8. Kesal?

64 19 2
                                    

       
Jangan lupa tekan bintang⭐
Sebelum membaca

                   Happy Reading ❣️

    Apa susahnya sih ngasih kepastian
         Jujur gue benci perasaan gue
             Digantungin kayak gini     

        ~ Greanita Alisya Varendra ~    

Saat ini adalah jam pelajaran terakhir, dan siswa-siswi dikelas itu sangat senang karena guru yang mengajar mapel hari ini tidak bisa masuk sekolah karena ada urusan keluarga jadinya pembelajaran siang ini kosong. Memang dasar siswa-siswi laknat!.

Keadaan dikelas itu jauh dari kata baik-baik saja, memang ada yang menggunakan waktu untuk membaca buku namun kebanyakan dari mereka menghabiskan waktu untuk bergosip, ada juga yang malah konser, dan masih banyak lagi yang mereka lakukan.

Tidak terkecuali Rea dkk, mereka bertiga juga tidak ketinggalan untuk bergosip. Namun lebih tepatnya yang bergosip hanya Rea dan Nadya, sedangkan Maudy hanya menyimak apa yang dibicarakan oleh kedua sahabatnya itu.

"What? Dia cuma anggap Lo bercanda? Wahh gak bener tuh anak rada stres kali" omel Nadya setelah mendengar cerita dari Rea tentang yang terjadi di UKS

"Ya gitu, gue juga kesal banget sumpah, padahal gue udah kumpulin seluruh nyali gue eh ternyata ujung-ujungnya malah dianggap bercanda" kesal Rea.

"Lo gak ngomong sambil ketawa kan?" Tanya Maudy, setelah sekian lama berdiam diri.

"Yaelah kagak bund"

"Wihh, ada kakel ganteng tuh"

"Kak Rey pasti mau samperin si Rea"

"Rea beruntung banget sih punya kakak kayak dia"

"Bisa gak sih Gue pacaran sama kak Rey?"

"Ngarep banget sih"

Pandangan Rea teralihkan karena mendengar kata teman-teman siswinya. Dia menatap kearah pintu dan melihat ada Rey disana, Rey pun mulai melangkahkan kakinya menuju Rea.

"Kok bisa sih cewek-cewek pada suka sama kak Rey? Kak Rey ganteng sih tapi lebih gantengan si Aska. Mereka gak tau aja kak Rey kalau dirumah tukang usil, tengil, dan suka gangguin gue" batin Rea.

"Kak, lo ngapain disini? Lo bolos ya? Wah gue aduin ke mama papa ya Lo".

Rey memutar bola matanya malas. "Ck, siapa juga yang bolos. Kelas gue jamkos, jadinya gue kesini sekalian mau cek keadaan Lo"

"Ohh gitu, gue udah baik-baik aja kok"

"Hatinya yang gak baik-baik aja"kata Maudy. Rea menatap kearah Maudy seolah berkata "kenapa bunda kasih tahu kak Rey sih?".

"Fakta kan?" Kata Maudy seolah paham maksud dari Rea.

"Eh, gak ada kak Rey. Maudy cuma bercanda kok" kata Nadya.

"Bercanda? Sejak kapan Maudy tahu bercanda?" Batin Rey.

"Ya udah bagus kalau udah gak apa-apa. Gue balik kekelas dulu ya, nanti pulang gue tunggu diparkiran."

"Iya kak".

                            🍁🍁🍁

Saat ini Rea sedang berkutat dengan buku kimianya. Rea sangat menyukai pelajaran yang satu ini, apalagi besok ada ulangan kimia jadi dia harus benar-benar menyiapkan dirinya.

Ceklek...

"Sayang, ayo kita makan malam" kata mamanya.

"Jangan terlalu dipaksain belajarnya"

"Iya ma, mama duluan aja nanti Rea nyusul" kata Rea menatap mamanya.

"Ya udah jangan lama ya!".

"Iya".

Rea segera menyimpan buku-bukunya, lalu segera turun menuju ruang makan. Saat sudah sampai, Rea cukup kaget karena ternyata dirumahnya kedatangan tamu.

"Ngapain Lo disini?" Tanya Rea dengan nada suara seperti sedang kesal.

"Pengen aja, sekalian mau nginap" Jawab orang itu yang ternyata adalah Garen.

Garen memang sudah dekat dengan keluarga Rea, maklum karena ia dan Rea sudah berteman sejak SMP. Dia juga sudah beberapa kali menginap dirumah Rea kebetulan ada beberapa kamar yang kosong.

"What? Nginap? Gak boleh pulang sana!" Usir Rea.

"Rea, gak boleh gitu!" Tegur Gian papanya Rea.

"Ck, kenapa sih dek? Kan bagus supaya kakak punya teman main PS sama teman curhat" kata Kak Rey.

"Kalian marahan?" Tanya mama Kirana.

"Gak ko bund" Garen menjawab.

"Hm, ya udah ayo kita makan!" Ajak papa Gian.

                            🍁🍁🍁

"Lo marahan sama adek gue?" Tanya Rey. Saat ini dia dan Garen baru saja selesai bermain PS.

"Gak bang"

"Tapi kok adek gue kayak kesal gitu waktu Lo ngomong mau nginap. Padahal ya biasanya dia senang banget kalau Lo nginap disini, sampe mau jingkrak-jingkrak, rol depan, dan rol belakang" kata Rey heran dengan sikap adiknya.

Panjang umur, orang yang sedang menjadi topik pembicaraan mereka terlihat menuruni tangga.

"Mau kemana dek?"

"Ambil minum" kata Rea singkat. Bahkan dirinya tidak menatap kearah Garen.

"Apa karena kejadian itu?" Gumam Garen pelan, namun ternyata masih bisa didengar oleh Rey.

"Kejadian apa?"

"Lisya ngomong suka" kata Garen

"Sama siapa?" Tanya Rey.

"Gue"

"What? Adek gue ngomong gitu? Buset dah tuh anak berani bener" kata Rey kaget.

"Gak, lebih tepatnya nanya"

"Nanya apaan?"

"Dia ngomong gini bang, kalau gue suka sama Lo gimana?"

"Terus Lo jawab apa?"

"Gue gak tahu, itu aja sih bang"

"Gue pikir Lisya bercanda" tambahnya.

Rey mengacak rambutnya frustasi. "Bisa-bisanya si Garen ngira Adek gue bercanda" batin Rey.

"Kok Lo bisa mikir gitu sih?"

"Dia pake embel-embel kalau" kata Garen.

"Ck, gak gitu juga konsepnya yaelah. Stres deh gue" kesal Rey.

TBC...

       
                   

    

ASSYA (TERBIT)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon