TUJUH BELAS

403 28 4
                                    

"Eliana sudah tidur," kata Leora begitu dia melihat Chakra masuk ke kamar.

Chakra menoleh ke Eliana yang saat itu tidur di atas ranjang mereka. "Dia tidur lagi sama kita?"

Leora mengangguk. Tentu dia tahu Chakra kecewa, sebab itu artinya Leora tak mau disentuh suaminya dengan anak mereka ada di sana.

"Aku ingin bicara."

"Tentang Kirani?" tanya Chakra sambil melepas pakaian kerjanya.

"Mengapa kau suka sekali menyebut namanya?" sahut Leora mengikuti Chakra yang berjalan ke kamar mandi. "Aku yakin, saat kalian menikah, kau tak mengucapkan namaku. Mengingat aku pun juga tidak, iya kan?"

"Dia perempuan yang sakit, apa yang kau harapkan dariku? Membunuhnya dengan membahas dirimu?"

"Kuharap begitu."

Chakra tersentak sesaat. "Kau ini. Apa yang mau kau bicarakan?"

"Nanti saja setelah kau mandi."

"Kau tahu, Leora?" Chakra menurunkan celananya. "Kita bisa melakukannya di sini."

Leora menolak untuk melihat ke bawah sana. Dia menggeleng dengan kemurungan melumuri wajahnya. "Aku ingin bicara dulu denganmu."

"Oke, aku akan mandi dengan cepat."

**

Chakra sudah dibalut piyamanya dengan rambutnya yang setengah basah. Dihampirinya Leora yang duduk di sofa dekat jendela. "Jadi apa yang mau kau bicarakan?"

"Aku sudah baik padamu, kan," sahut Leora datar. "Aku membiarkanmu masuk ke hidupku lagi, memberikan jabatan untukmu juga."

"Apa maksudmu?"

"Chakra." Leora menoleh. Dia menunduk, menarik napas kuat-kuat. Dia berusaha menyiapkan dirinya untuk jujur di hadapan Chakra.

Perlahan, dia mengangkat wajahnya, dengan matanya yang memandang Chakra dengan nanar. "Aku.. Aku yang menyebabkan... Aku membunuh Kirani."

Chakra terpaku sejenak, namun di detik kemudian dia tertawa.

"Ini bukan gurauan," kata Leora tegas.

Chakra menggeleng-gelengkan kepalanya. "Omong kosong apa ini, Leora? Aku tidak percaya kau dapat melakukannya. Sebelum Kirani meninggal, kau kan bersamaku di hotel."

"Aku bicara sungguhan!" Leora turun dari sofa, berlutut di hadapan Chakra. "Aku minta maaf... Saat itu.. saat kau tidur, aku pergi ke rumah sakit dan menyuruh perawat untuk mencabut alat-alat rumah sakit yang membantu Kirani hidup."

"Berdiri, Leora."

Leora menggeleng.

"Baiklah." Chakra tidak mau Leora seakan menyembahnya begitu. Dia duduk di lantai mengikuti Leora. "Siapa perawat itu?"

"Mana kutahu? Aku minta Pak Dion yang mengurus itu!"

"Akan kutanyakan padanya."

"Jangan.. Jangan libatkan dia.. Dia sudah seperti orangtuaku." Leora menarik tangan Chakra. Digenggamnya kuat-kuat. "Dan jangan laporkan aku. Aku ibu dari anakmu. Anggap saja ini.. kompensasi karena telah melahirkan dan merawat anakmu selama ini."

"Leora sayang, aku bahkan tidak percaya dengan ucapanmu soal kau membunuh Kirani. Bagaimana aku mau melaporkanmu?"

**

Malam itu Leora mimpi buruk. Apa lagi jika bukan berkaitan dengan Kirani. Dalam mimpinya, Kirani mendorongnya sampai dia terjatuh.

"Mau apa lagi... Aku sudah mengakuinya.. Bukan salahku dia tidak percaya!"

Kirani tak puas dengan jawaban itu. Dia menunduk di hadapan Leora, menjambak rambut Leora ke belakang. "Aku akan tetap datang sampai kau menyusulku!"

"Bedebah," desis Leora ketika kedua matanya terbuka. "Bahkan dalam mimpiku dia masih mengganggu."

Yang lebih mengejutkannya Chakra menyahut di dekatnya, "Siapa? Kirani?"

Leora menoleh padanya. Dilihatnya ranjang mereka. "Di mana Eliana?"

"Kuminta pengasuhnya untuk membawanya ke kamarnya."

"Aku ingin dekat dengannya.."

"Eliana baik-baik saja, Leora. Jadi.. tadi kau memimpikan Kirani?"

Kemarahan itu membakar hati Leora. "Berhenti menyebutkan namanya!"

"Kau terlalu benci padanya, karena itu kau tidak tenang."

"Dan bagaimana peselingkuh sepertimu bisa hidup tenang?" sahut Leora jengkel.

"Dengan fokus membahagiakan wanita yang saat ini ada di sampingku."

"Bahagia?" ulang Leora sinis. "Aku tidak bisa bahagia denganmu. Setiap melihat mukamu, aku teringat pada perempuan itu!"

"Ubah sikapmu," kata Chakra tegas. "Berhenti menjadi pendendam."

"Aku hanya bisa berubah jika pria yang kucintai dapat mencintai aku," jawab Leora terisak. Dia tak mau Chakra melihat air matanya.

Segera dibalikkannya tubuhnya. Ditariknya selimut sampai menutupi wajahnya.

"Leora...," gumam Chakra.. menyesal?

** I hope you like the story **

Cintai Aku, Chakra #CompletedWhere stories live. Discover now