10

127 53 23
                                    

Jam begitu cepat berlalu, baru tadi rasanya Ziski mengucapkan ijab qabul dan sekarang sudah jam setengah sebelas malam

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jam begitu cepat berlalu, baru tadi rasanya Ziski mengucapkan ijab qabul dan sekarang sudah jam setengah sebelas malam. Semua santri sudah tidur ke asrama nya masing-masing. Semua keluarga juga sudah pulang kerumah mereka masing-masing yang tinggal hanyalah keluarga Adam dan di tambah Suci keluarga baru.

Suci yang tadinya ingin ikut pulang bersama abi dan uminya tidak jadi karena, di larang oleh semua orang, Suci hanya boleh tidur bersama Ziski.

Suci yang terlihat kebingungan ketika masuk ke dalam kamar Ziski, ia tidak tau harus apa, tidur dimana, ia juga di larang tidur di kamar Fatimah.

Ziski seperti tidak mempedulikan Suci, ia tetap membersihkan tempat tidur dan membentangkan karpet di lantai.

"Untuk apa karpet itu?" tanya Suci.

"Untuk Ustadzah tidurlah, masa saya yang tidur di lantai di kamar saya sendiri," jawab Ziski.

"Ngak usah di beresin, saya bisa beresin sendiri," ucap Suci kesal dan membereskan karpet tersebut.

"Oke, sesuai perintah," saut Ziski dan membiarkan Suci membereskan nya sendiri.

Suci pun mengehela nafas berat, terus mengerjakan pekerjaan nya sedangkan Ziski hanya menonton. Setelah selesai membentangkan karpet Suci mengambil selimut tebal milik Ziski untuk di jadikan alas karpet.

"Eh, eh, selimut saya," ucap Ziski dan menarik selimutnya.

"Ustadz, saya ngak mau ya tidur langsung di atas karpet ini. Lepas ngak!!!"

Ziski yang terlihat ketakutan pun melepaskan selimut tersebut. Suci yang tidak memperdulikan Ziski tetap menyelesaikan pekerjaan nya.

"Mana selimut saya?" tanya Suci.

"Nih," jawab Ziski dan melemparkan selimut pada Suci.

"Matikan lampu, saya mau tidur," ucap Ziski dan merebahkan tubuhnya di kasur, menutup badannya dengan selimut.

"Lho, kok saya?"

"Ustadzah kan yang terakhir tidur, jadi matikan dan juga seorang istri harus patuh kepada suaminya," jawab Ziski dan menutup matanya.

"Astaghfirullah," kesal Suci tapi tetap mematikan lampu.

"Jangan lupa hidupkan lampu tidur," lanjut Ziski.

"Kan deket sama Ustadz, kenapa ngak Ustadz aja yang matikan?" kesal Suci.

"Sesungguhnya Allah membenci seorang istri yang memiliki sifat nusyuz," jawab Ziski dengan irama seperti dia khutbah.

Suci untuk Ziski (Revisi)Where stories live. Discover now