Sedasa : Satu Hari di Thailand

9 1 0
                                    

*note dulu ya. Bab kali ini, tidak akan berfokus kepada keromantisan atau dua tokoh utamanya. Bab di sini, nanti mayoritas berisi tempat-tempat yang mereka datangi. Karena, aku memang secara khusus merancang bab spesial ini. Tetapi santai, masih tetap akan ada dialog/interaksi. Masih ada juga, romantis tipis-tipis kok. Selamat menikmati.
━━━━━

" Kamu itu loh, berangkat jam berapa kok masih pakai piyama? Nanti kalau Hamish datang, dan kamu belum siap-siap bakal ketinggalan pesawat. Jadi anak kok neko-neko* pakai pesawat komersial. " Hardik maminya Jalila kepada putrinya yang saat ini masih sibuk bermain ponsel dengan pakaian yang masih menggunakan piyama.

" Mi! Aku udah mandi, dan memang rencana cuma mau pakai piyama aja supaya tidak repot-repot. Asal pakai alis sama pakai gincu* udah cukup kok. " Sahut Jalila menjawab segala omelan sang mami, dan tentu saja, hanya dijawab decihan oleh sang mami.

Sesaat setelah Jalila selesai menjawab, ada dua pelayan perempuan yang membawakan koper dan juga tas dari merk ternama itu. " Permisi Nyonya dan Nona, ini koper dan juga tasnya sudah siap dan sudah kami bawa. Diletakkan di mana njih? " Tanya salah satu pelayan perempuan tersebut, kepada sepasang ibu dan anak yang sedang melakukan dia kegiatan berbeda itu.

" Tasnya letakkan sini saja, kopernya letakkan di luar. Karena, nanti akan pakai mobilnya Mas Hamish untuk ke bandara. " Jawab Jalila sembari meminta tas miliknya itu. Dan setelah mendengar jawaban dari Jalila, mereka berdua memutuskan untuk langsung membawa kopernya di depan rumah yang jaraknya cukup untuk disebut olahraga itu.

Setelah itu, keadaan hening sampai pukul enam lebih lima belas menit, Hamish datang dengan tampilan cukup fresh dan tentu saja, sangat tampan. Laki-laki dengan tinggi seratus sembilan puluh centimeter, dengan badan kekar tetapi tidak sekekar itu. Cukup lah, dengan celana jeans dan kaos polonya jangan lupa, beserta kacamata hitamnya yang masih bertengger tenang diatas hidung mancungnya itu.

" Tuh Nak Hamish sudah datang. Nak Hamish saja ganteng pakai pakaian santai seperti itu. Kamu kok pakai piyama, seperti Nak Hamish sedang menjaga anak kecil saja. " Ujar maminya Jalila, dan hanya Jalila jawab dengan wajah yang lelah. Tetapi, bagaimana tidak seperti anak kecil. Jika tinggi dari Jalila saja, hanya seratus enam puluh empat saja?

Tentu saja tinggi badan dengan selisih yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan milik sang kekasih. Tetapi sepertinya itu bukan sesuatu hal yang menghalangi mereka berdua, karena pada kenyataannya hubungan mereka terjalan dengan cukup lancar dan langgeng. Hamish yang hanya diam tetapi pengertian, Jalila yang cerewet, banyak mau, dan manja. Benar-benar kedewasaan Hamish melengkapi kekanakan Jalila.

Akhirnya setelah mendengar omelan atau lebih tepatnya petuah dari sang mami, mereka berdua memilih untuk langsung pamit dan bergegas untuk berangkat. Karena ditakutkan akan ketinggalan pesawat. Mereka berdua hanya pamit dengan maminya Jalila, karena anggota keluarga yang lain sidah beraktifitas bermacam-macam tepat pukul enam pagi tadi. Benar, karena hari Sabtu, mereka lebih memilih berkegiatan lebih dahulu sebelum sarapan.

Liburan sehari ala Jalila ini, sebenarnya turunan dari sang mami yang juga, memang sangat menyukai trip pendek seperti ini. Ditambah, sang papi juga hanya bisa iya iya saja tanpa menolak, sama persis seperti Hamish saat semalam secara mendadak Jalila menginginkan dirinya dan juga Hamish untuk liburan satu hari di Thailand. Dan untung saja, mereka mendapatkan penerbangan pagi.

Beruntung juga, karena Hamish ternyata sudah pulang dari kegiatan pekerjaannya itu, yang menyebabkan dirinya bisa menerima keinginan Jalila tanpa banyak protes. Semalam saat Hamish bertanya kepada Jalila, apakah dirinya sudah memesan kamar hotel atau bahkan reservasi di restoran. Maka Jalila dengan sangat tenang sudah melakukan dua hal itu, kecuali memesan tiket pesawat.

ANAK SEKOLAH [ COMPLETE ] Where stories live. Discover now