10. sepuluh

867 77 0
                                    

Naura dan gaby ada di ruang kelas naura saat ini, tepatnya di bawah kolong meja guru, keduanya saling tutup mulut merasa takut dengan sekitar.

Braak

Pintu terbuka dengan keras membuat beberapa siswi yg ada di sana berteriak ketakutan, apa lagi kala beberapa dari orang yg membawa senjata tajam.

"Kasih tau kita di mana naura dan gaby? " kedua gadis yg ada di kolong meja tersentak kaget.

"A-aku takut" cicit naura membuat gaby mendekapnya untuk mengurangi rasa takut gadis itu.

"Sstt... Ada gue" lirih gaby membuat naura mengangguk.

"Ck kayaknya ga ada mereka di sini"

"Terus kita cari di mana lagi? "

"Emm... Gue ga kenal bener sekolah ini"

"Hey lo"

Gaby dan naura sedikit tersentak kala salah satu dari mereka menggebrak meja guru dengan berteriak. Keduanya berharap mereka tak akan menemui keduanya.

"I-iya"

"Di mana tempat yg paling aman buat sembunyi? "

"Gu-gudang"

"Lo ikut kita tunjukin di mana gudang"

Tak lama suara itu menghilang gaby dan naura melongok dan merasa jika aman, namun kala keduanya keluar keduanya di kejutkan dengan seorang pemuda yg menatap mereka.

"A..."

"Gue ga akan nangkep lo berdua" gaby terdiam. Tangan nya merogoh saku menerima pesan dari aksa untuk mengikuti pemuda bernama kelvin.

"Gue kelvin. Serius ini gue, gue punya kartu pelajar kalo lo ga percaya gue kelvin" gaby mengambil kartu itu lalu naura ikut menyembul untuk melihat.

"Kita ga punya banyak waktu, ayoo.. " gaby menarik naura gadis itu masih terus meringkuk di balik tubuh gaby.

Kini keduanya berhasil keluar, namun kelvin menghilang membuat keduanya bingung. Naura tiba-tiba panik membuat gaby menoleh ke gadis itu.

"Di sana gab.. Ayo lari" tunjuk naura pada sekumpulan pemuda yg mencoba mengejarnya.

"Kenapa mereka ngejar aku" gaby mendengus sebal di sela larinya.

"Mereka ngejar kita bego bukan cuma lo doang"

"Ishh siapa tau mereka cuma ngejar aku kan, secara aku terkenal"

Dalam waktu waktu begini gaby mengumpati naura yg berbicara santai padahal keadaan nya benar benar genting.

Keduanya lari dari kejaran sekumpulan pemuda itu.

"Gaby ayo nyebrang" naura berlaru menyebrang meninggalkan gaby.

Gadis itu panik kala melihat ada mobil yg melaju kencang ke arah naura, dengan sigap gaby menarik naura hingga mobil itu melesat sedikit menyerempet nya.

"Lain kali kalo nyebrang hati hati" Naura mengangguk dengan mata berkaca kaca apa lagi melihat luka pada lengan gaby, rambut gaby yg acak acakan bahkan seragam yg sudah kusut.

"Ayo lari lagi"

"Tapi tangan kamu gab" gaby melihat luka di tangan nya yg lumayan namun saat inu keselamatan mereka terpenting.

"Ga penting cepet lari" gaby menarik naura untuk kembali lari.

Keduanya terus berlari, bahkan sepatu gaby maupun naura sudah terlepas karna kesusahan, naura melihat peluang untuk menghilang pun menarik gaby ke sebuah gang.

Gang sempit berliku dengan banyak cabang memudahkan keduanya untuk menghilang dari pemuda pemuda itu namun sayang beribu sayang, keduanya tetal tertangkap karna di hadang dari beberapa arah.

☁☁☁☁☁

Gaby mencari akal untuk keluar dari ruangan pengap itu, naura sibuk berpikir, gaby berjalan ke sana kemari untuk mencari celah jalan keluar.

"Kayaknya ga ada celah gab, salah satu cara itu ngibulin mereka" ujar naura membuat gaby berjalan mendekati gadis itu.

"Caranya? " naura membisikkan sesuatu pada gaby membuat gaby tersenyum lebar.
"Ini semua karna lo tau ga"

"Kenapa aku? Kalo aja aku ga sama kamu aku ga akan ikut di sini gab"

"Lo sadar diri donk, lo yg ambil ervan dari gue, sekarang lo mau ambil aksa dari gue, dan lo buat kita terjebak di sini"

"Bukan aku, aku sama sekali ga ngelakuin apa apa"

"Bilang kalo ini rencana lo iya kan"

"Kenapa kamu suka nuduh aku sih, aku tau aku miskin tapi kenapa aku selalu kamu fitnah"

"Cih... Fitnah? Gue bahkan ngomong fakta kenapa? Nangis? Cuma nangis kan yg lo bisa"

"Ke... "

Brak

"Bisa diem ga kalian"

Gaby dan naura saling pandang lalu gaby menampar naura pelan namun naura sengaja menjatuhkan diri sehingga terlihat seperti keras. Bahkan gadis itu berpura pura pingsan.

"Gue muak sama lo" gaby berbalik berpikir semoga apa yg ia rencana kan berhasil.

Benar saja, mereka mulai mencoba membangunkan naura, beberapa dari mereka mulai membawa naura pergi menyisahkan pintu yg terbuka.

Gotcha

Gaby keluar dengan mengendap endap mengikuti kemana naura di bawa, di sana mereka melewati aksa azka dan rifki yg terkurung.

Gaby berhenti menatap naura yg memberi kode dengan tangan nya, gaby nampak mengangguk lalu berbalik mendekati aksa azka dan rifki yg terikat.

"Psstt... Sstt" aksa yg mendengar itu mendongak melotot terkejut melihat gaby yg jauh dari kata baik.

Gadis itu masuk bersembunyi di balik pintu. Tepat setelah penjaga berlalu gaby mendekat membuka ikatan pada ketiganya lalu melepas lakban yg menutupi mulut mereka.

"Lo ga papa? " aksa langsung memeluk gaby detik setelah dia terlepas membuat gaby menggeleng dalam pelukan nya.

"Denger.. Naura lagi mengalihkan perhatian mereka, kita gunain ini buat memberantas mereka, gue ga tau mereka dari sekolah mana yg jelas kelvin hanya membantu aku pergi lalu menghilang" ujar gaby.

"Dia ada sedang menjalankan misi, naura ga sendiri" sahut rifki.

Pembicaraan mereka terhenti kala beberapa pemuda mulai memutas knop, ketiganya mendapat ide. Aksa rifki dan azka kembali duduk semula gaby bersembunyi di balik pintu.

Tepat pintu terbuka nampaklah ervan dkk. Ervan tertawa melihat mereka gaby perlahan keluar untuk menyelamatkan naura. Meninggalkan mereka bertiga untuk menangani ini.

"Gaby udah jadi milik gue seutuhnya. Liat" gaby berbalik menatap sebuah foto, itu persis seperti postur tubuh naura yg di ambil dengan posisi membelakangi kamera, tapi... Apa?

Perasaan gaby berkecamuk melihat naura tak lagi mengenakan seragam nya. Namun dengan sebuah gaun hitam. Gaby berlari kecil untuk menuju tempat naura, gadis itu sesekali bersembunyi kala ada beberapa pemuda yg berkeliaran.

transmigrasi antagonis boy (Completed)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora