20. Fail!

60K 5.5K 631
                                    

"Be unsuccessful in achieving one's goal."

-Fail

__________________________


Hal yang paling menyakitkan di dunia ini adalah ekspektasi.

Dan Lilly baru menyadari hal itu setelah apa yang terjadi hari ini. Wanita bernetra cokelat yang seharusnya sudah duduk tenang di dalam penerbangan menuju Milan itu, kini hanya bisa tertunduk lemas setelah semua yang terjadi.

Semuanya hancur berantakan setelah pukul tengah malam.

Rencana yang sudah ia susun matang-matang, ternyata hanya sebuah skenario bodoh yang sudah diketahui.

Pelariannya gagal.

Angannya untuk bebas, kini malah terhempas.

Ya, mungkin itu adalah kata-kata yang tepat untuk menggambarkan keadaan Lilly sekarang. Di pagi buta yang mendung itu, Lilly hanya bisa terisak pelan di hadapan Theodore. Impiannya untuk melarikan diri dengan bantuan Gabriel, ternyata hanya sebuah jalan klise yang diberi harapan.

Lilly masih ingat dengan jelas bagaimana ekspresi Theodore saat memergokinya akan melarikan diri beberapa jam yang lalu.

Saat itu Lilly tengah duduk di kursi bandara, menunggu jam keberangkatannya menuju Milan yang dijadwalkan lepas landas pada pukul dua dini hari nanti. Gabriel yang datang bersama Lilly, pada awalnya duduk di samping wanita itu, menemaninya selama beberapa saat sebelum akhirnya ia berpamitan ke toilet.

Lilly yang sebenarnya masih merasa takut pun tidak bisa berbuat apa-apa selain duduk diam dan menunggu Gabriel kembali. Tapi sayangnya, Gabriel tak kunjung kembali setelah hampir satu jam-membuat kepanikan Lilly meningkat dua kali lipat dari sebelumnya.

Lilly yang ingin memastikan keadaan Gabriel pun perlahan berdiri, bermaksud menyusul Gabriel ke dalam toilet.

Namun baru saja Lilly berbalik dan akan melangkah, netra cokelatnya langsung mematung tatkala ia melihat Theodore sudah berdiri di hadapannya. Pria itu datang dengan raut wajah yang begitu tenang. Tak ada ekspresi kemarahan yang terpancar dari netra abu Theodore saat memergokinya akan melarikan diri.

Hanya ada seulas senyum tipis yang menyiratkan kemenangan.

Theodore yang sejak tadi telah memperhatikan Lilly pun, berjalan mendekati wanita itu dam berbisik....

"Mencoba peruntungan lagi Nona Brown?"

Sial!

Air mata Lilly semakin turun deras saat ia mengingat ucapan Theodore tadi malam. Rasa malu, panik, bingung, kesal, marah, kecewa, dan ingin menghilang dari bumi seketika itu mencuat ke permukaan, membuat Lilly benar-benar merasa gagal.

Sia-sia saja dia memberikan ciuman perpisahan itu jika Theodore ternyata tidak benar-benar tertidur!

Semua hal yang ia lakukan semalam, nyatanya hanya sebuah tipuan yang sempurna!

DIA GAGAL MELARIKAN DIRI!

"Mau sampai kapan kamu menangis seperti itu, Lillyanne?" tanya Theodore dengan tatapan tajam yang tersembunyi di balik sisi oval gelas kristalnya. Pria dengan setelan jas hitam itu, hari ini kembali menunjukan kekuasannya atas hidup Lilly.

The Escapes of MistressWhere stories live. Discover now