Bagian 29

24K 1.8K 46
                                    

Hari dimana setelah kita usai,
Aku memandang fotomu dengan lama
Bertanya-tanya pada diri sendiri
Kenapa wajah yang setenang ini
Bisa membuat luka yang
Begitu hebatnya.
~Mira

Setelah kejadian heboh disekolah Stela di kejutkan dengan keluarga Davinka yang di kabarkan bangkrut bisnisnya. Tak hanya itu Ibu Davinka juga dihujat habis-habisan oleh orang karena memiliki hubungan gelap dengan Rendra yang merupakan pengusaha terkenal sangat harmonis dengan istrinya.

Apalagi istri dari Rendra ini juga merupakan seorang dokter publik figur terkenal karena sudah memiliki program televisi sendiri tentang kesehatan. Bela namanya, anak salah satu keturunan konglomerat yang merupakan Tante dari Bian

Citra Rendra yang selama ini dianggap sebagai lelaki tampan yang sayang dengan keluarga kini hancur, banyak perusahaan yang menarik saham dari perusahannya. Memang Rendra sudah punya perusahaan sendiri yang tentu saja berkat modal dari keluarga istrinya.

Kondisi Nimas saat ini sedang sakit karena terlalu banyak fikiran, apalagi semenjak berita perselingkuhannya dengan Rendra terungkap ke publik membuat semua orang menghujatnya habis-habisan. Sejujurnya ia hanya memanfaatkan Rendra untuk memenuhi semua biaya hidupnya, cintanya hanya pada Darwin namun sekarang berbeda.

Lelaki itu bahkan sejak kemarin selalu menolak panggilannya, Nimas memilih menyembunyikan dirinya di rumah. Sejak kemarin ia tidak berani keluar rumah karena banyak orang yang selalu menghinanya, fotonya sudah tersebar dimana-mana.

.

.

.

Di lain sisi, seorang laki-laki sedang sibuk mengetikan jarinya di keyboard. Lelaki dengan wajah tampan itu sibuk membaca sesekali mengetikkan sesuatu di keyboard komputer yang berada di depannya.

"Bian" panggil Stela yang baru saja masuk ke ruangannya.

Lelaki itu saat ini sedang berada di kantor perusahaan ayahnya, yang akan menjadi miliknya juga. Bian segera menutup layar komputernya saat melihat wanitanya datang.

"Kenapa sayang hmm?" Tanya Bian lalu menarik tubuh kecil wanitanya agar duduk di pangkuannya.

"Udah makan?" Tanya Stela yang tentu saja di jawab gelengan kepala oleh Bian.

"Aku bawain makanan buat kamu, tapi masih di siapin Danang" beritahu Stela, Danang adalah sekretaris pribadi Bian.

"Kamu kurusan" kata Bian merasakan pinggang Stela semakin mengecil.

"Iya, kemarin berat badan aku turun"

"Jangan mikirin apapun"

"Nggak sayang" jawab Stela.

"Lepasin deh, nanti kalau Danang liat gak enak"

"Biarin aja" Bukanya melepaskan pelukannya, Bian malah semakin mengeratkan pelukan mereka. Kepalanya sedikit pening karena terlalu lama menghadap layar komputer.

tok
tok

"Masuk" jawab Bian tanpa melepaskan pelukannya pada Stela.

"Pak ini makanan yang dibawa Bu Stela sudah siap"

"Taruh di meja sofa"

"Baik pak" lelaki itu dengan gesit memindahkan piring yang berada di nampan ke meja.

"Makasih Danang" kata Stela sebelum lelaki yang umurnya lebih tua dari mereka itu pamit pergi.

"Sama-sama Bu Stela"

"Gak boleh terlalu judes sama karyawan" tegur Stela pada Bian.
"Yaudah yuk makan dulu"

"Kamu juga makan" kata Bian lalu melepaskan pelukan mereka dan menggandeng tangan Stela untuk duduk di sofa yang mejanya sudah penuh dengan makanan.

Seperti BertransmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang