・༓☾ 32. Dion ☽༓・

16 3 0
                                    

Hai, Camaraderie Gengs🌞🌻💛

Puasanya masih full atau udah ada yang bolong?

Vote dan penuhi komentar di setiap paragrafnyaa, ya🙌

Happy reading🥰
.
.
.
・༓☾ ☽༓・

Hari-hari Raya berjalan seperti biasa di sekolah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari-hari Raya berjalan seperti biasa di sekolah. Berangkat pagi, masih dengan kesibukannya di OSIS, kemudian akan merasa sepi. Hanya Alfi, satu-satunya teman yang benar-benar dekat dengannya sekarang ini.

Dion? Cowok yang merupakan ketua bidang di OSIS nya itu masih terus berusaha memperbaiki keadaan sebisanya. Namun, Raya juga sebisa mungkin menghindar, hanya berbicara seperlunya yang berkaitan dengan urusan OSIS, tidak lebih.

"Ray, tunggu sebentar!"

Hingga, hari di mana bidangnya selesai mengadakan rapat, Dion secara langsung menahan lengan Raya yang hendak meninggalkan ruangan. Memintanya untuk tetap tinggal, sebentar.

"Lepas, Kak!" ucap Raya, tak nyaman.

Dion yang menyadarinya langsung melepaskan. "Maaf."

"Kalau nggak ada yang mau disampaikan, Aya mau pulang, Kak," ucap Raya ketika Dion malah terdiam. Tak kunjung untuk berbicara.

"Maaf." Hanya satu kata itu lagi yang akhirnya keluar dari bibir seorang Dion.

Merasa tak ada yang akan disampaikan lagi oleh Dion, Raya pun berniat untuk langsung keluar dari ruangan. Perutnya sudah lapar dan ingin segera diisi. Dia tak ingin menahan diri lebih lama lagi di ruangan OSIS itu bersama Dion.

"Kata maaf mungkin nggak akan mengembalikan keluargamu utuh kembali, Ray. Kamu juga nggak akan mungkin menerimaku sebagai saudara semudah itu. Juga dengan kejadian ini yang semuanya tiba-tiba."

"Aku sebagai anak juga nggak pernah mau Mama hancurin keluarga orang lain, bahkan yang ternyata adalah keluarga dari orang yang aku cintai."

"Ray, nggak apa kamu benci aku, nggak nerima aku sebagai seorang saudara. Tapi, boleh aku minta satu hal?"

"Tolong terima Mama, ya? Jangan benci Mama. Mama bilang kamu manis, Mama sayang kamu sejak awal lihat kamu di acara makan malam waktu itu."

Ucapan Dion terhenti. Begitu juga dengan langkah Raya yang menjadi urung keluar dari ruangan karena ucapan panjang yang dilontarkan oleh Dion.

Dion menarik napas dan menghembuskannya pelan seraya melanjutkan perkataannya, "Aku tau ini berat. Tapi kita bisa, kan, sama-sama ikhlas untuk menemukan kebahagiaan masing-masing?"

Merasa Dion tak lagi bersuara, Raya pun langsung melanjutkan langkahnya lagi yang sesaat tertunda tanpa menghiraukan perkataan maupun pertanyaan Dion sama sekali.

Camaraderie | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang