Bagian 2

66.2K 4.8K 45
                                    

Pulang dari indomaret tadi stela mampir membeli berbagai macam jajanan, karena memang dirumah stela ada sekitar 4 pekerja. Selain mbak har ada juga bi jami yang membantu mbak har, ada satu satpam yang merangkap jadi tukang kebun dan satu sopir. Namun karena kinerja mbak har bagus untuk urusan masak, dan keperluan yang dibutuhkan stela maka mbak har yang ditugaskan.

Saat menaruh motornya digarasi stela sudah melihat mobil kedua orang tuanya yang tiba di rumah. Perempuan itu dengan semangat memasuki rumah dan mencari keberadaan kedua orang tuanya, namun ia heran karena mama dan papanya tidak ada, akhirnya stela memutuskan untuk ke ruang kerja papanya.

"Kita harus pura-pura sudah berbaikan, ini demi kesembuhan stela mira"

"Aku sudah berusaha mas tapi hati aku tetap sakit melihat kamu, asal kamu tau mas ini juga salah kamu. Kamu yang membuat semuanya rumit, aku sudah bilang lepaskan aku dan stela jika kamu tidak bisa melepaskan nimas dan anaknya. Aku juga punya hak untuk hidup sama orang yang benar-benar mencintaiku mas, selama ini aku sabar liat suami aku selingkuh sama sahabat aku sendiri didepan aku. Kamu tau mas gimana rasanya hidup dalam penghinatan? kamu tau rasanya menjalani rumah tangga yang penuh keterpaksaan?kamu tau rasanya ketika melihat anak kamu, orang satu-satunya yang kamu harapin selalu ada nggak kenalin diri aku sebagai mamanya, bahkan natap aku aja seperti orang asing" cukup sudah, penjelasan mama stela membuat perempuan itu terdiam.

"Maafkan aku mira, aku belum bisa melepaskan nimas" kata papanya sambil memeluk mamanya yang nangis sesegukan.

Mendengar mamanya berbicara dengan isak tangis membuat stela ikut merasakan apa yang dirasakan mamanya, bagaimana mungkin papanya tega melakukan itu pada mamanya. Stela menekan kuat dadanya yang terasa sakit mendengar semua kebahagian palsu yang selama ini ia rasakan.

Jadi ini alasan stela yang dulu bersikap buruk, ia tertekan dan korban keegoisan papanya. Saat mendengar derap langkah mendekati pintu stela buru-buru pergi menuju kamarnya agar tidak ada yang tau jika perempuan itu mendengar semua pembicaraan kedua orang tuanya.

"Sayang kata mbak har kamu beli banyak makanan kok nggak di makan? ayo turun kita makan malam bersama". Entah mengapa saat melihat senyuman mamanya stela ingin menangis, namun ia tahan yang dia lakukan hanya memeluk mamanya membuat mamanya bingung.

"Kenapa sayang?" ujar mamanya sambil mengelus rambut putrinya, air matanya tak dapat ditahan oleh mira mengetahui anaknya mau memeluknya. Dulu stela selalu berusaha menjaga jarak dengannya dan papanya sendiri, mungkin sudah terlalu banyak luka yang dialami anaknya karena keegoisannya, mira berjanji akan melakukan drama sesuai permintaan suaminya demi kebahagian putri satu-satunya yang ia punya.

"Mama aku akan selalu ada buat mama, kemanapun mama pergi aku akan selalu ikut mama" ujar stela seakan memberi tau jika mamanya nggak perlu khawatir akan sendiri.

"Anak mama manis banget sih" ujar mira setelah menghapus air matanya tanpa stela ketahui.

Begitu sampai meja makan stela hanya makan sedikit, nafsu makannya tiba-tiba hilang saat melihat papanya. Ia jadi lebih banyak diam, kalau kedua orang tuanya tidak mengajaknya ngobrol mungkin perempuan itu tidak akan berbicara. Sedangkan Darwin dan Mira menganggap anaknya hanya masih menyesuaikan diri karena lupa ingatan.

*************

Hari ini stela kembali berangkat sekolah, setelah sedikit paksaan pada kedua orang tuanya akhirnya ia di izinkan sekolah dengan catatan ia diantar supir.

"Mau bawa bekal sayang?" tawar mama stela.

"Nggak usah ma, nanti stela makan di kantin" jawabnya lalu pergi, sebelum berangkat ia menyalami papa dan mamanya membuat papa stela terharu. Namun stela lebih banyak diam sejak semalam padahal setelah keluar dari rumah sakit seminggu lalu anaknya sudah banyak berbicara namun darwin tak mempersalahkan karena ia cukup puas dengan perubahan pada anaknya.

Seperti BertransmigrasiWhere stories live. Discover now