Prolog

316 48 6
                                    


Selamat datang didunia Jayden ✈️

“Hidup adalah mimpi bagi orang bijak, bagai permainan bagi orang bodoh, komedi bagi orang kaya, dan tragedi bagi orang miskin. Tapi sekarang kamu termasuk kedalam bagian mimpi ku."

****

Mimpi adalah pengalaman bawah sadar yang melibatkan penglihatan, pendengaran, pikiran, perasaan, atau indra dalam tidur. Kejadian dalam mimpi biasanya mustahil terjadi di dunia nyata dan di luar kuasa pemimpi.

Tapi itu hanya definisi mimpi saat kita tidur.

Berbeda dengan pemikiran seseorang yang sekarang tengah termenung menatap pantulan dirinya didepan cermin besar itu. Baginya mimpi adalah sebuah pencapaian yang ia inginkan.

Tubuh tinggi dan atletis dengan rahang tegas berdiri dengan tegap disana. Kedua matanya menatap tubuh atasnya yang telanjang, didepan sana terlihat seorang pemuda dengan banyak luka di tubuhnya. Bercak goresan yang masih terdapat bercak darah kering di bahunya. Wajah yang dipenuhi lebam keunguan. Tetapi tidak menutupi aura ketampanan nya.

Tangan nya terkepal ketika mengingat kejadian semalam. Karena itu juga luka diwajah nya semakin bertambah.

"Gue enggak peduli, terserah papah akan ngelakuin apa nantinya."

Kakinya beranjak kearah lemari yang berada di kamar tersebut. Membuka, kemudian meraih kaos hitam bertuliskan 'akron' disana. Hari ini cowok itu akan pergi untuk melakukan kegiatan seperti biasa dihari libur.

Setelah selesai, tangannya bergerak meraih benda persegi diatas nakas. Kemudian cowok itu segera berjalan keluar.

Menuruni anak tangga satu persatu dengan santai. Matanya melirik kearah sekitar. Rumah besar dan megah ini nampak seperti rumah kosong tak berpenghuni. Sepi dan juga terasa menyedihkan.
Cowok itu berdecih pelan, kemudian mendengus. Sejak kecil ini yang selalu ia rasakan, setelah kepergian sosok itu semuanya menjadi berubah.

Sendiri, selalu cowok itu rasakan ketika berada di dalam penjara ini. Sebut saja penjara, karena berada dirumah ini bagaikan didalam jeruji besi. Begitu pengap, sempit dan juga terbatas.

Setelah menghela napasnya, cowok itu kemudian segera menaiki sebuah motor berwarna hitam yang terparkir di garasi rumah itu. Motor sport miliknya berdampingan dengan jejeran motor lain, dan juga banyak mobil disana. Milik siapa lagi jika bukan papahnya.

****

Setelah memarkir motornya, cowok itu melepaskan helm yang ia pakai. Kemudian menaruhnya di atas motor. Merapihkan sedikit jaket yang melapisi tubuhnya yang hanya memakai kaos.

Kakinya melangkah memasuki sebuah bangunan yang berada dihadapannya. Didepannya sekarang terdapat sebuah cafe yang begitu sederhana namun terkesan mewah.
Kedatangan nya kali ini sudah disambut oleh orang-orang yang duduk di meja paling pojok.

"Telat lo." Hanya dua kata itu yang keluar. Membuat cowok itu terkekeh, kemudian mengambil duduk dikursi kosong.

"Biasa." Orang yang tadi berucap mengangguk mengerti dengan jawaban cowok itu. Dimeja itu sekarang terdapat 4 pemuda yang sekarang sudah fokus kearah depan. Melihat seseorang yang berada diatas panggung kecil membuka acara kali ini.

"Kita tampil kayak biasanya kan." Cowok dengan anting hitam ditelinganya itu bertanya menatap kearah ketiga pemuda lainnya.
Cowok dengan jaket hitam disebelah nya mengangguk membenarkan ucapannya.

Setelah beberapa menit, akhirnya pesanan mereka datang. Ada 2 piring burger dan juga 1 piring donat yang taburan warna berbeda.
Keempatnya juga memesan 4 gelas kopi yang sama, minuman favorit mereka jika datang kesini.

Ketiga pemuda itu segera memakan pesanan mereka, hanya satu orang yang tidak memesan makanan. Pemuda itu hanya menyesap kopi panas ditangannya dengan pandangan mata ke arah panggung.

"Gue ke toilet dulu." Cowok itu beranjak kemudian memutar tubuhnya. Masih dengan tangan yang memegang kopi miliknya, kaki cowok itu hendak melangkah menuju toilet.

Brakk, kopi ditangannya tumpah berceceran kelantai. Cowok itu segera mendongak melihat sipelaku yang menabraknya.

"Maaf." Satu kata yang keluar dari mulut si penabrak barusan. Mata cowok itu melihat sosok didepannya yang tengah mengusap-usap kaos yang ia kenakan. Kaos gadis itu terlihat kotor akibat bercak noda kopi nya yang mengenai baju yang dikenakan nya. Ia seorang gadis, dengan rambut hampir sepinggang miliknya yang sekarang menutupi wajah gadis itu.

"Kalo jalan hat--," ucapan cowok itu terhenti ketika gadis didepannya mendongak menatap kearahnya.
Matanya membulat dengan mulut yang sudah terbuka.
Satu yang ada dipikiran cowok itu sekarang, bidadari dari mana yang datang siang-siang ke cafe polis.

Langsung pote dan komen ya gess

Two Dreams✓Where stories live. Discover now