Extra part

20.6K 1.1K 17
                                    

Kalau ditanya kenapa Stela memilih memaafkan Bian jawabannya simpel, cinta. Memang benar kata orang kalau cinta itu membutakan, tapi bukan berarti Stela dengan mudah percaya langsung pada Bian.

Butuh usaha keras dari Bian agar kekasihnya itu percaya padanya, namun terlepas dari itu ia bersyukur karena semuanya bisa selesai.

Sudah lama sekali ia ingin memeluk Stela dengan bebas seperti sekarang ini saat ia pulang dari kantor, lelaki itu sengaja mampir kerumah sang kekasih yang beberapa waktu terakhir memiliki hoby memasak.

"Jangan ganggu dulu aku gak bisa gerak ini." Kata Stela memperingatkan, bukanya melepaskan pelukannya lelaki itu malah semakin mengeratkan pelukannya pada Stela.

"Biiiiii."

"Kangen sayang." Balas Bian.

"Lepas dulu biar cepet selesai."

Cup

Bian mengecup sebelah pipi Stela sebelum benar-benar melepaskan pelukannya.

"Duduk anteng di meja makan."

Bian dengan patuh langsung duduk di di kursi sambil memperhatikan Stela yang masih fokus dengan masakannya.

"Makan dulu ya."

Mereka makan sepiring berdua, memang sudah menjadi kebiasaan saat sedang bersama selama beberapa Minggu ini. Apa nggak risih? Jawabannya tidak, justru makanannya terasa lebih nikmat jika mereka makan bersama-sama.

Menu kali ini simpel, Stela hanya memasak cumi pedas asam manis dengan perkedel jagung kesukaan Bian. Tidak ada makanan lain lagi selain kerupuk udang yang selalu tersedia di meja makan rumah Stela.

Ini yang Bian suka dari perempuan di depannya itu, kesederhanaan yang Stela bawa pada kehidupan Bian membuatnya menikmati setiap momen kebersamaan mereka.

Stela cantik

Stela pintar

Stela mandiri

Stela bisa membuat Bian jatuh cinta berkali-kali dengannya.

Rasanya Bian ingin segera menikah jika tidak mengingat umur mereka yang masih muda, tuhan semoga mereka benar-benar ditakdirkan bersama sampai akhir hayat nanti, Bian hanya ingin Stela tidak perlu perempuan lain lagi dalam kehidupannya.

"Enak nggak?" Tanya Stela saat mereka makan.

"Enak yang." Jawabnya sambil menyuapkan makanan kemulutnya.

"Capek ya hari ini?" Tanya Stela lagi.

"Banget."

"Ngapain aja seharian ini?" Ini yang selalu Bian suka, berbagi cerita apa saja yang ia lakukan dan tentang bagaimana mereka menjalani kegiatan saat tidak bersama-sama.

"Aku berangkat pagi langsung ke kantor gak sarapan, terus lanjut meeting sampai jam makan siang baru sempet makan. Habis itu ninjau proyek Deket sekolah kita itu terus lanjut pulang kerumah aku."

"Rumah?" Tanya Stela heran.

"Iya, rumah tempat aku pulang melepas semua keluh kesah." Mendengar jawaban Bian perempuan itu tersenyum sampai memperlihatkan mata sipitnya.

"Sayang ngapain aja seharian ini?" Ditanya seperti itu oleh Bian membuat Stela merasa senang, entah kenapa ia suka saat mereka tidak bersama lalu Bian bertanya seperti itu.

"Cuma nyantai aja, aku tadi baca buku, belanja, masak sama ngerjain tugas kuliah." Jawab Stela membuat Bian menganggukkan kepalanya.

Saat ini Stela memang sudah mulai masuk kuliah, jika Stela memilih kelas reguler maka Bian harus mengambil kelas malam karena ia disibukkan dengan pekerjaannya.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Seperti BertransmigrasiWhere stories live. Discover now