CHAPTER 24

145 6 0
                                    

PERFECTION

"Jangan memaksa seseorang untuk selalu terlihat sempurna. Dia sama sepertimu, seorang manusia. Tidak ada manusia di dunia ini yang sempurna."

✿✿✿

Sebuah rumah megah berdiri di tengah permukiman rumah kecil. Rumah itu telah berdiri cukup lama sebagai rumah orang terkaya pada masanya. Rumah itu lantas dibeli oleh seorang pengusaha properti ternama di Indonesia. Nama pengusaha itu seringkali memenuhi media masa dalam agenda top 10 orang terkaya di Indonesia.

Adrian berdiri di depan pagar rumah setinggi 4 meter. Di sebelah pagar terdapat pos yang disediakan untuk penjaga rumah. Adrian memanggil salah satu mama penjaga rumah. "Pak Broto, buka pagar," perintah Adrian.

Broto berlari kecil menghampiri Adrian di depan pagar. "Baik, Tuan Muda." Setelah memberi hormat ia segera membuka teralis pagar.

"Selamat datang kembali, Tuan," sambut lelaki berkepala pelontos itu.

Broto terkejut melihat seseorang yang digendong Adrian. Broto tidak pernah menduga Adrian membawa seorang cewek muda ke rumah ini. "Maaf, Tuan, kalo saya boleh tau, cewek yang ada di belakang Tuan itu siapa, ya? Saya juga mau menawarkan bantuan apabila Tuan membutuhkan saya membawa cewek ini ke dalam rumah."

"Nggak perlu," pungkas Adrian berjalan melaluinya.

Broto memandang Adrian dengan ekspresi bingung. Jawaban singkat Adrian belum bisa menuntaskan rasa penasarannya. "Kalo ketahuan Pak Adibrata bisa kena marah. Pokoknya saya nggak ikut-ikutan ah."

Adrian melangkah masuk ke dalam rumah bertingkat dua. Rumah itu terlihat megah dari luar juga di dalamnya. Dalam rumahnya berisi barang-barang mewah yang bernilai puluhan hingga ratusan juta rupiah. Rumah ini adalah salah satu rumah megah milik keluarga Adibrata. Meski mereka jarang tinggal di sini, rumah ini tetap bersih dan terawat berkat pekerja rumahnya.

Kehadiran Adrian disambut tiga wanita paruh baya. Mereka adalah pembantu di rumah ini yang memiliki tugas masing-masing. Wati bertugas memasak, Rodiah bertugas menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan Adrian, serta Zulaikha bertugas membersihkan seisi rumah.

Ketiga wanita itu sama-sama menunjukkan ekspresi terkejut setelah melihat siapa yang Adrian bawa. Ini adalah kali pertama Adrian membawa cewek ke dalam rumah. Namun mereka tak berani menanyakan cewek itu pada Adrian. Mereka telah bersumpah tidak akan ikut campur urusan pribadi atasannya.

"Bibi Rodiah tolong siapkan satu kamar untuk cewek ini," perintah Adrian. Sedetik kemudian ia mengalihkan pandangan menuju Zulaikha. "Bibi tolong ganti baju dia. Pinjam dulu baju bibi."

"Baik, Tuan," jawab mereka serempak seraya menundukkan kepala.

Adrian mengikuti langkah Rodiah menuju lantai atas. Wanita itu tahu di lantai atas memiliki banyak kamar kosong. Rodiah membuka kunci kamar di sebelah kamar tidurnya Adrian. Setelah itu Adrian masuk ke kamar dan membaringkan tubuh Risa di atas ranjang.

Adrian duduk di pinggiran kasur dengan wajah menghadap Risa. Ia melihat Risa tertidur pulas memeluk bantal. Zulaikha tiba di dalam kamar membawa baju tidurnya. Baju itu akan ia pinjamkan ke Risa untuk malam ini saja. Kehadiran Zulaikha menandakan ia harus keluar dari kamar ini. Memberikan Zulaikha peluang untuk menjalankan tugasnya mengganti baju Risa.

She's Dating a Cold BoyWhere stories live. Discover now