35. FINAL DECISION

39.3K 2.5K 381
                                    

"Something that was decided maturely by considering many things,"

-Final Decision
__________________________


Pesta pembukaan hotel Michael Alford yang dijadwalkan pada siang hari ini akhirnya digelar dengan begitu meriah. Tamu-tamu kehormatan yang datang dari manca negara terlihat mulai memadati area ballroom hotel yang telah disulap menjadi sebuah area pesta bertema  classic. Walau pestanya digelar saat siang hari, namun kesan mewah dan glamour dari grand opening party ini tak hilang begitu saja.

Musik-musik renaissance yang bergema indah membuat suasana hotel semakin terlihat elegan. Sebenarnya, pesta ini adalah pesta awal dari serangkaian acara yang akan dilakukan pada malam hari. Pertunjukkan ball dance, orchestra music, dan pelepasan kembang api akan menjadi puncak utama dari pesta peresmian hotel hari ini. Detail bunga lili dan lukisan-lukisan romantisisme abad ke-18 yang menjadi "pemeran utama" dalam filosofi pembangunan hotel pun terpajang di beberapa sudut ruangan.

Namun di antara semua lukisan yang terpajang, ada sebuah lukisan raksasa yang masih ditutupi oleh selembar kain putih di dekat pita merah yang nantinya akan menjadi simbolis dari peresmian hotel. Tanpa ditanya pun, orang-orang yang ada di sana sudah mengetahui bahwa lukisan besar yang tergantung di atas dinding itu memiliki sebuah kisah yang berhubungan dengan identitas hotel yang menggunakan bunga lili sebagai lambangnya. 

Sebuah lukisan bunga lili yang dilukis oleh seorang wanita cantik yang telah tiada. Terdengar sedikit mistis memang, namun lukisan ini memiliki history yang kuat karena dibuat dengan perasaan cinta di akhir hidup sang pelukisnya. Oleh sebab itu lukisan yang berjudul "Lilly: The Epitome of Love" ini dihargai dengan sangat mahal oleh sebuah galeri seni.

Louis dan Lilly yang sudah sampai di tempat acara sejak tadi pun memandangi lukisan misterius yang masih ditutupi oleh selembar kain itu secara seksama. Sesekali Lilly akan melirik ke arah Louis yang terlihat sangat sedih tatkala melihat kanvas berukuran besar milik mendiang isterinya terpajang di hadapan.

Berdiri di samping Louis membuat Lilly mengerti bahwa pria ini begitu mencintai Selena, ibu Lillibeth. Tatapan kerinduan dari dasar mata cokelatnya menguar ke permukaan tanpa ada batasan.

Hanya dengan melihat sebuah kanvas lukisan, Louis mulai menyalurkan kerinduan.

Dan terkadang itu membuat Lilly merasa iri terhadap Selena.

Bagaimana rasanya dicintai begitu hebat?

Bagaimana rasanya diratukan oleh seorang pria?

Namun pada akhirnya Lilly hanya bisa bungkam, memendam semua pertanyaan itu di balik sebuah senyuman tipis yang menjadi topeng.

"Louis? Kamu baik-baik saja?" Lilly akhirnya membuka suara setelah sekian lama terhanyut dalam keadaan. Seakan tersadar dari lamunan panjang, Louis lantas menoleh ke arah Lilly yang tengah menatapnya raut kekhawatiran. Tanpa ada niat membuat wanitanya merasa diabaikan, Louis kemudian tersenyum. Tangan besarnya terulur untuk menyentuh wajah cantik Lilly dengan lembut.

"Hmm. Aku baik-baik saja Lilly. Maaf jika aku tadi melamun dan sempat mengabaikanmu," ujar Louis yang langsung ditanggapi dengan sebuah senyuman hangat oleh Lilly.

"Tidak apa-apa. Aku mengerti perasaanmu," bisik Lilly sebelum Michael Alford—sang pemilik hotel  bersama dengan sang isteri menghampiri mereka.

"Selamat datang Mr.Louis." Michael menyambut Louis dengan hangat.

"Terima kasih sudah menyempatkan diri untuk hadir di pesta ini, Mr.Louis, Miss Brown." Tatiana Wilson yang juga merupakan isteri Mike ikut menyambut mereka dengan senyuman anggun. Wanita paruh baya yang mungkin seumuran dengan Madelyn Alford itu, terlihat sangat cantik dengan balutan gaun panjang satin berwarna vivacious green dan perhiasan berwarna serupa.

The Escapes of MistressWhere stories live. Discover now