13. Tiga belas

600 58 0
                                    

"Happy birthday gaby"

Gadis dengan wajah sayu pucat, dengan gaun putih serta rambut yg sudah di sisir di giring berjalan ke ruang tengah di mana mereka mengadakan sebuah party kecil kecilan atas usulan para orang tua.. Eh tepatnya lana dan luna.

"Makasih" hanya suara lemah milik gaby membuat ruangan jadi senyap.

Sebuah tangan melingkar di perutnya, gaby merasakan nya, lana dan luna awalnya memegangi gaby kini beranjak ke kumpulan keluarganya di depan sana.

"Happy birthday girl" bisikan lembut dengan suara serak membuat gaby menjatuhkan air matanya detik itu juga.

Tak lama lengan itu mengendur sebuah benda dingin menyentuh lehernya, gaby menunduk sebuah liontin dengan bandul sebuah cincin dengan nama 'aksajio' menghiasi lehernya.

"Suka? " gaby berbalik menatap aksa yg tersenyum lembut ke arahnya.

Pemuda itu menggenggam tangan gaby, menunjukan jarinya yg terbalut cincin dengan nama Garbiella di sana, tangis gaby kembali bersua.

Gadis itu menubruk aksa menumpahkan tangisnya di sana menangis hingga bahunya bergetar, menyalurkan sebuah rasa yg susah di jelaskan itu.

Seolah mereka baru saja di pisahkan oleh jarak yg begitu jauh dan waktu yg begitu lama, bahkan ini pertama kalinya lana dan dion melihat aksa meneteskan air matanya hanya untuk seorang gadis yg di sebut antagonis itu.

Lama dengan drama sedihnya, aksa ada di kamar nya dengan gaby, rifki, azka, darius, juga naura yg sendari tadi memekik sebab rifki menjahilinya.

"Gaby" suara azka membuat gadis yg setia menata aksa itu menoleh.

"Gimana perasaan lo?" Darius melanjutkan membuat azka berdecak.

"Udah lebih baik. Hadiah terindah aku. Kamu ada di sini di samping ku jio" aksa menatapnya.

"Lo tersiksa pasti" gaby menggeleng mendengar ucapan aksa.

"Jelas tersiksa. Lo yg buat dia tersiksa sa" sahut rifki dengan memakan biskuit yg ada di pangkuan naura.

"Enggak kok" gaby melarat dengan senyum manisnya.

"Kalian resmi tunangan? " gaby malah menyirit kala naura bersuara.

"Iya" jawab aksa.

"Gue pkir ga baik gue nunda ini. Dia makin bahaya tanpa terikat sama gue. Tapi gue ga bisa sendiri buat jaga mereka. Gue perlu kalian" darius dan azka yg awalnya saling tatap seolah bertengkar lewat telepati menoleh pada aksa. Rifki sendiri hanya terkekeh pelan.

"El... Maaf selama 5 bulan ini gue jadi orang bodoh" gaby terkekeh pelan lalu menggenggam tangan aksa menyalurkan rasa hangat itu.

"Ga papa. Tapi kamu masih perlu terapi sampai pulih, bener? " aksa berdecak kesal mendengarnya.

"Aku juga masih perlu terapi total jio" lanjut gaby membuat aksa mengangguk.

Sejak hari itu keduanya melakukan terapi bersamaan. Dokter mela begitu bangga dengan menyatukan keduanya aksa dan gaby lebih cepat pulih dari sebelumnya.

Bahkan dokter mela mengatakan hanya dalam 1 bulan kedepan keduanya bisa di nyatakan sembuh total, dan keduanya bisa kembali melakukan aktifitas nya.

☁☁☁☁☁

"Jioo bisa kesini sebentar"

Suara seorang gadis membuat aksa yg awalnya tengah menata piring mendekati gaby yg ada di depan kompor dengan spatula di tangan nya.

"Kenapa? "

"Eengg... Itu tolong gorengin ikan donk, aku takut kena minyak" aksa berdecak kesal mengambil spatula dari tangan gadis itu lalu mulai menggoreng ikan ikan itu.

Keduanya ada di rumah sendiri lana dan dion pergi untuk mengunjungi rumah baru lina dan Fredrik di sini jadi mereka lah yg memasak.

"Siaap" ujar aksa menaruh piring berisi beberapa ikan di sana dengan bau yg begitu harum.

"Jio coba ini" aksa kembali mendekat melahap sesuap cake yg gaby buat.

"Gimana? "

"Enak cuma kalo pake susu lebih enak"

"Okey" mereka kembali ke aktifitas mereka.

"Waahh anak anak mama lagi masak sendiri? Maaf ya mama ga bisa bantu sayang" ujar lana yg kebetulan baru saja pulang.

"Ga papa mah, kan ga sendiri jio juga bantu" ujar gaby dengan menaruh piring di meja makan.

"Gimana rumahnya? " tanya aksa yg masih ada di depan wastafel.

"Lumayan lah, kita suka" ujar luna yg tengah membuat kan teh untuk suaminya.

"Interior nya mam" tanya gaby dengan menoleh sekilas pada luna.

"Nanti semuanya di bersihkan, papa mu yg urus" akhirnya gaby

"Btw kalian ga mau lanjut sekolah gitu?" pertanyaan dari lana membuat aksa maupun gaby menghentikan aktifitas mereka.

"Kalo enggak ga papa.. Kalian bisa home schooling..."

"Kita mau" bantah keduanya membuat ucapan luna berhenti.

"Bagus deh" sahutan itu dari dion.

"Kalian memang harus sekolah, apa kali kamu jio, kamu akan jadi kepala rumah tangga" lanjut Fredrick.

"Tanpa belajar saya bisa mengelola perusahaan saya sendiri om" ujar aksa dengan mengelap tangan nya yg basah.

Gaby terkekeh di tempat, dia tau mimik wajah aksa yg terlihat kesal, gaby tau soal perusahaan itu, karna aksa memberitaunya dulu, tapi belakangan ini dia tak mendapat kabar soal perusahaan yg di dirikan aksa.

"Kamu bercanda ya" ejek dion membuat aksa berdecak kesal.

"Tanya sama anak perempuan kalian saja" aksa berlalu dengan bersenandung kecil menuju kamarnya.

"Iya mah, pah, tante, om. Jio punya perusahaan sendiri, tapi aku ga tau di mana dan namanya apa. Dia dulu sering cerita ke aku" jelas gaby.

"Hah? " bukan hanya Fredrick dan dion yg terkejut ternyata lana dan luna pun tak kalah terkejutnya.

"Biar gaby susulin dulu jio ya... Daah" gaby berlari kecil dengan cekikikan melihat wajah terkejut para orang tua.

transmigrasi antagonis boy (Completed)Where stories live. Discover now