・༓☾ 30. Notifikasi Pesan ☽༓・

14 3 0
                                    

Hai, Camaraderie Gengs🌞🌻💛

Tadi malam tidurnya pada nyenyak, kan?

Vote dan ramaikan komentar di setiap paragrafnya di tunggu, Gengs🙌

So, happy reading, yaaa💛
.
.
.
・༓☾ ☽༓・

Tahun baru, suasana baru, hidup baru

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tahun baru, suasana baru, hidup baru. Mungkin itu yang kini dirasakan oleh seorang gadis yang kini tengah menyibukkan diri dengan mengipasi daging ayam yang ada di pemanggang usai melakukan panggilan videocall bersama Alfi yang tengah merayakan tahun baru bersama Selatan, orang spesialnya Alfi beberapa menit yang lalu. Tangan Raya terus mengipasi daging ayam tersebut, berusaha agar asap hasil bara api dan angin hasil kipasannya itu tak mengenai matanya.

"Mau gantian, Ay?" Ryan datang menawarkan diri setelah sebelumnya dari dapur untuk mengambil kecap.

"Nggak perlu, Yan. Ini lumayan seru, kok," jawabnya, tertawa kecil. Meyakinkan Ryan bahwa dia memang tak masalah dengan kegiatan itu.

Ryan mengangguk singkat, tersenyum. Kemudian dia melanjutkan kembali kegiatannya untuk membantu Raya mengoleskan kecap yang telah dicampur dengan mentega ke bagian daging ayam yang tengah dibakar tersebut.

Bintang dan bunda juga ada di sana. Keduanya sedang menyiapkan nasi, minuman dan menata sosis yang telah dibakar beserta lalapan sayur dan sambal.

"Bun, Bintang makan sosisnya satu boleh, nggak?" pintanya. Sebenarnya sudah bukan satu lagi dia makan sosis tersebut. Entah berapa, intinya sejak tadi gadis kecil itu meminta satu namun terus menerus.

"Nanti lagi, ya? Kasihan Kak Aya dan Bang Iyan belum makan sosisnya kalau habis dimakan Bintang semua," nasihat bundanya. Mengusap sebentar rambut anak perempuan manisnya itu.

Bintang menghela napas. Meskipun begitu, dia tetap menuruti perkataan sang bunda.

"Bentar lagi semua makanannya siap, nanti kita makan sama-sama. Jadi, Bintang boleh makan sosis lagi nanti," lanjut bundanya yang seketika itu langsung membuat mata Bintang berbinar.

"Makasih, Bunda," serunya senang bertepatan dengan kedatangan Angel dengan sepedanya. Sepeda yang dia beli agar bisa berangkat bersama Ryan ke sekolah tanpa merepotkan teman cowoknya itu lagi.

"Permisi semuanya, maaf datangnya telat," sesal Angel, menyandarkan sepedanya dan langsung menyalami tangan bunda. Sosok yang kini sudah dia anggap seperti bundanya sendiri.

"Iya, Angel, nggak apa. Sini gabung," ucap bunda lembut. Angel pun langsung duduk membantu bunda dan Bintang meskipun sebenarnya sedikit lagi mereka akan selesai mempersiapkan.

Camaraderie | EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang