Louis Flashback

2K 222 34
                                    


Orang orang mungkin tidak akan bisa mengenalinya dengan mudah jika wajahnya dibaluti masker seperti itu.

Tapi tidak bagi seorang Louis Tomlinson.

Tidak bagi Niall, Harry, ataupun Liam.

Jika ia mengenakan Rayban, Louis juga masih bisa mengenalinya dengan tato ditangannya. Jika laki-laki itu mengenakan Rayban dan sarung tangan sekaligus? Well, saat itu Louis akan mengaku kalah. Ia tidak bisa mengenalinya.

Namun beberapa jam yang lalu, entah kenapa Louis yakin yang dlihatnya diatas eskalator itu adalah dia.

Dia yang adalah sahabatnya.

Dia yang mereka bilang dulunya merupakan bagian dari hidup One Direction.

Dia yang membuatnya marah habis-habisan.

Dia yang membuatnya jengkel.

Dia yang membuatnya muak.

--Tiba-tiba muncul begitu saja dihadapan Louis. Louis mengeratkan jari-jarinya dan meletakan mereka dibelalang kepalanya. Ia menghembuskan nafasnya.

Kejar-kejaran di salah satu Mall terpadat didunia benar-benar membuat akal nya mulai kabur. Tampaknya ia memang butuh tidur untuk saat ini.

Laki-laki itu mengusap wajahnya pelan dengan tangan kanannya, kemudian bergeser kesisi tempat tidur. Ia memiringkan badannya menatap benda pipih diatas meja.

Ia kemudian meraih ponsel itu dan mengecek tanggal. "Besok acaranya." Gumamnya pelan. "Asian Awards 2015."

Louis tahu besok Zayn Malik akan tampil lagi didepan media masa. Untuk pertama kalinya sejak sesi sembunyi-sembunyinya ini.

Louis mulai mengingat-ngingat kejadian tadi siang. Tentang bagaimana manik cokelat madu yang memancarkan Ketakutan dan Kepanikan itu menatap lurus kearahnya.

Saat itu ia meninggalkan Harry, Niall, Liam dan Dave untuk pergi mencari si gadis kudet, ーatau begitulah Louis memanggilnyaー yang hilang dari rombongan mereka dengan alasan ingin membeli es krim. Ya siapa lagi kalau bukan Clary Smith.

Iris birunya menyapu pandang ke segala arah mencari sosok berambut pirang dengan outfit serba hitamnya.

Tapi matanya malah menangkap sosok lain berdiri santai di eskalator yang bergerak naik bersama beberapa orang itu. Dari siluetnya, Louis bisa tahu orang yang ia lihat adalah laki-laki.

Semula Louis berpikir sosok itu hanyalah orang biasa. Sampai akhirnya mata mereka saling menatap.

Louis tahu tatapan itu. Mata cokelat madu yang selalu ia lihat lima tahun terakhir.

Iris mata milik Zayn Malik.

Dengan gesit, Louis bergerak berusaha naik kembali diantara kerumunan orang-orang di eskalator yang berjalan turun itu. Matanya masih tidak berpindah pada sang sosok. Takut jika saat berpaling, sosok itu akan menghilang dari pandangannya.

Louis berjalan cepat, begitupun sosok diseberang sana yang menyadari gerakan Louis itu. Melihat pemikik mata cokelat itu menghindarinya, membuat Louis yakin 100% itu adalah Zayn.

Setelah keduanya sampai di lantai tiga mall itu. Kejar-kejar pun tak terelakan. Louis sudah tak peduli apa yang akan ada pada topik halaman utama tabloid yang akan ia baca besok, atau apa yang akan ada pada acara entertainment yang biasa ia nonton setiap pagi.

Mungkin “LOUIS TOMLINSON ON WESTFIELD SHOPPING CENTER” atau “KEJAR-KEJARAN DI MALL. SIAPA YANG LOUIS TOMLINSON KEJAR?”

Louis tidak peduli.

STRONG [One Direction after Zayn left] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang