CHAPTER 29

84 3 0
                                    

GIVES TASTE

“Kamu memberiku perasaan yang tidak pernah kurasakan sebelumnya pada orang lain.”

✿✿✿

Mendengarkan musik di tengah keheningan adalah salah satu hal yang sangat disukai Adrian. Ia mendengarkan musik melalui headphone yang melingkar di atas kepalanya. Sepasang mata merekam aksi beberapa orang melintas di tengah lapangan. Ia mengamati beberapa orang itu melalui jendela di sebelah bangkunya. Semua orang berjalan menuju satu tujuan. Gerbang sekolah.

Saat ini kegiatan pembelajaran telah berakhir. Mereka yang tidak lagi memiliki kepentingan telah meninggalkan sekolah. Berbeda dengan dirinya yang masih berada di dalam kelas seorang diri. Ia menanti kehadiran seseorang yang seringkali membuat masalah dengannya.

Manik mata pun tertuju pada seorang siswi yang baru saja tiba di kelas. Siswi itu berdiri sejenak seraya mengatur napasnya yang terengah. Barangkali ia habis berlari atau melakukan aktivitas yang berat. Namun raut wajahnya menggambarkan tak suka dengan keberadaan Adrian di sini.

Ia melihat siswi itu berjalan menghampirinya. Bibir siswi itu pun bergerak seperti mengajaknya berbicara. Namun ia tidak bisa mendengar karena telinganya hanya menangkap suara dari headphone. Saat siswi itu berdiri di hadapannya, ia baru menurunkan headphone itu sampai mengalungi lehernya.

"Lo ngomong kek ke gue kalo belajarnya di sini. Gue capek nyari lo kemana-mana. Di taman nggak ada, di perpus nggak ada," keluh Risa menarik kursi di depan meja Adrian lalu mendudukinya.

"Salah lo sendiri nggak bisa nebak."

Mendengar itu Risa refleks meliriknya sinis. Ia terlihat tak senang dengan ucapan itu. "Hellooo, Adriann... lo mikir dong gue ini bukan peramal yang tau keberadaan lo dimana aja."

"Terserah," jawab Adrian tanpa merasa bersalah. Ia begitu tenang memainkan ponselnya tanpa menghiraukan Risa.

Risa berdecak sebal melihat respons Adrian acuh tak acuh kepadanya. "Lagian juga lo mau sampai kapan sih blokir gue? Kalo lo nggak blokir 'kan tadi gue bisa nanya posisi lo dimana."

"Nggak perduli."

Gigi Risa gemertak saat itu juga. Sedari tadi ia mencoba menahan amarah namun sikap Adrian seakan ingin menantangnya. Lantas ia merampas ponsel Adrian secara paksa hingga membuatnya marah.

"Balikin hp gue!"

"Janji dulu buka blokir gue." Risa mencoba menjauhi tangan Adrian dari ponsel yang ada di genggaman tangannya. Ia sampai menyembunyikan di belakang punggungnya sehingga Adrian tidak berani meraihnya.

"Nggak."

"Oke. Gue juga nggak bakal balikin."

Raut wajah Adrian terlihat begitu murka. Sepasang matanya memelotot seperti ingin menerkam Risa. Seandainya saja Risa bukanlah perempuan, sudah pasti ia telah menghabisi Risa dengan jurus karatenya.

Adrian membuka ranselnya dan mengeluarkan beberapa lembar kertas. Kertas itu menampilkan beberapa bilangan angka yang sulit dimengerti orang awam. Kertas itu merupakan latihan soal yang ia buat untuk Risa kerjakan sebagai simulasi ulangan matematika.

"Lo kerjain dulu soal itu sampai selesai."

"Kalo udah selesai lo janji bakal buka blokir gue, ya?"

She's Dating a Cold BoyWhere stories live. Discover now