Mad

2.4K 231 62
                                    

Ini part terpanjang dan membosankan. Maafkan saya :3

Enjoy!

// s t r o n g //

Pria itu, Davery Smith, berjalan menyusuri lorong rumah sakit dengan wajah was-was. Setelah mendapat sms dari orang misterius bernama Niaz, dengan cepat ia meninggalkan Niall, Harry, Louis, dan Liam bersama Clary dan akhirnya mengemudikan mobilnya hingga ke London Hospital.

Ben Willson. Tentu saja ia mengenal orang itu. Teman kerjanya dari agensi FBI. Derajat mereka sama-sama agen rahasia.

Ia dan Ben Willson juga mulai bersahabar baik saat laki-laki itu memiliki hubungan spesial dengan adiknya. Membuat Benjamin George Willson sudah seperti saudaranya sendiri.

Langkah kakinya tiba di meja resepsionis. Tiga suster berdiri sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.

Ia mendekat kearah suster berambut hitam dan menyapanya. "Selamat si--sore suster. Adakah pasien yang tiba kurang dari 24 jam disini?"

Suster itu memandang Dave sekilas dan kemudian menyenggol suster yang lebih tua darinya. Akhirnya suster parubaya itu menggantikannya melayani Dave.

"Ada yang bisa kubantu Tuan?" Ujar Suster itu dengan suara khas ibu-ibu.

"Uhm begini. Aku mendapat kabar bahwa temanku dilarikan kerumah sakit ini"

Dave melirik name tag suster itu. Charlie.

Suster Charlie meraih buku besar dibawah mejanya dan kembali memandang Dave. "Siapa nama temanmu?

"Ben. Ben Willson"

Suster itu memakai kacamata gantungnua dan menelaah setiap nama di daftar buku itu. Terkhususnya pasien yang baru dilarikan ke rumah sakit selama 24 jam terakhir ini.

"Tidak ada nama Ben Willson disini. Maaf"

"Ehhh?" Dave terbelalak. Lalu apa maksud pesan yang ia trima tadi pagi.

Suster itu kembali memandang buku besarnya. "Namun tadi malam ada seseorang yang membawa pasien tanpa nama ke rumah sakit ini. Sampai sekarang belum ada yang mengaku sebagai keluarganya"

Setitik harapan diwajah Dave muncul. "Ah. Boleh aku menemuinya?"

Suster itu mencatat beberapa kata di buku besar dan akhirnya tersenyum pada Dave.

"Dia tadinya dirawat diruangan UGD, namun baru saja dipindahkan ke ICU. Kau bisa menemuinya sekarang" Ucap Suster itu. "Dari sini, jalan terus, belok kiri, ruangan paling ujung"

"Baiklah terimakasih"

Dave segera melangkahkan kakinya mengikuti instruksi Suster itu. Jalan lurus, berbelok ke kiri, dan berhenti di ruangan paling ujung koridor itu.

Papan besar diatas pintu yang bertuliskan ICU.

Dave tahu ada yang tidak beres dengan semua ini. Ia berharap Ben baik-baik saja.

Pintu besar itu terbuka. Hal yang pertama kali Dave lihat adalah seseorang yang terbaring di tempat tidur. Ia mengenakan alat bantu pernapasan. Kepalanya diperban dan wajah orang itu babak belur. Kaki dan tangan orang itu digips sampai ke jari-jarinya. Infus melingkar ditangan kanannya. Ia mengenakan baju khusus pasien rumah sakit. Disebelah tempat tidur itu, ada meja kecil yang diatasnya diletakan sebuah monitor.

Dave terperangah melihat kondisi orang itu. Walaupun babak belur, tentu saja Dave masih mengenalinya, Ben Willson. Orang yang dinyatakan hilang oleh FBI semenjak 3 bulan yang lalu.

Saking kagetnya, Dave tidak menyadari seorang suster yang masih berada diruangan itu. Ia berdiri menatap heran Dave yang dengan tiba-tiba membuka pintu ruangan ICU.

STRONG [One Direction after Zayn left] Where stories live. Discover now