Bab 14

51 6 0
                                    

Didunia malaikat terlihat Shion yang tengah berjalan-jalan di taman istana malaikat. Wajahnya sedikit di tekuk dengan kakinya yang sesekali menendang-nendang tanah. Gerutuan serta umpatan sesekali terdengar dari bibirnya yang seharusnya mengatakan hal-hal manis dan mulia khas malaikat.

"Orochimaru sialan! Dia kira menculik bocah malaikat itu mudah apa? Seenaknya saja memerintahku. Dia kira dia itu lebih tinggi dariku gitu? Bagaimana pun juga aku ini tetaplah ras divine yang lebih mulia dari ras demonic. Jika bukan karena dia berguna untuk menjadikanku ratu ras divin saja, sudah ku habisi dia. Hah~."

Tanpa sengaja matanya menangkap sosok Hanabi yang duduk ditengah padang bunga. Sekumpulan kelopak bunga warna-warni bergerak mengikuti gerakan tangannya.

"Bukannya itu Hanabi? Apa yang dia lakukan disini? Alah abaikan saja dia- Eh?! Tunggu! Kenapa tidak kuberikan saja dia kepada ular bodoh itu? Hihi.." Shion mengeluarkan cincin dengan berhiaskan batu rubi dari ruang spasialnya. Dia membaca sebuah mantra yang membuat cincin itu bercahaya merah. Setelah itu, dia pun menghampiri Hanabi.

"Hanabi mengapa kau ada disini?"

"Shion-san, aku tadi habis dari menemui Toneri nii-sama. Kalau Shion-san?"

"a~ aku baru saja ingin menemui Toneri-kun. Ngomong-ngomong Hanabi, kau sangat mahir menggunakan sihir yaa.."

"Oh ini. Dulu Hinata nee-sama yang mengajariku. Dulu kami sering menghabiskan waktu bersama dengan mengendalikan kelopak bunga, kadang burung dan kupu-kupu pun ikut bermain bersama kami."

"Aku sangat merindukan nee-sama." Mendengar suara lirih Hanabi, Shion tak bisa menahan seringaiannya.

"Kau merindukan nee-samamu yaa.. Ketika aku merindukan seseorang, aku biasanya mengunjungi tempat terakhir aku melihatnya. Aku suka melakukan itu untuk mengenang saat-saat terakhirku dengannya." Hanabi terdiam mendengar penjelasan Shion. Untuk menghilangkan seringainya, dia sedikit berdehem.

"Ekhem... Ekhem... Kalau begitu aku permisi dulu." Shion pergi tanpa mendengar jawaban dari Hanabi.

.

.

Naruto @M.Kishimoto

Hakim Agung Malaikat @Phuruchamm

DLDR (don't like don't read)

Happy Readinggggggg...

.

.

"Sungguh sihir yang rumit. Sudah berminggu-minggu aku mencoba menguraikannya, tapi belum juga terurai." Gerutu Hinata. Hinata dan ketiga peri duduk mengelilingi gulungan formula sihir Hanging Garden.

Setiap hari mereka berlatih bersama menggunakan gulungan peninggalan dari reruntuhan. Ada gulungan mengenai ilmu pedang dan sihir. Ino dan Sai masing-masing mempelajari ilmu sihir dan pedang. Sedangkan Tenten mempelajari keduanya karena dia adalah seorang magic knight.

"Haah .. hah.. Aku lelah." "Aku juga." Ujar Tenten menyahuti Ino. Sai menghentikan latihannya dan menyarankan mereka untuk istirahat sejenak. Mereka pun beristirahat dan berjalan mendekati Hinata yang fokus dengan sihir-sihir yang tidak mereka ketahui.

"bagaimana kalau menggunakan sihir lima elemen dan menyatukan formula yang berada disudut ini?" pendapat Hinata menimbukan tanda tanya di kepala ketiga peri, termasuk Ino, Sai, dan Tenten yang baru saja duduk didekatnya.

"Apa maksudmu Hinata-sama?"

"seperti ini." Lalu gulungan sihir itu bersinar dengan warna hijau lembut dipadukan warna putih. Seketika mereka semua terkejut.

Hakim Agung MalaikatWhere stories live. Discover now