Bagian 7

44.9K 3.3K 19
                                    

Pagi hari cuacanya sangat cerah, seperti suasana hati stela saat mendapat kabar kalau nimas dan davinka kecelakaan meskipun hanya terdapat luka ringan saja. Untung saja papanya hari ini ada rapat sehingga tidak bisa menemani wanita selingkuhannya itu. Yang membuatnya senang adalah wajah nimas sedikit luka dan ia yakin lukanya tidak akan cepat sembuh, kalaupun sembuh pasti akan membekas dan sulit hilang.

Sudah jelek makin jelek saja pikir stela. Keadaan davinka sedikit lebih mendingan di banding ibunya, perempuan itu hanya luka kecil dan sedikit luka sobek di bagian tangan. Memikirkan hari yang indah tanpa gangguan kedua ular berbisa itu membuatnya senang, ia kemudian berjalan turun ke lantai bawah setelah memastikan penampilannya.

"Saya mohon sesekali jenguk keadaan nimas dan davinka, mereka tidak punya keluarga disini. Perjalanan bisnis saya mungkin sampai dua minggu makanya saya minta tolong sama kamu" Stela yang baru saja akan bergabung di meja makan menegang, bagimana mungkin papanya tega ngomong seperti itu dengan sang mama.

Stela masih setia di balik tembok tubuhnya luruh kelantai, ia menekan dadanya yang sakit. Apa jika stela tidak lupa ingatan keluarganya sudah hancur? apa ia akan kehilang sosok papa cinta pertamanya di dunia? apa davinka dan ibunya akan hidup lebih bahagia jika bersama papanya dibanding dirinya?.

"Tuhan mengapa sesakit ini memikirkan kemungkinan itu" Batin stela tak terima.

"Pagi sayang" sapa mamanya membuat stela ingin memeluk perempuan kuat itu lalu membisikkan semua akan baik-baik saja. Namun hanya senyum tipis yang mampu stela lakukan, sapaan dari sang papa bahkan tak ia hiraukan.

"Papa tiga hari lagi akan ada perjalanan bisnis selama dua minggu, kamu sama mama hati-hati dirumah ya sayang" kata papanya yang diangguki stela.

"Stela jangan sedih sayang kan ada mama" karena melihat wajah tidak semangat stela membuat mira berpikir jika anaknya sedih ditinggal papanya pergi.

"Iya sayang, papa janji akan bawain stela oleh-oleh yang banyak" sahut papanya yang dibalas stela dengan senyuman tipis lagi.

Setelah sarapan ia berangkat di antar supir pribadinya, karena semenjak kecelakaan mama dan papanya sangat melarang keras dirinya untuk mengendarai Bu ia langsung diseret adelia, gadis itu membawanya ke koridor dekat penyimpanan alat yang sedikit sepi.

"Undangan buat lo" kata adelia

"Kenapa harus disini sih ngasihnya?" heran stela karena adelia hanya memberi undangan pesta ulang tahun dari aqela yang merupakan anak dari donatur disekolahnya lebih tepatnya saudara adelia.

"Gue cuma mau ngasih tau dipesta ulang tahun itu aqela sama davinka sudah ngrencanain sesuatu, gua nggak tau rencananya apa karena kemarin gue nggak sengaja denger pas di rumahnya" peringat adelia membuat stela paham.

"Davinka nggak ada kapoknya, semalem padahal dia kecelakaan. Nyesel nggak gue buat mati aja".

"Kok bisa buat dia kecelakaan?".

"Panjang ceritanya intinya pulang dari rumah gue dia kecelakaan karena rem mobil nyokapnya gue potong"

"Berani banget dia dateng kerumah lo, awas aja kalau udah sembuh" ujar adelia penuh ancaman.

Setelah itu stela kembali ke kelasnya begitupun dengan adelia. Ia langsung duduk di bangkunya dan membuka buku karena hari ini kelasnya ada ulangan. Teman-temannya sampai di buat heran dengan stela yang belajar saat mau ulangan.

Suasana kelas sedang hening karena sang penghuni masih sibuk mengerjakan soal ulangan, stela yang sudah selesai pun berjalan ke depan untuk mengumpulkan hasil ulangannya.

"Stela sudah selesai?" tanya sang guru.

"Sudah bu" jawabnya sambil menyerahkan lembar jawaban.

"Bagus stela, nilai kamu mengalami peningkatan yang sangat baik" kata guru itu bangga, semua anak kelasnya memandang stela iri karena bisa selesai cepat mengerjakan soal ulangan yang memusingkan.
"Karena waktu istirahat masih lama, ibu minta tolong ambilin makalah di perpustakaan untuk tugas minggu depan, nanti bilang saja kalau ibu yang menyuruh ya"

Seperti BertransmigrasiHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin