Truth

2.1K 222 35
                                    


Mencuci piring. Seperti biasa, Clary selalu berinisiatif mencuci semua piring setelah makan malam. Ia merasa bersalah karena tidak sempat memasak untuk Niall, Harry, Louis dan Liam seperti biasanya.

Dan untuk pertama kalinya, Louis ikut membantunya mencuci piring-piring tersebut.

Beberapa kali ia mencuri pandang pada Clary tanpa ekspresi. Mengamati setiap inci wajah gadis itu. Apa yang menarik? Batinnya.

Louis berpikir gadis disampingnya ini hanyalah gadis Amerika biasa yang beruntung bisa datang ke London dan menjadi bodyguard mereka. Tapi meningat Clary yang pengetahuannya minim tentang segala sesuatu yang berbau entertaiment, Louis langsung membuang pemikiran itu.

Louis juga yakin bahwa ada sesuatu yang sengaja disembunyikan Clary dan Dave dari mereka. Ya ia berpikiran seperti itu karna beberapa kali memergoki mereka berdua berbicara sambil berbisik.

Tapi sekali lagi Louis menepis itu semua.

"Kenapa kau memandangiku seperti itu?"

Lamunan Louis terhenti saat suara kelewat sinis itu mengagetkannya.

"Apa? Tidak! Aku tidak memandangimu!"

"Kau memandangiku"

"Tidak. Aku tidak memandangimu tadi!"

"Bagaimana dengan sekarang? Kau memandangiku kan?"

Louis memutar matanya dan kembali mengelap piring basah ditangannya. Telinganya bisa mendengar suara kekehan Clary yang menggema didapur itu.

Satu piring lagi dan mereka akan selesai.

"Apa yang kau katakan padanya?" Tanya Louis. Clary pun menatap Louis dengan pandangan bingung.

"Kau sepertinya butuh pembersih telinga" Kalimat Louis berakhir dengan cipratan air sabun yang mendarat tepat diwajahnya.

"Aku berbicara tentang Liam. Apa yang kau katakan padanya hingga ia mau kembali makan?"

"Hanya sedikit mantra" Jawab Clary enteng. Kedua tangannya masih sibuk mencuci piring ditangannya. Ia lalu memberi piring basah itu pada Louis untuk dikeringkan.

Louis menaikan satu alisnya "Kau semakin aneh." Clary hanya mengidikan bahu. "Aku akan kembali ke ruang utama" Ujar gadis itu. Selesaikanlah sendiri"

Sebelum Clary benar-benar pergi, tangan Louis kembali mencegatnya. "Bilang dulu. Apa yang kau katakan pada Liam?"

Clary mendengus. Kedua alisnya terlihat menyatu. Namun akhirnya mulutnya pun terbuka dan berujar.

"Well, aku hanya bilang ; 'Liam, Let's eat. Kau tak perlu kahwatir dengan Sophia, Ia sedang bersama Eleanor sekarang. Ponselnya low-bat. Sophia baru mengabariku tadi siang. That's it"

Seketika itu juga. Louis melepaskan cengkraman. Clary memandangi Louis yang berdiri mematung. Tak menghiraukan laki-laki itu, Clary pun berjalan menjauh dan masuk ke ruang dimana Niall, Liam dan Harry sedang bersantai.

Sementara Louis? Ia terdiam. Tercegang mendengar kata-kata yang Clary ucap tadi. Bukan, bukan karna nama Eleanor yang disinggung-singgung oleh Clary.

Tapi karna kalimat itu. Sama persis dengan apa yang Zayn katakan padanya 2 tahun silam.

Louis kembali menganang masa itu. Saat Eleanor tidak memberinya kabar sehari penuh, dan saat Niall dan Harry mengerjainya habis-habisan.

Zayn datang mendekat dan membisikan sesuatu ditelinganya.

"Louis. Let's eat. Harry membuatkanmu sup wortel. Kau tak perlu kahwatir dengan Eleanor, Ia bersama Perrie sekarang. Perrie barusan mengabariku"

STRONG [One Direction after Zayn left] Where stories live. Discover now