SEMBILAN

895 60 24
                                    

Chakra tidak main-main dengan ucapannya. Dia menurunkan gaun pengantin Leora tak sabar. Begitu tubuh Leora terpampang nyata di hadapannya, dikecupnya leher perempuan itu, kemudian mulutnya turun ke dada Leora. Dia bermain cukup lama di sana, sampai kepalanya turun, turun dan...

Leora mengerang saat Chakra mengecup bagian sensitifnya di bawah sana. Pria itu tidak hanya mengecup. Dia mengulum, menggigit, memuaskan Leora dengan lidahnya...

"Chakra, aku mau.."

Chakra menghentikan apa yang dilakukannya. Dia naik ke atas, menatap Leora lekat-lekat. "Kau mau apa?" tanyanya dingin.

"Aku mau..." Dengan deru napas tak karuan, Leora melanjutkan, "Aku mau cepat masuk..."

"Tidak semudah itu, Sayang."

Chakra telentang di samping Leora, membuat Leora cemas. Dia pikir, Chakra tidak mau melakukannya di saat tubuh Leora bergejolak dengan napsu birahi. Leora memandang Chakra tatapan penuh permohonan.

Tangan pria itu merambat ke bawah. Dia memasukkan beberapa jarinya ke dalam tubuh Leora. Selama pria itu melakukannya, Leora mendesah dan Chakra membungkam mulut Leora dengan mulutnya. Dia mencium Leora sampai Leora mencapai klimaksnya.

"Apa kau ingin lebih, Leora?" bisik Chakra lembut. Tangannya masih di bawah sana, meraba-raba paha Leora.

Leora mengangguk.

"Aku tidak dengar suaramu."

"Chakra, cepatlah."

"Kau tidak sabaran." Chakra tersenyum, lalu mencium bibirnya lagi. Pria itu menurunkan retsleting celananya, melepaskan celana dan celana dalamnya dan menjatuhkannya ke lantai.

Dia pindah posisi ke atas tubuh Leora. Perlahan, dia masuk ke dalam Leora. Dimulai dengan kelembutan lalu ritmenya berubah menjadi menyentak, yang membuat keduanya mendesah tak karuan.

Mata Chakra tak berhenti menatap istrinya yang mengerjap-ngerjap. Tangan Chakra terjulur ke dada wanita itu. Dia meremasnya kuat-kuat. Sampai keduanya mencapai puncak, dia tak melepaskan dirinya.

Keegoisan itu tak pernah meninggalkan Chakra. Dia tak ingin Leora mendepaknya begitu saja. Karena itu, dia ingin menghamili Leora sekali lagi-koreksi-berkali-kali lagi, agar Leora berat pisah darinya.

Itu baru ronde pertama.

Dia akan membuat Leora lebih lelah daripada ini, bahkan sampai perempuan itu kesulitan berjalan. Desahan Leora, putingnya yang menegang, pahanya yang mengapit paha Chakra.. membuat Chakra tak ingin berhenti dari melakukannya.

Dia pun ketagihan menghabiskan malamnya bersama Leora.

Setelah keduanya terkapar lemas, di atas tempat tidur, Chakra menoleh pada istrinya. Dikiranya istrinya akan rebahan untuk waktu yang lama, namun di luar dugaannya, Leora turun dari tempat tidur tanpa menggunakan busana apapun.

Diperhatikannya istrinya yang berjalan ke dekat lemari. Dilihatnya Leora yang mengambil sebuah kotak, kemudian Leora melangkah ke tepi tempat tidur, ke dekat Chakra.

Mengejutkan Chakra, Leora mengeluarkan beberapa lembar dollar dari kotak itu ke wajah Chakra. "Setiap kita melakukannya, aku akan berikan kau uang, emas, dan barang-barang mewah," kata Leora menghinanya. "Kau bisa mengajukan cerai dariku jika kau keberatan, tapi sebagaimana yang kukatakan sebelumnya, jangan harap kau bisa berhubungan dengan anak kita."

Leora kemudian meletakkan kotak itu di meja samping tempat tidur. Chakra melihat sekilas kotak itu. "Dan itu apa?"

"Emas batangan," sahut Leora dingin. Dia kembali merebahkan dirinya di sebelah Chakra. Matanya terpejam. "Inilah aku, Chakra."

Chakra mengumpulkan uang yang berseliweran di wajah dan lehernya. Ditaruhnya semua uang itu di meja dekatnya, kemudian dia menoleh pada istrinya.

"Aku penasaran dengan cara apa lagi kau menghina suamimu, Leora," desisnya marah.

"Bagiku kau hanya ayah Eliana. Jangan kau anggap dirimu lebih dari itu."

"Tapi kenyataannya aku suamimu. Kita nikah di mata agama dan hukum, Leora!" sahut Chakra gemas.

"Apa..." Leora membuka matanya, menatap Chakra datar. "Apa yang kau inginkan dariku, Chakra? Kau sudah membuatku patah hati. Aku tak bisa menghargaimu lebih dari ayah Eliana dan laki-laki yang memuaskan aku."

"Apa kau akan menggunakan kalimat itu untuk menyerang aku, Leora? Mengingatkan aku bahwa aku telah menyakitimu?"

"Memang itu kenyataannya," sahut Leora keras. "Tak ada orang yang lebih jahat daripada kau di hidupku!"

"Apa kau tidak berpikir kau yang terlalu manja? Hingga ditolak orang sepertiku sangat menyakitimu?" Leora diam saja. Chakra melanjutkan, "Kau berlebihan, Leora. Daripada terus menghina suamimu, kenapa kau tidak move on? Kenapa tidak kau maafkan aku dan kita bisa bahagia?"

Semua yang aku lakukan di sini, kulakukan untuk Kirani, termasuk mendekatimu. Aku ingin mengubah nasibku menjadi orang kaya, agar suatu hari aku bisa membahagiakan Kirani dengan uang yang aku punya.

Bukan aku yang terlalu manja, pikir Leora jengkel. Tapi kaulah yang terlalu brengsek! Kau mengambil keperawananku. Kau menghamiliku. Kau meninggalkan aku. Kau membuat ayahku meni...

Move on dari perbuatan Chakra? Sadarkah Chakra bahwa dia telah merusak hidup orang lain?

"Aku tidak akan memaafkanmu," sahut Leora dingin. "Bukan aku tidak mau, tapi aku tidak bisa."

Leora tidak mau diajak bicara lagi. Dia membalikkan tubuhnya, memunggungi Chakra. Tanpa dilihat Chakra, air matanya mengalir. Bayangan ayahnya yang serangan jantung setelah dia memberitahu soal kehamilannya menghantuinya.

** i hope you like the story **

Cintai Aku, Chakra #CompletedWhere stories live. Discover now