seorang lelaki yang tentu sudah tak asing lagi di mata Theodore. Mendengar sapaan itu, Theodore hanya diam, tak menghiraukan sapaan seorang pria yang telah menjadi perantara utama pertemuannya dengan Lilly tiga tahun yang lalu.

Ya, dia Erick—sahabat sekaligus pemilik club malam tempat ia menghabiskan waktu saat ini. Sementara itu, Erick yang telah lama  tidak melihat Theodore menginjakkan kaki di club nya pun segera menerobos masuk ke dalam ruangan. Pria yang mengenakan setelan jas berwarna merah maroon itu  duduk di hadapan Theodore dengan wajah sumringah.

"Ah, sudah lama sekali tidak melihatmu duduk di sofa ini Alford. Terhitung sejak kau membawa gadis membosankan yang—"

"Tutup mulutmu dan tinggalkan aku sendiri, Erick!" desis Theodore sebelum ia mematikan bara api cerutunya dan membuangnya ke asbak dengan kasar. Seakan tahu jika temannya sedang dalam keadaan buruk,  Erick pun merubah raut wajahnya menjadi serius.

The Escapes of MistressOù les histoires vivent. Découvrez maintenant