9. would you be my girl friend?

1.3K 95 25
                                    

•••

Oops! Această imagine nu respectă Ghidul de Conținut. Pentru a continua publicarea, te rugăm să înlături imaginea sau să încarci o altă imagine.

•••

"Turun!" Perintah Damian dengan suara yang ketus.

Jassmin turun dari motor Damian dengan perasaan jengkelnya. Sebelum lelaki itu benar-benar pergi dari hadapannya, Jassmin mencegah dengan cara memegang lengan Damian. "Malam ini mau ke pasar malam kan sama mereka? Aku ikut ya?"

Damian melepas tangan Jassmin yang melilit lengannya. Ekspresi lelaki itu tidak mudah ditebak untuk saat ini. Datar tanpa senyum.

"Gak!"

"Kamu udah janji waktu itu mau ajak aku ke pasar malam kan? Sekalian aja malam nanti kita berangkat bareng."

"Kapan gue pernah buat janji itu?" tanyanya sedikit heran dengan apa yang Jassmin ucapkan. "Yang ada lo sendiri yang ajak gue kan? Tapi nyatanya gue gak mau," lanjutnya hingga membuat Jassmin berdecak sebal.

"Tapi kan—"

"Gak ada tapi-tapian! Enggak ya enggak," jelas Damian cepat. Ia tidak mau jika kesempatan berkumpul dengan teman-temannya sirna gara-gara Jassmin yang ingin ikut juga.

"Oke fine! Aku bisa lapor sama Papa soal ini,"

Dahinya mengerut. Menatap Jassmin dengan mata elangnya, Damian berdecak berkali-kali. "Gue gak takut!" ucapnya tegas. "Lagian siapa lo? Cuma anak buangan yang dipungut kan?"

Jassmin tidak terima dengan apa yang Damian ucapkan. Wajahnya kini nampak memerah menahan kekesalan. Ya, memang benar yang diucapkan Damian tadi, bahwa ia bukan anak kandung Papanya. Dulu ia ditemukan di sebuah pintu apartemen milik Papanya.

"Baru tahu fakta itu? Perlu gue kasih tahu, lo dipungut dan dibesarkan sampai sekarang hanya untuk menjadi alat Papa lo."

"Kamu juga dulu dipungut di panti asuhan. Sama-sama anak pungut jangan sok keras deh!" balas Jassmin tak kalah sengit. Dan ya, memang ia mengetahui hal itu sedari lama dari Papanya Damian. Namun, karena Jassmin mempunyai perasaan lebih terhadap Damian, maka ia tidak pernah membahas hal itu lagi.

Damian diam, kemudian. "Gue dipungut karena jelas anak Papa gue. Sedangkan lo, siapa?"

"Jadi intinya, apapun yang lo minta gak akan pernah gue kabulin lagi. Setelah fakta itu benar adanya, gue berani untuk melawan lo."

"Dan perlu lo ingat lagi. Jangan ganggu kehidupan gue dan milik gue saat ini!" Selesai mengatakan itu Damian pergi dari kawasan rumah Jassmin.

Jassmin menghela napas pelan. Kepalanya digeleng-gelengkan sembari tersenyum miring. "Gue udah curi start duluan, jadi lihat siapa yang bakalan menang dan siapa yang bakalan jadi pecundang," ucapnya penuh misteri.

•••

Riuhnya suara orang—dari ibu-ibu sampai anak kecil, padatnya stand pedagang makanan serta minuman, banyaknya permainan dari yang biasa sampai yang luar biasa. Contohnya Bianglala, salah satu permainan atau wahana yang menjadi ciri khas di tempat ini. Lapangan yang luas diubah menjadi tempat bermain yang amat bagus. Bahkan ketiga perempuan itu sampai berdecak kagum hanya dengan melihatnya saja. Mereka— terkhususnya ketiga perempuan itu tidak menyesal sama sekali datang ke pasar malam ini.

DAMILIUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum