EXTRA PART ALVAREZ 05 : PERMINTAAN ARSHA

15.6K 701 36
                                    

Varez baru selesai memeriksa beberapa berkas pekerjaannya ketika jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Varez yang saat ini terlihat santai dengan pakaian kasualnya—yaitu celana levis pendek selutut dan baju kaos putih—berjalan keluar dari ruang kerjanya sembari merenggangkan tangan ke depan untuk melepaskan penat.

Kakinya hendak menaiki tangga menuju lantai dua—berniat untuk istirahat di kamar. Namun, ada sebuah objek yang tanpa sengaja dia lihat dan langsung mengalihkan niat awalnya yang mau beristirahat. Senyum Varez terukir ketika sepasang matanya menangkap jagoan kecilnya tengah tiduran dengan posisi telungkup di ruang tengah sembari menonton siaran tv anak-anak.

 Senyum Varez terukir ketika sepasang matanya menangkap jagoan kecilnya tengah tiduran dengan posisi telungkup di ruang tengah sembari menonton siaran tv anak-anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Raut wajahnya yang terlihat serius begitu menggemaskan. Varez langsung mendekat dan duduk di samping Arsha, memberikan ciuman di pipi tembem sang putra. Arsha yang fokus menonton tv pun mengalihkan pandangannya karena kaget dengan kedatangan sang Papa yang tiba-tiba.

"Papa nakal!" Arsha memukul paha Varez dengan wajah kesal kemudian menonton lagi.

"Kenapa belum bobok, hm? Udah malam." Varez mengusap kepala Arsha dan sesekali mencium kepala sang putra. Aroma semerbak sampo khas bayi menyeruak masuk dalam indra penciumannya. Rasa letihnya entah kenapa langsung menguar begitu saja. Jagoan kecilnya memang paling bisa membuatnya lebih tenang dan selalu mendapatkan mood yang baik.

"Lagi nonton apa?" tanya Varez masih mengusap-usap kepala Arsha.

"Yagi nonton Doya!"

Varez melihat ke tv besarnya yang menampilkan acara Dora the Eksplorer.

"Mama di mana? Kok Arsha nonton sendiri nggak ditemenin Mama."

"Mama yagi ambil Arsha buah, Papa."

Varez mengangguk-angguk.

"Papa! Papa!" Panggil Arsha berganti posisi, dia berdiri kemudian duduk dipangkuan Varez. "Papa, Doya bodoh ya," ujarnya menunjuk ke arah Dora.

"Heh, kenapa ngomong gitu?"

"Dayi tadi nanya-nanya teyus. Sipel mana? Sipel mana? Sipel kan dayi tadi di beyakang diya. Doya buta ya Pa?"

Varez langsung tergelak mendengar perkataan polos jagoan kecilnya ini yang tidak terduga.

"Iiiihh! Papa angan ketawa! Asa seyius Papa!" kesal Arsha cemberut. Padahal dia serius bertanya kenapa Papanya malah tertawa?

"Sayangnya Papa, jagoan kecil kesayangan Papa, kamu kenapa lucu banget sih?"

Arsha berdecak. Bukannya mendapatkan jawaban Papanya malah memujinya lucu.

"Papa, Asa mawu nonton Tayo aja. Asa malas Doya nanya-nanya teyus."

"Oke, oke, kita nonton Tayo aja ya." Varez pun mengganti siaran tv dan berpindah pada film Tayo.

"Sayang, ini buahnya." Nagisa datang dari dapur dengan piring berisi buah apel yang sudah di potong-potong kecil. Nagisa pun langsung duduk di dekat anak dan suaminya sembari meletakkan piring di atas meja kaca.

Alvarez Sky Lawrence [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang