Home

2.3K 258 70
                                    


Thanks buat kak yuli-n yang udah buatin cover super keren dan menarik ini :)) Makasih yahhh (≧∇≦)/

So this is chapter 16 ^
Maaf kalo banyak typo(s) dan salah kata

Enjoy....

©©

Jika tahu akan seperti ini, Zayn lebih memilih langsung pulang ke apartementnya daripada harus membawa kakinya memasuki ruang bawah tanah Natural Museum London di tengah malam.

Kali ini entah kenapa keadaannya terasa lebih menyeramkan. Nuansa merah diruangan utama basement itu diubah menjadih ruangan serba hitam dengan hanya diterangi sebuah lampu pijar ditengah ruangan.

Ruangan itu masih sama. Perabotan usang nan klasik masih tertata rapih, hanya saja panggung kecil setinggi 2 inci yang biasa terdapat tiga kursi besar itu sekarang hanya terdapat satu sofa maha besar berwarna merah maroon.

Tak jauh dari sana. Max berdiri dengan kepala tertunduk, ia mengenakan setelan jas abu-abu tanpa dasi. Disebelahnya, Tyler bersandar disebelah cerobong asap tua dengan pakaian sederhana yang biasa ia pakai. Ashley yang baru saja mewarnai rambutnya menjadi Hijau terlihat duduk diujung sofa sambil menatap rambutnya malang. Jelas sekali ia tampak menyesal.

Disofa itu sendiri, duduk pria parubaya berambut cepak dengan jas hitamnya sambil menatap dengan pandangan yang tak bisa diartikan ke tengah ruangan. Dibelakangnya dua algojo berbadan kekar menyapu pandangannya kesegala arah dengan tatapan membunuh.

Si laki-laki berlencana FBI masih terikat ditengah ruangan dengan keadaan mengenaskan. Ia bertambah menyedihkan dengan pakaian compang-campingnya. Bibirnya mengeluarkan darah lebih banyak. Wajahnya masih babak belur. Tangan dan kakinya tentu masih setia terikat dengan rantai besi disana.

Matanya bahkan tak sanggup untuk terbuka. Hanya dari perut yang kembang-kempis itulah semua orang tahu dia masih bertahan hidup.

Setelah geraman kecil, pria disofa pun angkat suara. "Max. Apa yang terjadi disini?"

"Uh, uhmm-ini"

"AKU TANYA APA YANG TERJADI DISINI?!!!!"

Suara hentakan pria itu sudah seperti bom atom yang melancar menuju Hiroshima dan Nagasaki. Ia menuntut penjelasan tentang lelaki yang terikat ditengah ruangan. Ben Willson.

Max, Tyler dan Ashley dibuat kaget olehnya. Bahkan Zayn. Ia tidak bisa menyembunyikan perasaan agak takut nya pada pria itu.

Pria berambut cepak langsung bediri dan menatap Max tajam seakan menatap musuh bebuyutan yang harus ia bunuh sekarang.

Zayn kira pria itu akan membunuh Max saat itu juga jika saja suara pembelaan Max tisak membuat pria itu duduk.

"Dia mata-mata. Aku mengikatnya disini agar tidak kembali"

"Kau pikir dengan menawannya disini dia akan membuat semuanya baik-baik saja?!"

Max terdiam. Sungguh, Zayn sangat menikmari pemandangan ini. Melihat Max dimarahi sudah seperti kesengan tersendiri baginya

Pria itu melanjutkan kata-katanya. "Tempat ini adalah gudang persenjataanku. Bukan tempat untuk memenjarakan orang!. Aku tidak mau tahu, orang ini harus dikeluarkan sekarang juga"

Setelah menyelesaikan kalimatnya, pria itu lalu turun dari sofanya dan berjalan diikuti dua algojonya. Max, Tyler dan Ashley sedikit dibuat lega.

Si pria lalu berhenti tepat didiepan laki-laki yang dirantai. Ia menatap laki-laki itu dengan tatapan jijik sebelum akhirnya berkata pada dua bodyguard-nya itu.

STRONG [One Direction after Zayn left] Where stories live. Discover now